Karena melepaskan bukan berarti merelakan—
Memposisikan diriku sebagai orang yang pernah terluka dan sekarang aku merasa patah. Sekejap hilang semua percaya yang kurangkai sedemikian rupa hanya karena tingkahmu yang tak kusangka-sangka. Segala yang ada kini hancur tak bersisa.
Kau terus membanjiri isi otakku, merubah yang hening menjadikannya terasa bising. Hingga perlahan air mataku mengering sebab kita merasa begitu asing. Aku mulai nyaman bersandar pada dinding, sembari mengumpulkan ingatan berupa puing-puing. Perasaanku terombang ambing mengiri langkah kita yang saling menguatkan diri masing-masing.
Siapa sangka nyatanya kuatku tak begitu utuh. Meski seberusahaku mencobanya acuh, namun padamu hatiku tetap jatuh. Sebelum langkahmu terlalu jauh, aku rela bersimpuh menyerah pada rindu. Aku tak bisa mematikan sesuatu yang seharusnya tumbuh. Kemarilah jika kau ingin membasuh asal pastikan niatmu bersungguh-sungguh.
—p.s
22 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ruang ilusi ✓
Poetry𝙟𝙪𝙨𝙩 𝙖𝙣 𝙞𝙡𝙡𝙪𝙨𝙞𝙤𝙣 𝙖𝙗𝙤𝙪𝙩 𝙢𝙚 𝙖𝙣𝙙 𝙮𝙤𝙪. ❝Mari, 'kan kuajak dirimu menuju ruang ilusi. Bercerita dan berbagi suka duka bersama.❞ contains about part of (phosphenous) ruang ilusi ©2018, maruflaco