Clara sedang sibuk menysun strategi bersama timnya.
"Ra kita cetak sepuluh point lagi aja, pasti mereka nanti susah ngejar point kita," usul Mona.
"Jangan dulu. Kalo kita cetak point terus mereka kasihan, mereka udah capek. Kita jangan egois juga, meskipun rata-rata kalian anak basket dan kebetulan Clara bisa basket tapi ya jangan gempur mereka. Kita biarin mereka tambah point sepuluh aja gimana?"
"Lahhh score kita beda sepuluh dong nanti," protes Laura.
Clara tersenyum. "Seengaknya kita punya rasa keadek-kelas-an sama mereka, jangan permaluin mereka dengan score beda jauh, kita menang sama score beda dikit ajaaa ya?"
Gea yang sibuk duduk mendengarkan perkataan serius Clara berdecak, dasar Clara ini! Masih saja punya empati pada tim lawan!
Karena geram, Gea menarik Clara mundur dan merebut perhatian timnya.
"Kita biarin mereka cetak enam point aja kalo kalian nggak mau sepuluh. Gimana?"
Semuanya mengangguk menyetujui usulan Gea.
Clara yang di rangkul langsung menjauhkan tangan Gea. "Ck! Kok gitu sih Ge?!" protesnya.
"Udahlah. Dipertandingan nggak ada yang namanya rasa ke-adik-kelas-an yang lo maksud. Yang ada cuman satu. Kalah atau menang. Udah."
"AYO AYO GEA! LARA! HOYEAH HOYEAHH!!! SEMANGAT!"
Gea dan Clara menghentikan aksi debatnya dan segera menutup wajah.Mereka mendadak malu melihat kelakuan Fino yang menyemangati pertandingan dengan heboh dan absurd.
"Bukan temen gue," Kata Gea
"Bukan temen Clara," timpal Clara.
Quarter terakhir berlanjut setelah wasit meniupkan peluitnya. Sesuai rencana, Tim Clara membiarkan tim lawan mencetak poin dengan mudah.
Di satu sisi, Aneta merasa diremehkan karena begitu mudah mencetak poin, Cewek itu meminta official tim kelasnya untuk meminta time out.
"Time out!" seru wasit, Gea yang sedang men to men dengan Acel terpaksa berhenti.
Tim Aneta berkumpul dan mendengarkan rencana Aneta.
"Kita udah di remehin sama mereka, kita di anggap lemah sama Clara. Dan sekarang gue punya ide supaya kita bisa menang..."
Semua langsung merapat mendekati Aneta. "Kita pakai cara lain, gue bakalan defense Clara, Acel defense Gea, Reva defense Renata, sisanya terserah kalian defense siapa, oke?"
Semua mengangguk menyetujui perkataan Aneta. "Dan ingat cara licik ini jangan sampai ketahuan wasit atau kita yang kena paham?!"
"Ya!"
Berbeda dengan tim Aneta. Di tempatnya Clara dan tim sedang sibuk bertukar pemain.
"Ra gue biar di ganti Asih aja," pinta Renata, Clara mengangguk.
"Gue juga ganti, Ra! Biar Nesa yang gantiin gue," lagi Clara mengangguk.
"Gue juga ya, Ra. Biar di gantiin Sesil. Kan dia belum main lagi," pinta Gea.
Clara menggeleng. "Trus kalian pada ganti Clara enggak?"
Mona langsung menyahut. "Kapten ya harus kuat lah!"
"Yaudah deh Clara tetep, tapi siapa yang bantuin Clara pick Aneta?"pasrahnya.
"Gue lah!"
Clara melirik sinis. "Emang Mona bisa?"
"Lo ngeremehin gue?!"
Gea langsung melerai sebelum perdebatan terjadi, "Uda deh kalian berdua, jangan banyak cincong, sekarang bukan waktunya musuh-musuhan. Damai!"
Mona dan Clara saling melirik sinis.
"Cepat!" seru Gea.
Clara dan Mona berjabat tangan singkat dan saling mendumal. Mereka memutuskan untuk berdamai sementara waktu.
Waktu time out habis, semua pemain kembali ke lapangan dengan strategi masing-masing.
"Mon!" Panggil Clara, Mona berdecak. "Jangan panggil gue kayak gitu, nyet!"
"Aduhhh repot banget sih!" sewot Clara, "Yaudah, Mona kamu nanti passing ke aku di area three point," titah Clara.
Mona mengangguk.
Keduanya sibuk melindungi ring daerahnya agar lawan tidak dapat mencetak point. Hingga Nesa mempassing bola ke arah Mona.
Mona langsung di defense dua orang yang membuatnya susah mempassing ke arah Clara. Melihat itu Clara langsung memainkan taktiknya. Ia berpura-pura akan lari ke kiri dan saat Aneta juga ke kiri, Clara langsung pivot ke kanan hingga Aneta kembali mengikuti kemudian dengan cepat ia langsung melewati Aneta dari sisi kiri.
"Mon!" Mona langsung headpass ke arah Clara.
HAP.
Clara menerima passing Mona dan langsung menshoot di area three point, sedangkan Aneta terlambat memblock lemparan Clara.
Tanpa menunggu bola tersebut mencetak point, Clara berbalik dan high five dengan Mona seraya tersenyum berhasil. Sorakan riuh terdengar kala lemparan Clara masuk ke dalam ring.
Clara dan Mona serta ketiga pemain satu timnya mengatur posisi defense dua dua satu dimana Clara berada di ujung tengah garis three point sedangkan di area dalam ada Mona dan yang lainnya.
Bola di dribble oleh Aneta dan berhenti di hadapan Clara. Posisi one on one terjadi antara Clara dan Aneta.
Aneta tersenyum licik dan memainkan aktingnya, ia mendrible bola ke samping yang otomatis Clara akan mendefense nya. Aneta terjatuh membuat wasit meniup peluit.
"Foul!"
🐣🐣🐣
Time out : dilakukan saat pertandingan berlangsung time out artinya minta waktu untuk berhenti sejanak biasanya 3x time out maksimal/babak.
Man to man/ one on one : defense/pertahanan satu lawan satu yang mengharuskan setiap pemain bertahan menjaga atau menempel satu pemain penyerang sesuai dengan posisinya dalam permainan bola basket.
Pivot : Gerakan berputar dengan berporos salah satu kaki, kedua tangan memegang bola dengan tujuan untuk menghindari sergapan lawan yag akan merebut bola.
Shoot : Menembak ke ring dengan cara melemparkan bola.
Pick(-and roll) : Strategi menyerang 2 orang dengan cara 1 orang melakukan blok, menghalangi pergerakan lawan yang menjaga rekannya yang membawa bola, sehingga dapat bebas berlari. Setalah itu orang tadi berputar (roll).
Block : Menghalangi lawan mencetak point.
Headpass : Passing di atas kepala.
Foul : Pelanggaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Подростковая литератураAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...