MALAS.

11.2K 598 33
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe DAN SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)

VOTE DAN KOMENNYA DONG MANAAAA

HAPPY READING!

🐣🐣🐣

Pagi ini Clara datang lebih terlambat daripada biasanya. 

Cewek itu terlambat lima puluh menit dan malah melangkah dengan santai melewati gerbang sekolah yang entah sejak kapan terbuka lebar. Padahal biasanya gerbang akan tertutup rapat. Mungkin ada kendaraan guru atau kepala sekolah yang baru masuk atau baru keluar dari area sekolah. Entahlah, Clara tidak ingin memikirkan lanjutannya.

Melihat kondisi Clara yang tidak se-ceria biasanya, pak satpam yang bertugas memilih membiarkan Clara masuk. Meskipun bingung dan merasa aneh karena biasanya Clara akan menyapanya dengan riang gembira.

Clara melangkah menyusuri koridor dengan tatapan sayu dan lesu. Saat melirik suasana di sekitar, mata Clara menangkap sosok Arfa yang baru saja keluar dari ruang guru. Entah kenapa, Clara langsung bergegas menyembunyikan dirinya di balik tembok persimpangan koridor.

Saat hendak keluar dari persembunyiannya, Clara mendapati seorang cewek keluar setelah Arfa dan berjalan beriringan dengan Arfa.

Clara mendengus dan memilih mengambil arah berlawanan, tidak ingin bertemu dengan Arfa dan Aneta. Menyebalkan!

Perlahan langkah Clara sudah mendekati kelas. Begitu sampai di kelas, Clara tidak mengetuk atau berucap permisi melainkan langsung membuka pintu, masuk, kemudian duduk di bangkunya. 

Hal itu membuat semua perhatian terarah pada Clara. Tatapan mereka menemani setiap gerak-gerik Clara dari cewek itu masuk sampai duduk di bangku. 

Clara menelungkupkan wajahnya dan memperbaiki posisi untuk mendapatkan kenyamanan.

Melihat itu membuat pak Tejo mendengus kesal. "CLARA!"

"..."

"CLARA DELIANA KUSUMA!"

Clara mendongak, menatap pak Tejo dengan mata sayu. Menunggu kelanjutan ucapan pak Tejo.

Bukannya memarahi, pak Tejo malah melempar pertanyaan. "Kamu sakit?" setelah mendapati lingkaran hitam di mata Clara. Muridnya itu terlihat berantakan.

Clara menggeleng.

"Lepas maskermu," titah pak Tejo, dan Clara melepas maskernya.

Hidung mancung Clara terlihat merah membuat pak Tejo tak tega jika menghukum Clara. "Kenapa kamu?"

"Lagi bengek pak," jawab Clara dengan suara parau. "Bapak mau hukum saya? Yaudah, apa pak hukumannya? Sebetulnya saya juga sedang malas mengikuti pelajaran bapak," ucapnya.

Fino langsung menyenggol kaki Clara. "Tolol!" makinya.

Pak Tejo yang sempat mengurungkan niatnya menghukum Clara langsung berubah pikiran. "Lari keliling lap--"

"--pangan sebanyak lima kali dan bersihkan perpustakaan." potong Clara dan beranjak dari tempat duduknya. "Saya pamit dulu, pak,"pamitnya kemudian berlalu keluar kelas.

Tingkah Clara mengundang tanda tanya besar disebagian teman-teman Clara. Bahkan pak Tejo sampai ngebug dan bingung harus melakukan tindakan apa terhadap sikap Clara. Karena kesal dan belum sempat mengutarakannya, beliau meraih buku rumus tebal di sampingnya dan membantingnya di meja. 

Seketika itu pula bisik-bisik dan kegaduhan yang ada di kelas tersebut berhenti. Suasana mendadak senyap.

"Kita mulai pelajaran hari ini!" seru pak Tejo, terlihat seperti menahan kesal. 

ARCLA (Monochrome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang