PERMISIII, TENGAH MALEM GINI UPLOADNYA HAHA. KAGAK BISA TIDUR AUTHORNYA. EHHH IYAA INI AGAK PANJANG YA.
HAPPY READING
Setelah membereskan beberapa kekacauan yang di ciptakan, Clara langsung mendudukkan dirinya di sofa. Lelah sekali membereskan semua kekacauan yang ada!
"ARFA!"
Tidak ada sahutan membuat Clara beberapa kali berteriak memanggil sang pemilik rumah, hingga sudah kesekian kalinya tetap tidak ada sahutan dari Arfa.
Kemana perginya Arfa? Apa dia meninggalkannya di rumah sendiri? Hujan lebat begini? Atau Arfa tertidur di kamar mandi?
Buru-buru Clara mengecek keberadaan Afra di kamar mandi, tapi saat membuka pintu kamar mandi ia tak mendapati keberadaan Arfa.
Kemana Arfa? Apakah dia di taman belakang? Apa dia di kamar tidur? Apa dia diculik hantu rumah? Atau hantu perumahannya?
Clara kalut, badai seperti ini membuatnya kelimpungan. Hingga tujuan terakhir Clara adalah kamar Arfa. Ia buka pintu itu sambil hendak meneriaki nama Arfa tapi mulutnya hanya terbuka saja, panggilan yang hendak ia ucapkan melayang begitu saja ketika dirinya melihat Arfa tengah memakai headphone dan tertidur di meja belajar.
Clara mendekati Arfa lalu dengan perlahan ia lepaskan headphone dari kepala Arfa. Suara bedebam lagu dari headphone itu menarik perhatian Clara sehingga Clara menempatkan benda itu di telinganya. Tak sampai sedetik ia langsung mencopotnya.
Setelah meletakkan benda itu perlahan di meja belajar Arfa Clara langsung mengusap telinganya.
"Pantesan nggak denger teriakan Clara. Musiknya gak bisa nyelooo,sih!"
Lalu Clara menarik ponsel Arfa guna mematikan lagu, matanya membelalak melihat layar ponsel Arfa. Disana menampilkan volume musik yang di putar. Kalian tau, volume maximal yang Arfa setting.
Apakah telinganya tidak sakit? Hebat sekali. Apa setelah ini Arfa menjadi tuli? Tidak-tidak! Kasian sekali jika Arfa tampan ini tuli.
Tunggu! Tampan?! TAMPAN?!
TIDAKKKKK!!!!
Clara meruntuki anggapan itu namun melihat Arfa menggeliat tidak nyaman membuat tangan Clara terulur mengambil selimut dan menyelimuti Arfa.
Entah karena iseng, balas dendam atau absurd Clara berkeinginan mengoleksi helaian rambut Arfa. Dengan perlahan tapi pasti Clara menarik sehelai rambut Arfa membuat si empunya berjengit kaget namun tetap terlelap.
Mungkin Arfa lelah menghadapinya, begitulah pikir Clara. Clara menengok jam dinding dan ternyata sudah jam empat sore.
"Astaga! Papa!"
Clara ingat satu hal! Satu hal yang bisa-bisanya ia lupakan!
Ulang tahun Tio! Papanya!!!
Dengan terburu-buru Clara menuliskan sesuatu di sticky note kemudian menempelkannya di kening Arfa. Setelah itu ia pergi keluar kamar Arfa dan pulang.
Clara kini berdiri di teras rumah Arfa sambil mengusap lengannya karena hujan badai ini membuatnya kedinginan. Ia menoleh ke kiri dan kanan siapa tau ada payung menganggur. Tapi ternyata tidak ada.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Fiksi RemajaAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...