TAK MENYANGKA

11.1K 521 3
                                    

HALO! Jangan lupa dukung Fia dengan vote dan follow akun ini 🤗

Yuk berinteraksi sama Fia di kolom komentar, xixi. Jangan lupa juga untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙌

Follow instagram @rubanabe dan share pengalaman kalian baca cerita ini 😚😍

Jangan lupa tag @rubanabe.
Selamat Membaca! Sampai jumpa!

🐣🐣🐣

Clara mengipasi hidungnya yang masih terasa panas membakar. Semua ini gara-gara Tara!

Lihat saja sekarang sudah jam pulang sekolah, tapi Tara malah menyuruhnya menunggu hingga selesai futsal. Sungguh menyebalkan!

Jika tak ingat bahwa Tio menyuruhnya menurut pada Tara, mungkin saat ini Clara sudah berbaring manjah di rumah.

Tadinya Clara sempat ingin menyuruh Hasan, Sela, Gea, dan Fino menemaninya menunggu Arfa. Namun, Clara sadar bahwa ia tidak seharusnya bergantung keterlaluan pada teman-temannya. Pasti mereka juga ada kesibukan lain.

Clara merasa harus belajar memahami situasi, tak seharusnya Clara egois selalu minta ditemani bukan?

Clara beranjak dari tempat duduknya membuat Tara menghentikan latihannya dan meneriaki nama Clara.

"Ra!" Clara menoleh. "Mau kemana?"

"Beli cilok!" setelah menjawab pertanyaan Tara langsung saja Clara melangkah mengabaikan panggilan Tara.

"RA! NITIP MINUM!" Tara berdecak kala mendapatkan respon Clara berupa kibasan tangan acuh Clara.

Dasar sepupu tidak perhatian!

🐣🐣🐣

Clara melewati ruang osis yang masih terlihat ramai karena para anggota osis masih rapat, Clara berusaha mengintip dari jendela seraya memperhatikan kegiatan mereka. Terlihat Aldo tengah menjelaskan beberapa acara yang tertulis pada papan tulis ruangan tersebut.

Karena penasaran, Clara meliarkan pandangannya, mengamati ruangan osis. Tanpa sadar semua orang dalam ruangan itu menatap Clara, tetapi Clara belum menyadarinya.

'Jadi gini toh ruang osis itu. Gak jelek-jelek amat sih. Tunggu itu apa? Sofa? Wahhh sial! Kenapa Clara nggak ikut osis yaa dulu. Kan Clara bisa selonjoran tiap hari!' batinnya menyesali kesalahan tidak mengikuti pemilihan anggota osis dahulu.

Merasa janggal, Clara menjatuhkan tatapannya ke tengah ruangan. Dia mengerjap gemas ketika mendapati semua anggota osis menatapnya bingung, termasuk Aldo.

Clara meringis dan menunduk sebentar seraya berucap minta maaf dengan gerakan mulut. Ia melangkah mengendap-endap karena tertangkap basah mengintip. ASTAGA MALU!

Merasa sudah aman Clara menegakkan tubuhnya kembali, sambil meruntuki kejadian tadi. Cewek itu sampai di pelataran parkir dan mendapati gerobak cilok di seberang. Clara mempercepat langkahnya ketika melihat pedagang cilok di seberang sana sedang berkemas.

"Bang! Bang!" penjual cilok itu menghentikan aktivitas berkemasnya lalu menatap Clara.

"Mau beli neng?"

Clara mengangguk dan mengambil uang di saku. "Lima ribu ya bang."

Setelah beres dengan urusannya, Clara kembali memasuki kawasan sekolah sambil mencomot cilok yang masih panas.

Kenapa sekolahnya sepi begini sih?! Ini kan masih sejam setelah bel pulang berbunyi.

Di tengah koridor Clara celingak-celinguk, merasa sepi lantas Clara meletakkan bungkus cilok dan tas ranselnya di kursi depan sebuah kelas.

'Mumpung sepi, mendingan joget dulu ah!'

Clara mengikat rambutnya dengan kunciran rambut yang ia kenakan sebagai gelang. Setelah dirasa cukup ia mengeluarkan ponselnya dari saku rok abu-abu dan menyetel sebuah lagu.

Clara melakukan pemanasan sebelum menari, setelah cukup Clara mulai mengerakkan tubuhnya sesuai dance yang kemarin ia pelajari dari youtube.

Lagu 'taki-taki' mengalun selaras dengan gerakan Clara. Cewek itu terlihat begitu menikmati musik yang diputar. Sangking asiknya, Clara tidak sadar ada dua orang yang ternyata sedang mengamatinya.

Parahnya, Clara tidak menyadari bahwa dia sedang menjadi bahan pembicaraan dua orang yang memperhatikan kegiatannya tersebut.

Hanis melongo melihat kemahiran Clara. Bahkan dia sampai bertanya pada Vivi --teman disebelahnya-- untuk memastikan apakah itu Clara yang suka merecoki Arfa selama ini?

"Clara?" taya Hanis, kesekian kalinya.

Vivi mengangguk. "Iya si Clara itu," jawabnya, sama-sama memberi respon seperti Hanis.

Hanis menggelengkan kepalanya dan mempertajam penglihatannya.

"Kesurupan?" gilaran Vivi yang merasa heran melihat sosok lain pada diri Clara yang bar-bar.

"Nggak deh. Liat aja dia nikmatin banget lagunya," ucap Hanis.

Keduanya memperhatikan Clara dengan sangat fokus, bahkan sangking fokusnya beberapa kalimat pujian meluncur begitu saja. Tak hanya itu, decak kagum juga mereka hadiahkan kepada Clara. Astaga, mereka masih belum percaya Clara punya bakat terendam semenarik ini.

Tiba-tiba Vivi dan Hanis saling menatap, pikiran mereka bersatu. Dan saat hendak menghampiri Clara untuk memintanya berpartisipasi di acara prom night nanti, sebuah getaran di saku Hanis menghentikan langkah.

Ternyata itu sebuah panggilan dari Aldo yang memintanya untuk segera kembali ke ruang osis. Mungkin rapat akan segera berakhir, maka dari itu Hanis dan Vivi mengurungkan niatnya untuk menghampiri Clara.

Mereka berdua akan mendatangi Clara besok, semoga saja Clara mau berpartisipasi.

🐣🐣🐣

NAH SI CLARA NARI TAKI-TAKI ITU BELAJAR DARI YOUTUBE, DAN TARIANNYA DARI YANG DI MULMED ITU.

ARCLA (Monochrome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang