HALO! Jangan lupa dukung Fia dengan vote dan follow akun ini 🤗
Yuk berinteraksi sama Fia di kolom komentar, xixi. Jangan lupa juga untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙌
Follow instagram @rubanabe dan share pengalaman kalian baca cerita ini 😚😍
Jangan lupa tag @rubanabe.
Selamat Membaca! Sampai jumpa!🐣🐣🐣
Suasana begitu awkward. Dua orang yang tadinya sibuk berdebat kini terdiam dan saling melirik. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.
Clara dan Mona saling melirik, ketika tatapan mereka bertemu maka secepat mungkin keduanya membuang muka.
Aiya! Sebuah informasi bahwa tadi keempat teman Clara sempat meramaikan UKS, termasuk Fino yang tadinya membantu Fani menunggu jemputan untuk pulang lebih awal karena kejadian pembullyan yang cewek itu dapatkan.
Namun, saat dokter petugas UKS menyuruh mereka semua keluar dan hanya memperbolehkan satu orang saja yang menjaga maka Hasan langsung meminta tolong pada Mona agar menjaga Clara sebentar dengan alasan keempatnya akan menghadiri classmate yang ditugaskan ketua kelas untuk mereka.
Padahal yang ikut hanya Hasan saja, yang lainnya menemani Hasan.
Awalnya memang Mona malas dan menolak tegas, tapi melihat Hasan yang jarang minta tolong padanya, melihat Gea menatapnya teduh, dan keakraban Sela yang jarang ia terima membuat Mona luluh akhirnya memutuskan setuju menjaga Clara.
Karena idak nyaman dan bosan dengan suasana awkward, Clara berdecak kesal dan bersuara.
"Bosen Clara! Canggung banget berduaan sama Mona," ungkapnya.
Mona mengangguk menyetujui ucapan Clara."Gue juga."
Setelah itu suasana kembali hening, akhirnya Clara terbatuk ringan. "Makasih," ucapnya kelewat cepat.
"Ngomong apasih lo?"
"Makasih," ulang Clara, secepat sebelumnya.
"Apaan sih! Gak jelas! Jangan cepet-cepet."
Clara menarik napas dalam-dalam. "Te ri ma ka sih!"
Mona tidak tahu mengapa ujung bibirnya reflek tertarik membentuk senyuman kala mendengar Clara berterimakasih padanya.
"Gue minta maaf," kata Mona.
"Lah?! Harusnya kamu bilang 'sama-sama' ke Clara, bukan malah minta maaf," balas Clara.
Mona berdiri membuat Clara langsung duduk karena takut-takut Mona melakukan sesuatu hal yang tak terduga, bisa saja Mona membalikkan ranjang UKS yang di tempatinya bukan?
Tapi dugaan itu salah besar! Mona malah mengulurkan tangannya.
"Gue minta maaf soalnya kemaren-kemaren bikin lo marah, ngajak ribut dan lainnya."
Clara mengeryit melihat perubahan Mona, ia menatap uluran tangan Mona bergantian dengan wajah Mona.
Mona mengangguk dan tersenyum lalu mengendikkan uluran tangannya pada Clara. Clara menerima uluran tangan Mona, mereka berdua berjabat tangan.
"Makasih juga udah bantuin adik gue."
"Maksudnya?"
Mona memeluk Clara membuat Clara mendelik dan mematung.
"Lo udah selamatkan adik gue, bahkan ngelindungin dia pas kena bully beberapa kali. Gue minta maaf karena adikk gue bikin lo berantem sama kak Arfa."
Otak Clara dipaksa mencerna ucapan Mona, kernyitan dan kerjapan mata menemani otak Clara ketika berpikir keras memahami ucapan Mona. Setelah menyusun penjelasan diotaknya, Clara langsung mengurai pelukan Mona.
"Jadi Fani--"
Mona mengangguk, seolah tau maksud Clara, "Fani adik gue," potongnya.
Clara menutup mulutnya, tidak percaya dengan kenyataan bahwa Fani yang jadi korban bullying itu punya kakak model Mona.
"Fani yang kalem itu adik lo?!" tanya Clara, berusaha memaastikan.
Mona mengangguk mantab seraya tersenyum bangga menatap Clara.
"Kasian Clara..." lirih Clara.
"Maksud lo?" tanya Mona.
Clara menatap serius Mona, telunjuknya menunjuk ujung rambut sampai ujung kaki Mona. "Punya kakak model kayak lo," ucapnya.
"SIALAN YA LO, RA!"
🐣🐣🐣
YAAMPON! BARU AJA AKUR ISH!
CLARA EMANG YAAAAKKK!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Fiksi RemajaAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...