Kutulis sajak kusut ini di sebuah sudut kamarku, tanpa alas apa-apa hanya aku dan pikiran yang melayang-layang di udara kubiarkan mereka terbang mengangkasa tanpa ada altar persinggahan tempat mereka berdebam kencang; tersingkap kenyataan kelam.
Aku pernah begitu peduli, tanpa memikirkan diri sendiri. Jika hanya sekedar menumpuk mimpi, kau bisa langsung segera pergi. Dan malamku akan kembali dengan begitu sempurna lagi, walau harus kuulang cerita awal tanpa kau lagi yang di sisi.
Kubuat pernyataan menusuk relung hati, sebelum kata kita menjadi jauh lebih berarti. Sebelum kau mulai memasuki dunia mimpi, sebelum aku hidup dalam akara yang hanya menyakiti diri sendiri.
Ini adalah kesalahan besar dalam sajakku, menulis kisah yang tak pernah dalam genggaman. Menjadikanmu sebagai sebuah rasa yang sulit diterka; aku memaksa— sebelum kita jadi apa-apa.
—p.s
28 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ruang ilusi ✓
Poetry𝙟𝙪𝙨𝙩 𝙖𝙣 𝙞𝙡𝙡𝙪𝙨𝙞𝙤𝙣 𝙖𝙗𝙤𝙪𝙩 𝙢𝙚 𝙖𝙣𝙙 𝙮𝙤𝙪. ❝Mari, 'kan kuajak dirimu menuju ruang ilusi. Bercerita dan berbagi suka duka bersama.❞ contains about part of (phosphenous) ruang ilusi ©2018, maruflaco