MENGAJAK BERGABUNG

10.5K 470 2
                                    

HALO! Jangan lupa dukung Fia dengan vote dan follow akun ini 🤗

Yuk berinteraksi sama Fia di kolom komentar, xixi. Jangan lupa juga untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙌

Follow instagram @rubanabe dan share pengalaman kalian baca cerita ini 😚😍

Jangan lupa tag @rubanabe.
Selamat Membaca! Sampai jumpa!

🐣🐣🐣

Arfa bebaring di rerumputan taman. Pikirannya kini di penuhi dengan seorang gadis urakan yang membuat jantungnya berdetak tak seperti biasanya. Arfa masih merasakan kebahagian semenjak kehadiran Clara. Mungkin sebelumnya Arfa merasa terganggu, tetapi akhir-akhir ii ia menyadari bahwa keberadaan Clara sangat membantunya merasakan perasaan hangat yang lama terpendam.

Arfa terdiam sebab ia merasa bersalah setelah mnaykiti hati Clara dengan perkataan kasarnya.

Mungkin Clara sudah terlihat baik-baik saja tetapi Arfa terus menerus merasa bersalah. Ia menyesal mempercayai Aneta padahal sebenarnya Clara tidak bersalah.

Mengingat Aneta membuat Arfa kembali muak. Cewek itu erus menerus menerrornya dengan permintaan maaf tapi Arfa mengabaikannya. Dia masih belum siap berinteraksi dengan Aneta. Takut luka lama kembali terbuka.

Apalagi Aneta telah salah memilih permainan dengannya. Mempermainkan kepercayaan adalah suatu hal yang bodoh.

Menatap langit yang begitu cerah Arfa tersenyum.

"Lo lagi apa Ra?"

🐣🐣🐣

Clara telentang di atas pelampung bebek besar, dia juga terlihat mengenakan kacamata hitam. Berkat kacamata hitam tersebut Clara mampu menghalau silau dari cahaya matahari.

Cewek itu merasa bosan, apalagi tidak mendapatkan kabar tentang Arfa. Sebelum berada di posisinya saat ini, Clara dilanda bingung karena gatal ingin menelfon Arfa. Namun, ia menahannya karena gengsi.

"Ra!"

Clara menoleh sedikit menyipit, ternyata Tara memanggilnya. Mungkin Tara akan memintanya menemani ke supermarket atau bermain basket di taman komplek. Maka dari itu, Clara pura-pura tidur saja.

Tara mendegus. "Ra!"

"Clara tidur bang, jangan di ganggu," balas Clara.

Tara berdecak. Bagaimana bisa orang tidur menjawab?

"Ra!"

Clara ikutan berdecak dan duduk. "Oposeh mas?!"

"Ada yang nyariin lo, noh!"

Clara yang terlalu semangat mengira bahwa itu Arfa langsung saja beranjak dan berakhir tercebur. Tara yang tadinya sibuk berbalas pesan langsung menatap Clara, dia terbahak seketika.

Clara menyembulkan kepalanya kemudian menyemburkan air yang masuk mulut.

"Diem lo!"

Tawa Tara perlahan mereda.

"Suruh kesini aja Arfa, Clara males kesana, basah juga nih badan."

Tara mengernyit keheranan, memang dia mengatakan bahwa Arfa yang mencari Clara?

"Bukan Arfa, nyuk! Yang nyari lo Hanis sama Vivi."

Clara mengernyit, sepertinya ia tidak pernah mencari gara-gara pada dua orang itu. Lagi pula ia pun tak begitu dekat dengan mereka. Mengapa mereka bisa datang kerumah ini dan mencarinya?

"Bang! Mereka berdua suruh kesini aja deh bang!"

Tara mengangguk dan kembali ke ruang tamu untuk memanggil kedua orang yang kini tengah berdiskusi entah apa, Tara tak tahu.

Tara datang membuat kedua cewek itu memperhatikannya. "Kalian berdua di suruh Clara ke kolam renang aja. Dia males kesini soalnya bajunya basah."

Hanis dan Vivi mengangguk kemudian beranjak dari duduknya untuk melangkah menghampiri Clara.

Mendengar suara langkah kaki mendekat membuat Clara yang berenang gaya punggung langsung berubah, dia berenang ke tepian. Clara meletakkan dagunya ke tepian kolam.

"Kenapa?" tanyanya.

Hanis dan Vivi duduk bersila di pinggiran kolam yang kering.

"Gue mau minta tolong bisa?" tanya Hanis lembut sekali, seperti nada bicara orang solo gitu, kalem.

Clara mengangguk membuat Vivi bersemangat. Vivi mengulurkan tangannya untuk meminta Clara menjabatnya.

Clara yang tidak tau apa maksud Vivi lantas membalasnya dengan ragu-ragu.

"Janji ya lo bakalan nolong kita!" Clara mengernyit.

"Jadi kita minta lo--"

"Janji dulu Ra!" sahut Vivi, takut Clara menolak setelah mendengar ucapan Hanis tadinya.

Clara mengangguk. "Janji, tapi ada syaratnya."

🐣🐣🐣

HAYOOO SYARAT APA COBA YANG MAU DI KASIIN CLARA KE HANIS SAMA VIVI???

ARCLA (Monochrome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang