Sebelum rasa menjadi tidak sewajarnya, aku ingin kita kembali pada diri masing-masing. Menetralkan rasa, pola pikir, sampai cara kita bangun di pagi hari tanpa ego yang kerap membelenggu diri.
Malam-malamku pernah begitu bercahaya dengan gemintang yang memenuhi pandangan netra, tanpa ada gigantik yang merasuki nalar, tanpa suara-suara kematian yang menelusup memasuki kamar. Tapi setelahnya ibuku berkata, bahwa akhir-akhir ini aku terlalu sering mengeluarkan air mata, menutup tirai, dan mencintai temaram.
—p.s
24 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ruang ilusi ✓
Poesía𝙟𝙪𝙨𝙩 𝙖𝙣 𝙞𝙡𝙡𝙪𝙨𝙞𝙤𝙣 𝙖𝙗𝙤𝙪𝙩 𝙢𝙚 𝙖𝙣𝙙 𝙮𝙤𝙪. ❝Mari, 'kan kuajak dirimu menuju ruang ilusi. Bercerita dan berbagi suka duka bersama.❞ contains about part of (phosphenous) ruang ilusi ©2018, maruflaco