HALO! Jangan lupa dukung Fia dengan vote dan follow akun ini 🤗
Yuk berinteraksi sama Fia di kolom komentar, xixi. Jangan lupa juga untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙌
Follow instagram @rubanabe dan share pengalaman kalian baca cerita ini 😚😍
Jangan lupa tag @rubanabe.
Selamat Membaca! Sampai jumpa!🐣🐣🐣
Menunggu bukanlah hal yang mudah, tetapi kali ini Arfa berusaha bersabar. Dia sedang menunggu Clara.
Benar kata Fino! Dua hal yang tidak enak menunggu wanita. Yang pertama menunggu wanita berbelanja dan yang kedua menunggu wanita yang berdandan.
Dan saat ini fakta kedua mewakili Arfa.
"Mau apa lo kesini?" Arfa membalikkan tubuhnya ke arah tangga.
"Duduk dulu," kata Arfa, lembut.
"Rumah gue ini!" seru Clara, ngegas.
"Iya... Duduk sebelah gue dulu bisa?"
Clara memang duduk, tapi bukan di sebelah Arfa, melainkan seberang kiri Arfa. Lebih tepatnya di sofa single.
"Gue minta maaf," ucap Arfa tulus.
Clara hampir saja tersenyum mendengar hal itu. Dia berdeham dan memasang wajah cukup jutek. Tapi hal itu malah terlihat lucu.
"Salah apa kamu?"
Arfa tersenyum mendengar logat Clara yang kembali menjadi aku-kamu. Itu artinya Clara sudah tidak marah lagi padanya.
"Gak tau."
"TUH KAN! EMANG YA COWOK ITU GAK PEKA! GAK TAU APA KALO G--"
Kekesalan Clara tiba-tiba menguap saat merasakan benda kenyal dan hangat menyentuh pipinya. Rona merah langsung terlihat jelas di wajah Clara. ASTAGA ARFA MENCIUMNYA!
"Gue minta maaf, besok gue jemput," setelah membisikkan kata-kata itu pada Clara, Arfa langsung keluar untuk pulang.
Pulang ke rumah neneknya, bukan karena Berta, Yuda ataupun Aldo. Melainkan malas berinteraksi dengan Aneta.
Oh bukan! Bahkan untuk sekedar melihat Aneta, rasanya tida sudi!
Clara masih mematung setelah menerima perlakuan mendadak Arfa. Sampai akhirnya ia menangkap sinyal berbahaya dari arah belakang. Dengan cepat Clara menggeser posisinya.
"Gilak! Jahat banget sih lo!"
Itu Tara. Cowok itu hendak merangkul Clara dari belakang dan malah berakhir terjerembab di dekat sofa.
Melihat wajah Tara yang ingin menggodanya, Clara lekas berlari menuju kamarnya. Cewek itu mempercepat langkahnya menaiki tiap anak tangga.
Tara tergelak melihat Clara salah tingkah, "Hahahaha! Baper deh baper!!" serunya. "Aduhh masss cium adek lagi mas!" lanjutnya, mengoda Clara.
Clara mendengus dan melemparkan sapu yanga da di dekatnya. Ia lekas melempar sapu tersebut ke arah Tara.
Tara yang sibuk terpingkal langsung mingkem saat sepuah sapu menabrak wajahnya.
CLAP.
"Mampus!" seru Clara, puas.
"MATI LO ABIS INI, RA!!"
🐣🐣🐣
"Selamat pagi cantik."
Bukannya bersemu malu, Clara malah mengeplak belakang helm Arfa. "Sadar!"teriaknya.
Arfa menghela napas, tuh kan pasti saran dari Tara dan Fino tidak ampuh. Tadinya kedua manusia itu mengirim pesan di grup yang Tara buat agar dirinya mulai berkata-kata manis pada Clara.
Arfa berniat jujur dengan perasaannya.
Hampir saja Arfa jatuh dari motornya jika ia tidak menyangga motor dengan kuat. Bukan karena motornya berat melainkan Clara yang tiba-tiba naik tanpa aba-aba.
Arfa memberikan helm pada Clara yang di terima baik oleh CLara.
"Terimakasi Arfa," ucap Clara dibalas deheman oleh Arfa.
Keduanya menyusuri jalanan yang ramai dengan tenang. Hanya kemacetan dan suara klakson para penggendara yang terlihat tak sabaran.
Arfa berusaha menajamkan pendengaran dan membalas ocehan Clara. Ada rasa sedikit sebal ketika kembali mendapati kehebohan Clara.
Tak terasa motor Arfa sudah memasuki pelataran parkir. Cowok itu lekas membantu Clara yang kesusahan turun dari motor besarnya.
"Pendek," kata Arfa.
Mendengar itu Clara mendelik, "Mlaah ngatain!" protesnya.
"Kayak dia kan enak, nggak nyusahin kalo turun dari motor."
Seharusnya Clara kembali cemburu bukan? Bayangkan, Arfa membandingkan tinggi badannya dengan cewek yang di boceng Aldo menggunakan motor besar seperti Arfa, cewek yang kini menatapnya sebal.
Tapi lagi-lagi Arfa salah menduganya, bukan cemburu malah Arfa lah yang terkena dampratan dari Clara.
"Salah sendiri jemput pake motor, pake mobil dong!"
Setelah itu Clara melangkah meninggalkan Arfa yang hanya bisa mengelus dada sabar.
Mulai hari itu kedekatan Arfa dan Clara mulai terkuak. Setiap saat berdua, istirahat Clara di jemput Arfa untuk makan berdua di kantin, pulang di antar, bahkan makan pun Clara minta di suapi.
Hal tersebut membuat seorang gadis yang selama ini mengamati menjadi naik pitam.
Gadis itu bertekad bahwa Arfa harus di jauhkan dari Clara. Dan hanya dia yang boleh berdekatan dengan Arfa.
Dan gadis itu adalah Aneta.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Fiksi RemajaAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...