Aku ingin kembali saat kita pertama berjumpa.
Aku akan menahan radarku agar tidak menemukanmu. Menahan segala debaran jantung, karena hanya sesaklah yang ada di ujung.
Aku tidak akan menatap netramu lekat-lekat. Tidak akan menjadikanmu sebagai poros duniaku berjalan.
Ketika kita berjumpa, aku hanya akan melanjutkan langkah kakiku saja. Aku tidak akan menghambur dalam pelukanmu dengan rona bahagia.
Aku hanya ingin kembali,
Karena aku sudah terlalu larut dalam canda tawa yang kamu beri. Rasaku juga sudah terlalu dalam sampai kecewa kerap menemani.
Aku rasa ikatan kita sulit— tidak akan berhasil.
Sebab kamu terlalu rumit untuk dunia yang kuanggap sempit. Atau sebab aku yang terlalu cepat jatuh hati padahal rasamu belum pasti.
Aku hanya ingin kembali saat kita baru pertama berjumpa sebab aku tahu,
Kamu hanya main-main; sekadar menyapa lalu pergi.—p.s
17 Mei 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
ruang ilusi ✓
Poesía𝙟𝙪𝙨𝙩 𝙖𝙣 𝙞𝙡𝙡𝙪𝙨𝙞𝙤𝙣 𝙖𝙗𝙤𝙪𝙩 𝙢𝙚 𝙖𝙣𝙙 𝙮𝙤𝙪. ❝Mari, 'kan kuajak dirimu menuju ruang ilusi. Bercerita dan berbagi suka duka bersama.❞ contains about part of (phosphenous) ruang ilusi ©2018, maruflaco