DASAR CENTIL!

11.1K 585 12
                                    

SELAMAT PAGI GUMONING GUMONING HAHAHA

Jangan lupa dukung Fia dengan vote dan follow akun ini 🤗

Yuk berinteraksi sama Fia di kolom komentar, xixi. Jangan lupa juga untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙌

Follow instagram @rubanabe dan share pengalaman kalian baca cerita ini 😚😍

Jangan lupa tag @rubanabe.
Selamat Membaca! Sampai jumpa!

🐣🐣🐣

Arfa meletakkan tubuh Clara dengan hati-hati di ranjang uks. Clara mendengus kesal, niatnya menghindar malah mendekat lagi!

"Dokter!"

Dokter yang bertugas langsung memeriksa Clara.

Entah apa yang sedang dokter itu lakukan pada Clara, Arfa tak tahu. Sebab saat pemeriksaan dokter tersebut menyuruhnya keluar dari bilik Clara.

Selang beberapa menit dokter yang bertugas di UKS itu keluar, Arfa langsung menghampiri.

"Kenapa dok?" wajah dokter itu sedikit masam.

"Dia tidak makan dari kemarin sore, tidak minum juga. Sudah tau dehidrasi nggak minum dan malah berlarian. Untung hanya sesak napas biasa!"

"Trus kenapa dokter--" dokter tersebut langsung menyela perkataan Arfa.

"Saya jengkel sama dia! Di kasih tahu malah ngomel-ngomel, nggak mau di infus malah minta dibeliin bubur ayam!"

Arfa terkikik geli melihat kelakuan Clara yang membuat dokter muda di depannya ini kesal. "Biar saya dok yang belikan."

Dokter bername tag Ashila itu mengangguk cepat. "Bagus! Kamu saja yang beli! Pacar kamu menyebalkan."

🐣🐣🐣

Arfa berjalan di belakang Clara, berjaga-jaga jikalau Clara oleng. Tadinya sih Arfa sudah mau memampah dan menawarkan pada Clara agar di gendong saja.

Tapi di luar dugaan!

Cewek itu menolak mentah-mentah dan tetap berjalan mendahului Arfa. Arfa rasa ada yang tidak beres dengan Clara.

Namun, saat di tanya kenapa, Clara menjawab dengan kekeh bahwa ia tidak apa-apa. Arfa jadi bingung sekarang, menurut penelusurannya di google jika perempuan bilang 'tidak apa-apa', sejujurnya 'ada apa-apa'.

"ARFA!!!"

Mendengar teriakan tersebut Arfa menghentikan langkahnya, begitu pula Clara. Keduanya mengamati seorang cewek dengan perawakan tinggi dan cantik sedang berlari menuju kearah keduanya. Ralat, lebih tepatnya ke arah Arfa. 

Clara mendengus keras membuat Arfa menolehnya sekilas, Clara yang di toleh hanya bisa membuang muka sebal.

Aneta bergelayut manja di lengan Arfa membuat Arfa tak nyaman dan langsung menepisnya. Aneta mengerucutkan bibirnya.

"Hari ini tante bilang aku bareng kamu pulangnya. Aldo ada rapat ekstrakulikulernya. Jadi sekarang ayo pulang ya Arfaaaa..."

Mendengar suara sok imut itu membuat Clara bergidik dan berbalik, menyahut tas miliknya yang di gengam oleh Arfa.

"Dasar centil!" gumam Clara,  "Gue duluan," pamitnya kemudian melanjutkan langkahnya pergi meninggalkan Arfa dan Aneta.

Arfa tertegun kala mendengar Clara mengubah panggilannya menjadi lo-gue. Itu tandanya Clara sedang marah, tapi kenapa?

"Ra!"

Clara menghentikan langkahnya, ia menoleh malas ke arah Arfa. Entah bagaimana, mata Clara menangkap tatapan sinis dari cewek disebelah Arfa. Dan benar saja, Clara mendapatinya. Merasa malas, Clara kembali menatap Arfa datar.

Jika tak ingat bahwa badannya tengah lemas begini, pasti Clara menghampiri cewek itu dan menanyakan maksud tatapan sinis tersebut. Atau mungkin bisa saja lebih dari bertanya. Mencolok kedua bola mata cewek itu misalnya. 

"Pulang bareng gue," putus Arfa.

Aneta mendelik dan mengeluarkan protesnya. "Kok kamu gitu sih, Fa! Aku belum tau jalan pulang, tega banget!"

Arfa tersenyum sinis. "Maps, jangan kayak manusia purba," sindirnya.

"Ingat! Gue bersikap kayak gini karena Mama, Papa, dan Aldo."

Skakmat!

Arfa kembali menatap Clara yang tengah memutar malas bola matanya.

"Pulang bareng gue," Kata Arfa.

Clara menatap Aneta yang sedang mempraktekkan menggorok leher ke arahnya. Seolah melempar kode agar menolak ajakan Arfa.

Bukannya takut Clara malah mendelik membuat Aneta menghentikan aksinya. Sedikit takut dengan wajah kesal Clara.

"Gue pulang sendiri. Udah di tunggu."

"Ditunggu siapa?"

Clara berbalik hendak melangkah. "Bukan urusan lo."



ARCLA (Monochrome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang