Acuhmu memang membuat rapuh, namun dari sana tulisan-tulisan saya terangkai. Berkatmu saya mendapat bakat. Rentetan puisi yang tertulis di buku harian saya, masih padamu dia menuju.
Saya tahu jika kita begitu berbeda. Kamu yang begitu kaku dan dingin takkan pernah cocok dengan saya yang pengganggu dan hangat, namun bukankah itu bagus jika disandingkan?
Jangan mendorong saya menjauh, percuma. Rasa yang saya miliki akan tetap utuh tak tersentuh. Bahkan ruangmu masih menjadi milikmu. Dinding yang saya bangun tinggi, belum ada yang dapat meruntuhkannya.
Dan saya, saya akan tetap di sini. Bertahan dengan rasa yang saya tunggu 'tuk mati dengan sendiri nanti. Menunggu kedatangan yang dapat menggeser posisimu di hati. Saya akan terus di sini, bersama mimpi bahwa hatimu dapat saya tempati.
Teruntuk paling yang tak pernah menjadi saling.
Tak usah hiraukan rasa saya, tak apa.
Saya hanya ingin kamu bahagia.
Dan jatuh cinta.—p.s
28 Maret 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
ruang ilusi ✓
Poetry𝙟𝙪𝙨𝙩 𝙖𝙣 𝙞𝙡𝙡𝙪𝙨𝙞𝙤𝙣 𝙖𝙗𝙤𝙪𝙩 𝙢𝙚 𝙖𝙣𝙙 𝙮𝙤𝙪. ❝Mari, 'kan kuajak dirimu menuju ruang ilusi. Bercerita dan berbagi suka duka bersama.❞ contains about part of (phosphenous) ruang ilusi ©2018, maruflaco