HALO! Jangan lupa dukung Fia dengan vote dan follow akun ini 🤗
Yuk berinteraksi sama Fia di kolom komentar, xixi. Jangan lupa juga untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙌
Follow instagram @rubanabe dan share pengalaman kalian baca cerita ini 😚😍
Jangan lupa tag @rubanabe.
Selamat Membaca! Sampai jumpa!🐣🐣🐣
Tara bersiul-siul memasuki komplek perumahan dengan tersenyum pada tetangga-tetangga yang berada di luar atau teras rumah.
Hari ini Tara merasa senang karena Tio pulang, berarti tandanya Tio membawakan titipannya beserta hadiah untuk Clara.
Saat berada beberapa meter dari pagar rumah, Tara menghentikan motornya karena melihat Aneta mondar-mandir seperti setrika di depan pagar. Di tangan kanan Aneta terdapat sebuah kotak yang entah apa isinya, Tara tidak tau. Di tangan kirinya ia menenteng tote bag coklat.
Tara melepas helmnya dan turun dari motor kemudian melangkah penuh rasa tidak suka atas kedatangan Aneta.
Sementara itu ditempatnya, Aneta sedang ragu-ragu untuk meminta maaf pada Clara secara langsung. Karena hal tersebut, Aneta mimilih memikirkan terlebih dahulu secara matang. Cewek itu berbalik dan langsung berhadapan dengan Tara yang menatapnya gamang.
Tara mencekal pergelangan tangan kanan Aneta dengan kasar membuat si empunya meringis merasakan perih.
Tara menatap kotak di yang Aneta bawa sekilas lalu menatap tajam Aneta. "Mau apa lo?! Mau terror sepupu gue?!"
Aneta berusaha melepas cekalan Tara. Detik berikutnya Tara melepaskan cekalannya dengan kasar pada tangan Aneta.
Aneta bingung mau mengatakan sebenarnya pada Tara, ia takut...
"Mau apa lo kesini?!" bentak Tara membuat Aneta sadar bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk meminta maaf pada Clara.
Aneta menyondorkan kotak dan tote bag pada Tara membuat Tara reflek menerima kedua barang itu. Aneta berlari menjauh meninggalkan Tara yang berteriak memanggil namanya seraya memakinya.
"HEH?! ANETA! JANGAN KABUR LO!"
Tapi Aneta masih saja terus berlari hingga Tara kesal dan melempar kotak dan tote bag yang Aneta bawa hingga isinya tercecer di halaman depan pagar.
Tara mengeryit begitu mendapati coklat-coklat yang ternyata adalah sisi dari kotak yang Aneta serahkan padanya.
Dengan tampang malas Tara memungutinya. Pasti Aneta mencampur racun di dalam coklat tersebut. Tara mengigit coklat yang ia comot dari dalam box dan tidak merasakan apapun selain manis khas coklat.
Jadi tidak ada racun atau hal-hal yang membahayakan?
Tara mengembalikan coklat yang ia gigit ke dalam box. Matanya melirik sebuah amplop berwarna merah muda, dia lekas mengambil dan membuka isi amplop tersebut.
Clara, gue minta maaf sama lo. Gue gak ada niat celakain lo waktu itu, gue kebawa emosi pas tau lo sama Arfa semakin dekat. Sejujurnya gue nggak suka kalo lo deket-deket sama Arfa, karena gue suka sama Arfa. Arfa yang dulu gue kenal itu nggak sedingin ini, dia bersikap dingin ke gue sedangkan lo? Untuk marah ke lo aja Arfa mungkin segan. Hal itu buat gue iri ke lo.
Tara membalik kertas tersebut.
'Tapi gue sadar, lo bukan cewek ganjen ataupun kayak cewek-cewek lainnya. Gue sangat berterimakasih waktu lo tolongin gue dari preman-preman dulu. Kalo lo nggak ada pasti mereka udah habisin gue, gue gak tau lagi kalo semisalnya lo gak nolongin gue yang mungkin juga preman-preman itu bakalan ambil hal berharga dari gue. Sekali lagi terimakasih dan gue minta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Novela JuvenilAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...