HAI HAI HAIII JANGAN LUPA VOMENT.EKSPRESI CLARA KETIKA DENGER IDE FINO YANG KELEWAT SIALANNYA. MAU SENYUM KARENA FINO CEPET DAPET IDE TAPI JUGA KESEL KARENA IDE FINO YANG NGESELIN.
Arfa berada di ujung rooftop bersama kursi panjang yang ia gunakan untuk bebaring. Ia mendongak menatap langit sedikit memincing. Tiba-tiba sebuah tangan menghalangi sinar matahari yang menerpa matanya. Arfa tertegak dan langsung menampis tangan tersebut.Clara yang menerima kembali perlakuan kasar Arfa mendadak tertegun.
Kenapa Arfa? Apa dia sedang PMS? Atau apa?
"Kasar." gumam Clara.
"Pergi." titah Arfa dingin.
Clara langsung mendelik. "Lho! Kok jadi begini lagi kamu?!"
"Pergi."
Clara duduk di sebelah Arfa tanpa permisi membuat Arfa menatapnya tajam. "Gue bilang pergi." sarkasnya.
Clara menggeleng.
Geram, Arfa mengatasinya dengan menarik napas dalam-dalam. Menghadapi spesies seperti Clara harus dengan cara yang berbeda.
"Gue yang pergi atau lo yang pergi?"
Clara menoleh menatap Arfa seraya menangkup pipi Arfa. Sangking bingungnya Clara meneliti wajah Arfa baik ke kanan, ke kiri, ke atas maupun ke bawah.
Kenapa Arfa kembali dingin seperti dulu? Apa ada yang salah.
Arfa menampis kasar tangan Clara buat si empu terkejut.
Arfa berdiri sejenak lalu melangkah. Tapi sebelum melangkah ia berucap. "Jangan ikutin gue."
Arfa sadar bahwa Clara akan mengikutinya, maka dari itu Arfa memperingatinya terlebih dahulu.
Clara yang hendak berdiri mendadak terhenti. Ia menatap punggung Arfa yang menghilang hingga di balik pintu.
Clara duduk termenung dan mendongak menatap langit sedikit memincing.
"Ma... Arfa lagi PMS ya? Apa lagi kesurupan?" ucapnya bermonolog.
Sejurus kemudian badannya tertegak, matanya langsung menatap pintu rooftop. "Apa emang bener lagi kesurupan?! Kesurupan hantu taman belakang kali ya?! Clara harus sembuhin Arfa!" setelah itu Clara dengan secepat kilat mengejar Clara, mengabaikan jam pelajaran yang masih berlangsung.
Arfa berjalan dengan santai menuju taman belakang sekolah serta tak lupa mengendong taasnya di bahu kanan. Ketika sampai di taman belakang segeralah Arfa bersiap kabur. Melempar tas keluar dan melompat tinggi adalah perbuatan yang sering ia lakukan. Saat membolos tepat ya.
Arfa merasa aneh melihat Clara hari ini, entah mengapa perasaannya mendadak sensitif dan ia tidak dapat mengontrol emosinya sendiri. Cpara memang menyebalkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Ficção AdolescenteAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...