HALO! Jangan lupa dukung Fia dengan vote dan follow akun ini 🤗
Yuk berinteraksi sama Fia di kolom komentar, xixi. Jangan lupa juga untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙌
Follow instagram @rubanabe dan share pengalaman kalian baca cerita ini 😚😍
Jangan lupa tag @rubanabe.
Selamat Membaca! Sampai jumpa!TERIMAKASIH BUAT PARA SIDER YANG MAMPIR DI LAPAK FIA INI. YOK KITA SAMA-SAMA BELAJAR APRESIASI KARYA ORANG DENGAN VOTE DAN RAMEIN KOLOM KOMENTAR.
🐣🐣🐣
Tiga hari Arfa menunggu Clara datang menemuinya. Hari Jumat lalu, dimana ia meminta Clara datang di taman ternyata percuma. Clara tidak datang. Cewek itu pun tidak masuk sekola.
Karena ketidak datangan Clara serta hilang kabar selama tiga hari, keyakinan Arfa semakin kuat setelah mendengar ucapan Aneta. Jika di pikir kembali, Clara pasti sedang melarikan diri.
Terakhir Arfa mengirim pesan pada Clara adalah kamis malam, setelah itu Clara tidak bisa di hubungi. Bukan hanya Clara, ke-empat teman Clara yaitu Hasan, Fino, Gea, dan Sela bahkan Tara pun tidak merespons segala pesan dan panggilannya.
Hari ini hari minggu. Arfa merasa sudah cukup menunggu kepastian yang ada. Cowok itu memutuskan untuk menemui Clara dan menyelesakan masalah yang ada.
Di suatu tempat yang sejuk, di hamparan hijaunya dedaunan teh, Clara dan Tara menikmati pemandangan dengan begitu khusyuk.
Berbaring di rerumputan ditemani angain sepoi-sepoi membuat Clara dan Tara urung beranjak dari tempat tersebut.
Sebetulnya hari ini keduanya harus pulang ke Jakarta, tiga hari di Bandung sudah terlewati dengan canda tawa dan kenangan manis yang tercipta.
"Ra."
Clara membuka matanya dan langsung merasakan silau saat memandang langit. "Hmm?"
Tara melihat Clara dari samping yang kembali memejamkan matanya, "Udah enakan?"tanyanya.
"Udah."
"Yakin?" Clara balik bertanya. "Emang kalo nggak yakin kenapa?"
"Ya ayo bolos aja, main lebih lama disini."
Clara langsung duduk dan mengetuk kepala Tara. "Udah kelas dua belas bang! Belajar! Abis ini UAS, abis UAS lo Try Out dan Unas! Buoloss aje terus, kapan pinter!" tuturnya.
Tara ikut duduk menghadap Clara dan mengetuk kepala Clara dengan sayang. "Lo juga bengek! Belajar! Abis ini mau kelas dua belas, abis ini lo juga ujian. BELAJAR! jangan malah mancing mulu!"
"Apaan! Mancing-mancing... orang lagi disini!"
"Mancing keributan maksudnya," koreksi Tara, Clara menggeram dan pada akhirnya keduanya terlibat aksi kejar-kejaran di hamparan dedaunan teh.
🐣🐣🐣
Tok tok tok.
"Assalamualaikum, permisi."
Mendengar ketukan serta salam dari luar membuat Tio menghentikan aksi nyamil seraya nonton drakor milik Clara. Tio beranjak dari duduknya dan membuka pintu.
Begitu membuka pintu, Tio mendapati Arfa.
"Siang om." sapanya. Tio mengangguk dan menatap Arfa. "Siang Arfa, ada apa kesini? Mau cari Ara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Ficção AdolescenteAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...