137

435 24 0
                                    

Terima kasih sudah menghadiahi luka yang tak disengaja.

Sedari awal asmara hanya sebuah lelucon tuk menemani sunyinya malammu. Aku yang terlanjur menyelam rasa, menerimamu dengan berbagai asa. Berharap hanya aku saja yang menjadi pujaan.

Namun, kecerobohanku (menerimamu) ialah luka yang sedang aku tanam. Perlahan sakit semakin terasa, tapi kau enggan percaya, padahal itu ulahmu yang tak menganggapku ada. Aku hanya bisa diam tuk meredakan masalah, berharap menemukan jalan keluar selain berakhir pisah.

Sudah kuberi lebih dari satu kesempatan tuk memperbaiki kesalahan. Namun, sampai sekarang kau hanya menambah pikiran dengan alasan tak masuk akal, lalu pergi dan kembali sesuka hati.

Ini, aku yang terlalu perasa atau kau yang tak punya rasa?

⁠—p.s

16 Agustus 2020

ruang ilusi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang