HAOOOO HAOOO HAIIII. MAU BASA BASI TAPI KELUPAAN HEHE. YAUDALAH HAPPY READING!!!!JANGAN LUPA VOMENT SALAM TITIK DUA BINTANG.
Arfa membanting tubuhnya di ranjang king size kamarnya. Hari ini ia merasa sangat lelah.
Apalagi mengingat kemarin dia beradu mulut dengan perempuan gila yang benar-benar mengusiknya.
Kedatangan Clara dalam hidupnya membuat mood dalam dirinya menanjak. Soalah tak berhenti dari situ saja, perempuan senewen itu bahkan mampu membuat dirinya terdiam karena kemarin Clara telah memahami materi tersebut dengan baik.
Tunggu dulu! Kenapa pikirannya dipenuhi perempuan ugal-ugalan itu? Ahhh sepertinya virus gila dari Clara sudah menyerang tubuhnya.
Getaran ponsel di meja membuat Arfa terbangun, Arfa mengeryit saat melihat pesan yang dikirimkan seseorang. Notif pesan dari orang itu muncul terus-menerus.
"Clarakusumaliana," gumamnya.
Ah Arfa tau ini siapa! Perempuan yang tadi sempat memenuhi otaknya itulah yang tak henti-hentinya menotif linennya.
Karena berisik, Arfa memutuskan membuka room chat, membaca pesan itu membuat Arfa mendegus kasar.
Woiii!
Yuhuuuu
Arpaaaa!
Diamanakah kau kini?
Aku mencarimuuu arda
Ehhh typo
Aku mencarimu Arpaaaa!
ASSALAMUALAIKUM WAHAI MANUSIA CIPTAAN TUHAN!
WAALAIKUMSALAM!
bacot! Diem lo!
Setelah itu Arfa menaruh kembali ponselnya di atas meja dan memilih membaringkan tubuhnya yang letih.
Suara notif line itu datang dengan brutal, Arfa menutup kedua telinganya dengan bantal. Hingga notif tersebut berhenti.
"Berisik banget, sih, tuh cewek!"
Arfa membenarkan posisi tidurnya agar nyaman. Matanya ia pejamkan dan ia sedikit mulai terlelap.
Drrrt drttt drttt.
Affa langsung menyibak selimutnya dengan kasar, ia raih ponselnya lalu dengan kesal ia geser tombol terima yang tertera di layar ponsel.
"BERISIK GOBLOK! DIEM BISA GAK?! GANGGU MULU LO ITU!"
Di seberang sana Clara sontak menjauhkan ponselnya dari daun telinga ketika mendengar teriakan Arfa.
Bukannya salam terlebih dahulu, ini malah sudah ngegas!
"Assalamualaikum dulu kali woi! Main teriak aja!"
"Dapet id line gue dari siapa lo?!"
"Waalaikumsalam," jawab Clara sendiri karena salamnya tak dijawab oleh Arfa.
"Dapet dari kak Aldo hehe," lanjutnya sambil nyengir.
Sialan -batin Arfa.
Arfa hendak mematikan panggilan itu tapi suara pekikan Clara membuatnya terhenti.
"Ehhhhhh Arfa! Jangan diem mulu dong, Clara berasa gak guna nelfon Arfa."
"Emang gak guna!"
"Arfaaaa... Clara laperrrr."
"Trus urusannya sama gue?"
Terdengar decakan sebal dari seberang sana "Ish! Gak peka banget ,sih, jadi cowok. Kalo ada cewek bilang laper ,ya, berati kamu harus beliin makanan lah!"
"Lo siapa gue berani nyuruh?"
Clara terdiam tapi kemudian berseru. "Clara calon pacar Arfa deh gapapa!"
"Gak sudi!"
Setelah itu Arfa memutuskan panggilannya secara sepihak. Ia mengaktifkan mode silent pada ponselnya agar Clara tidak dapat mengganggunya lagi.
Sekarang ia berusaha untuk tidur kembali, ia terus memejamkan erat-erat matanya. Dan sudah beberapa menit ia berusaha dan gagal.
Dengan kesal Arfa menyibakkan selimutnya bahkan mengubah posisinya duduk di tepi ranjang. Ia mengusap kasar wajahnya, mendadak ia tidak bisa tidur.
Sebenarnya siang ini benar-benar melelahkan, entah mengapa Arfa jadi seperti ini, apa mungkin karena bertemu dengan mahluk berisik seperti Clara yang mulai mengusik hari-harinya dan memenuhi pikirannya?
Menyerah dengan usaha tidur siang, Arfa memilih untuk ke dapur. Ia memasak nasi goreng seafood dengan telaten. Hampir setengah umurnya hidup sendiri membuat Arfa bisa melakukan aktivitas secara mandiri.
Mulai dari masak, mencuci baju, membersihkan rumah, bahkan bercocok tanam. Ia lakukan sendiri tanpa memperkerjakan orang untuk membantunya.
Tanpa sadar Arfa memasak nasi goreng kebanyakan, ia lalu menyajikan sepiring nasi goreng untuk di makannya lalu memutuskan untuk memakan sisanya nanti malam. Arfa berjalan menuju ruang tengah, ia menghidupkan TV dan mulai menonton acara kesukaannya. Menonton pertandingan basket.
Saat hendak menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya, sebuah ketukan pintu terdengar.
"Kayaknya gue kelupaan gembok pagar rumah."
Arfa memutuskan untuk menyimpan suapan tersebut dan melangkah menuju pintu. Mungkin saja itu sebuah paket kirimannya yang datang.
Betapa terkejutnya Arfa ketika membuka pintu melihat Clara sudah berdiri sambil menyengir, bahkan perempuan di depannya itu melambaikan tangan dan menyapanya.
"Ngapain lo kesini?!"
Ngegas lagi, pikir Clara.
"Mau numpang makan--" Clara menutup mulutnya yang keceplosan. "Ehh maksud Clara, emm mau nanyain soal geografi, susah banget materi peta. Menghitung kontur, kemiringan lereng, bahkan masih banyak lagi. Besok ulangan soalnya..."
Dan alasan itu membuat Arfa menghela napas panjang. Apakah tidak ada sehari saja waktunya untuk tenang?
Kruyuk kruyukkkk...
Clara kontan memegangi perutnya, ia menatap Arfa dengan tatapan kaget, kaget karena suara perutnya menginterupsi kesunyian dengan kencang. Bahkan ia melihat sudut bibir Arfa berkedut, mungkin menahan tawa?
ASTAGA MALU!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Teen FictionAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...