[Sepasang kata kita]
Aku menemukanmu di antara kata-kata. Pada kalimat yang mengajakku berkelana. Menyusuri garis buku dengan goresan tinta. Hingga tiba di halaman tempat kita bersua.
Aku mulai terjatuh dan tenggelam.
Pada kedua netramu yang terdalam
Bahkan bukan bayangmu saja yang bersemayam. Hadirmu adalah hangat dari dinginnya nestapa malam.Dunia terlalu sempit untuk kisah kita
Segala kebetulan membuat rasa mengalir seadanya. Seumpama nanti kita adalah garis yang ditakdirkan. Dengan sumpah aku akan menjagamu dalam pelukan.Menjadi teman di setiap duka dan bahagiamu. Menjadi penadah tumpahnya air matamu. Sebab kita adalah sepasang kata-kata
Yang jatuh dan tenggelam di antara bunga-bunga.Bagai bunga sakura yang bermekaran di musim semi. Kamu menjelma warna di kelamnya kanvas patah hati
Dalam doaku—bukan lagi tentang ingin memiliki. Sederhana saja, aku hanya tak ingin musim ini berganti.Hingga kita menjadi akhir dari sebuah buku. Dengan segala rasa yang enggan membeku. Kata-kata adalah penawar luka yang selalu singgah. Dan k i t a adalah takdir yang tak bisa disanggah.
—p.s
19 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ruang ilusi ✓
Poetry𝙟𝙪𝙨𝙩 𝙖𝙣 𝙞𝙡𝙡𝙪𝙨𝙞𝙤𝙣 𝙖𝙗𝙤𝙪𝙩 𝙢𝙚 𝙖𝙣𝙙 𝙮𝙤𝙪. ❝Mari, 'kan kuajak dirimu menuju ruang ilusi. Bercerita dan berbagi suka duka bersama.❞ contains about part of (phosphenous) ruang ilusi ©2018, maruflaco