[Teruntuk tuan abjad terakhir]
Saat aku merangkai sajak ini,
Di luar sana hujan luruh dengan rintiknya yang merdu.
Di dalam hatiku ‘pun timbul tunas-tunas rindu.Saat aku merangkai sajak ini,
Tentunya di sana kamu sedang sibuk dengan urusanmu,
dengan rutinitas yang di dalamnya tidak lagi ada aku,
dengan hari-hari yang mungkin sangat menyenangkan bagimu,
sebab tidak ada lagi aku yang senang mengganggu.Saat aku merangkai sajak ini,
Dengan suara lirih aku memanggil namamu.
Berharap angin menyampaikannya padamu.
Barangkali, ia mau berbaik hati sedikit saja kepadaku.
Lalu mengetuk pintu rumahmu—
juga pintu hatimu.—p.s
22 April 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
ruang ilusi ✓
Poetry𝙟𝙪𝙨𝙩 𝙖𝙣 𝙞𝙡𝙡𝙪𝙨𝙞𝙤𝙣 𝙖𝙗𝙤𝙪𝙩 𝙢𝙚 𝙖𝙣𝙙 𝙮𝙤𝙪. ❝Mari, 'kan kuajak dirimu menuju ruang ilusi. Bercerita dan berbagi suka duka bersama.❞ contains about part of (phosphenous) ruang ilusi ©2018, maruflaco