BERTEMU CLARA

10.6K 482 9
                                    

HALO! Jangan lupa dukung Fia dengan vote dan follow akun ini 🤗

Yuk berinteraksi sama Fia di kolom komentar, xixi. Jangan lupa juga untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙌

Follow instagram @rubanabe dan share pengalaman kalian baca cerita ini 😚😍

Jangan lupa tag @rubanabe.
Selamat Membaca! Sampai jumpa!

🐣🐣🐣

"Janji, tapi ada syaratnya."

Hanis dan Vivi saling pandang, sama-sama mengernyit keheranan. "Apa syaratnya?"

Clara tersenyum penuh arti. "Kalo kalian menang lawan Clara. Baru Clara mau bantuin kalian. Gimana?" tawarnya seraya menaikkan turunkan alisnya.

"Emangnya apaan?" tanya Vivi.

"Ayo balapan renang sama Clara sekarang!" Hanis mendelik dan menggeleng kuat-kuat.

"Gue ga bisa renang," ucapnya seraya melambaikan tangannya.

Clara memasang wajah remeh. "Yaudah kalo gitu Clara nggak mau bantuin kalian."

Hanis dan Vivi merasakan kecewa bersamaan.

Ahh sial! Jika Clara tak menolong, pasti Aldo akan memarahi keduanya.

Padahal Aldo kan sudah minta secara romantis pada Vivi untuk meminta Clara berpartisipasi karena ingin membantu Arfa mengutarakan perasaannya.

Pada saat itu, Vivi tengah diantar oleh Aldo pulang. Vivi rasa Aldo berbeda sekarang, entah apa tapi rasanya ada yang akan terjadi sesuatu.

"Vi!" Vivi yang duduk di kursi sebelah pengemudi menoleh.

"Lo mau tampilin apa?" tanyanya.

"Dance sih kak! Tapi kurang satu orang, kita maunya ajakin Clara, soalnya nih kak! Tadi itu, aku liat Clara dance di koridor sekolah. Beuhhhh bagus banget kak dance nya!" jelas Vivi penuh gejolak kagum.

Aldo mulai tertarik pada perbincangannya seputar Clara. Ia jadi punya maksud terselubung pada acara prom night nanti.

"Ohh gitu... Yaudah kamu ajak Clara aja, nanti aku bantuin kamu, deh."

DREDEGGG.

Jantung Vivi berdetak tak karuan mendengar Aldo berbicara aku-kamu. Vivi jadi semakin semangat untuk membuat Clara berpartisipasi di acara prom night nanti.

Vivi mengepalkan tangannya dan berdiri, meskipun ia mungkin tidak bisa berenang cepat, ia harus berusaha. Demi Aldo!

"Oke!"

Seruan itu mengalihkan perhatian Clara dan Hanis.

"Ayo! Gue mau penuhin syarat lo," putus Vivi.

Clara tersenyum, sebenarnya Clara dengan senang hati membantu mereka tapi dia sedang butuh teman, maka dari itu Clara meminta agar mereka berdua menemaninya.

***

"Ra!"

Clara yang sudah berbalik ke arah pelampung mendadak kembali ke pinggir kolam renang.

"Baju gue gimana?"

"Tenang, nanti Clara pinjemin. Dalaman juga banyak yang baru!"

Clara terkikik geli mengingat barang-barang sakral perempuan yang ibelikan Arfa tempo hari dulu.

Clara dan Vivi melakukan pemanasan sebelum bertanding. Vivi menatap Clara yang menggebu-gebu, sebenarnya ia takut kalah tapi prasangka itu ia buang jauh-jauh. Yang harus Vivi fokuskan hanya satu. Yaitu membuat Clara ikut berpartisipasi di acara prom night.

Agar Aldo semakin suka padanya, hehe.

Hanis terlihat sedang menelfon seseorang di pojok kolam renang.

"Kak Aldo, kayaknya kakak harus ke rumah Clara sekarang deh, soalnya si Clara mau bantuin buat acara nanti, tapi dia punya syarat. Dan sekarang Clara ngajakin si Vivi balapan renang."

"Emang Vivi bisa renang?"

"Bisa, cuman kalo kak Aldo kesini nanti kesempatan Vivi menang semakin besar."

"Kok bisa?"

Hanis berdecak. "Emang dasar cowok, mana bisa cepet peka," gumamnya tak sadar.

Aldo menjauhkan ponselnya sekilas, memperjelas suara Hanis.

"Lo ngomong apa? Gue nggak terlalu denger."

Hanis mendelik, ia lupa kalau masih terhubung panggilan dengan Aldo. "Eehh maksudnya..." ia kebingungan manjawab. "Ahhh udalah kakak kesini aja dulu."

"Yauda tunggu gue."

"Syappp!"

Setelah panggilan berakhir, Hanis mulai merancang rencana samapi Aldo datang.

***

Aldo menuruni tangga dengan balutan celana hitam panjang dan jaket abu-abu seraya memainkan kunci mobil ditangannya.

Langkahnya terhenti begitu melihat Arfa keluar dari dapur. Saudaranya itu membawa spatula dengan kepulan asap panas.

"Mau kemana lo? Hari ini tugas lo cuci piring, kalo numpang tau diri dong."

Mungkin jika orang lain yang mendengar ucapan Arfa barusan akan merasa sakit hati karena begitu menohok apalagi dengan disertai kata 'numpang' dan 'tau diri'. Tapi lain hal nya orang-orang yang sudah mengenal Arfa, tak terkecuali Aldo. Mendengar hal seperti itu rasanya telinga sudah terbiasa.

"Nanti dulu yaa, gue mau keluar. Ada urusan," Aldo hendak melangkah namun Arfa dengan cepat menodongkan spatula panas di tangannya membuat kepala Aldo reflek mundur.

"Cuci piring lo! Gue udah masak, lo tinggal makan tapi nggak mau cuci piring sama perabotan masak!"

Aldo menatap spatula seraya mundur-mundur karena takut terkena spatula panas yang Arfa todongkan.

Aldo mengangkat kedua tangannya di udara, tanda menyerah. "Eitsss... Sante boskuu.. Gue mau ke rumah Clara, gimana mau ikut lo?" tanyanya sambil menaik turunkan alis.

Arfa mengernyit bingung, kenapa Aldo ke rumah Clara? Apa jangan-jangan...

"Tenang bosku! Gue gak gebet cewek lu. Gue cuman mau kesana soalnya anggota osis gue di rumah Clara, butuh gue buat bantuin--"

Aldo menyadari perkataannya yang hampir saja membeberkan rencananya sendiri langsung membekap mulutnya sendiri.

Hal tersebut membuat Arfa mendelik meminta penjelasan lebih lanjut.

"Bantuin apa?!" tanya Arfa.

"Udah lah. Lo mau ikut gak? Kalo enggak gue mau jalan nih, soal cuci-cuci gampang bisa nanti." Arfa terlihat berpikir mengenai tawaran Aldo.

"Tenang aja, nanti lo pura-pura gak tau kalo nganterin gue ke rumah Clara. Yahhh pura-pura bego gitu lah! Gue tau kali lo kangen sama dia."

Arfa mengangguk-anggukkan kepalanya, boleh juga tawaran Aldo. Dengan begitu ia bisa jaim dan dapat untung bukan?

Aldo mendengus-dengus. Seperti bau gosong, Aldo menatap Arfa yang masih menimang-nimang tawarannya, mungkin?

"Fa!" Arfa tersadar dan menatap Aldo.

"Kok bau gosong, ya?"

Hening beberapa detik.

Arfa dan Aldo saling tatap. Detik berikutnya mereka berlari ke dapur dan melihat masakan Arfa yang sudah mengepul banyak asap serta wajan yang mulai menghitam.

"GOSONG!"

ARCLA (Monochrome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang