LUPA MAU KASIH JUDUL APA

11.8K 651 11
                                    

HAIII CYINNN... SELAMAT HARI MINGGU DENGAN SEGALA KESIBUKAN.

HAPPY READING DAN JANGAN LUPA VOMENT, BUAT PEMBACA GELAP TERIMAKASIH SUDAH MAU BERKUNJUNG

🐣🐣🐣

Saat ini Fino tengah berdebat dengan Gea. Masalahnya adalah Gea memprotes Fino yang membawa barang bawaan melebihi yang seharusnya dibawa. Padahal tujuan mereka adalah menjenguk Clara, bukan hendak menginap. 

Gea bukannya melarang sepupunya itu membawa banyak barang, hanya saja Fino itu tidak mau membereskan apa yang sudah dia lakukan.

"Taruh di mobil sebagian, No!"

"Ogah!"Tolak Fino. "Udalah Ge! Ini tuh juga buat lo."

"Males gue! Nanti ujung-ujungnya gue yang bersihin sampah lo!"

"Duhhh gue bersihin sendiri deh janji!"

"Janji-janji edhasmu!"

Hasan dan Sela yang berjalan di belakang Fino dan Gea hanya bisa menggeleng tak percaya. Dua sepupu itu dari awal masuk pelataran parkir sudah berdebat dan membuat keributan tersendiri.  Tiba-tiba saja Fino dan Gea berhenti melangkah membuat Hasan dan Sela juga ikut berhenti.

Hasan dan Sela menatap bingung kedua temannya yang menutup pintu ruangan Clara dengan pelan dan hati-hati. Saat Sela ingin beertanya, Fino lekas menempelkan telunjuknya di bibir. 

"Kenapa sih?" tanya Sela, berbisik.

"Ada kak Arfa," jawab Gea dan Fino bersamaa, ikut berbisik.

"Ngapain?" tanya Hasan dan Sela bersamaan.

Gea dan Fino mengendikkan bahunya.

"Mereka lagi tidur berdua."

"Hah?!"

Paham dengan pikiran Hasan dan Sela akibat jawaban ambigu yang di berikan Fino, akhirnya Gea angkat bicara.

"Kak Arfa nemenin Clara tidur, bukan di ranjang kok. Kak Arfa duduk di kursi, tapi kepalanya tidur di tepia ranjang. "

"Ooohhh," gumam Sela, paham.

"Ngapain di luar lo pade? Nggak masuk?"

Keempatnya menoleh ke sumber suara mendapati Tara tengah berjalan ke arah mereka. Hasan dan Fino saling tatap, saling melempar kode. Setelah paham dengan kode masing-masing, Fino dan Hasan lekas berlari menghampiri Tara. Merangkul posesif bahu Tara membuat Tara kebigungan. 

"Bang! Lara minta coklat, dia bilang gue suruh ngomong ke lo biar di beliin."

Tara melepas tangan Fino yang bertengger di bahunya lalu mengangkat plastik yang ia bawa tadi sejajar dengan wajah Fino.

"Gue udah bawa coklat," ucapnya membuat Fino mendelik.

 Gea dan Sela menepuk kening mereka sendiri meruntuki alasan klasik yang di utarakan oleh Fino.

Fino gelagapan mencari alasan yang tepat agar Tara tidak mengangguk Arfa dan Clara di dalam ruangan.

Sambil mengaruk telinganya Fino berkata kembali. "Emm itu bang emm.. Oiya! Lara pengen abang beliin pizza!" alasannya. 

"Kan kemarin kita udah pesta makan Pizza sampe Ara sakit perut. Lo gimana sih, Fin?" jawab Tara. 

Melihat gelagat aneh keempat teman Clara membuat Tara menatap mereka menyelidik secara bergantian.

"Lo lo pada sembunyiin sesuatu, ya?" tebak Tara tepat sasaran.

Kontan ke empatnya menggeleng bersamaan.

"Bohong kan kalian?!"

Mereka kembali menggeleng. Tara yang merasa ada yang mereka sembunyikan lantas berlari hendak memasuki ruangan Clara. Namun, ia mendadak kehilangan keseimbangan dan terjungkal ke belakang ketika mendapati sosok lelaki yang kebetulan keluar dari ruangan sambil menerima telepon.

Bagaimana tidak terjungkal, saat Tara mencondongkan badannya tiba-tiba ada Arfa yang melangkah tegas, reflek bukan jika Tara menghindar dan berakhir terkejut sampai terjungkal ke belakang?

Arfa yang tadinya membuka kasar pintu ruangan Clara dan melangkah cepat langsung menghentikan langkahnya yang membuat cowok yang tak dia kenal terjengkang ke belakang.

Hasan, Fino, Gea, dan Sela ikut kaget. Mereka menghentikan langkah bersamaan saat berniat mencegah Tara masuk ruangan Clara.

Arfa tidak memperdulikan Tara, kaki cowok itu melangkah menghindari tubuh Tara yang berada diambang pintu. Arfa fokus menjawab panggilan telepon kemudian berpapasan dengan empat teman Clara.

"Gue duluan. Jangan ribut, Clara tidur," pamit Arfa, menepuk sekilas bahu Fino.

🐣🐣🐣

"Gak bisa gitu dong! Itu cowok gak ada sopan-sopannya sama gue!"

"Udahlah bang. Salah abang sendiri sih jatoh! Malu-maluin aja. Gak ada angin gak ada cewek montok lewat, lo malah jatoh sendiri. Orang cowok tadi kan gak dorong lo!"

"Heh lambe lamis! Kalo lo jadi gue pasti bakalan jatoh juga."

"Yee gak bakalan gue mah!"

Clara menutup kedua telinganya erat-erat ketika mendengar perdebatan Tara dan Fino. Melihat Tara dan Fino masih melanjutkan perdebatannya, Clara buru-buru meraih bantal dan melemparkan bantal tersebut ke arah Fino dan Tara.

BUKKK.

"Diem lo pada!"

Mendadak semua terdiam, jika Clara sudah pakai lo-gue maka mereka harus berpikir terlebih dahulu saat ingin mengeluarkan suara.

"Ngapain sih rame mulu! Telinga gue pengang lama-lama! Sana pulang, berantem di rumah sana!"

Tara dan Fino menunduk lalu mencuri-curi pandang ke arah Clara yang tengah menatapnya tajam.

"Apa lo lirik-lirik! Mau di colok matanya!"

🐣🐣🐣

"Mau apa?"

"Loh?! Udah pulang?"

Arfa mengusap wajahnya kasar. "Lo tadi telfon suruh gue pulang goblok!"

Aldo menepuk keningnya pelan. "Oiya gue lupa," katanya.

"Kenapa?"

"Oh itu Mama bilang nanti mau kesini sama papa dan Oliv. Mau menginap."

Arfa mengangguk dan melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya. Aldo memanggil Arfa.

"Fa!"

Arfa berhenti melangkah lalu menoleh sepenuhnya ke Aldo sambil menaikkan satu alisnya.

Tiba-tiba Aldo melakukan gerakan lebay yang membuat Arfa terkejut dan mendelik tak suka.

"Temenin gue disiniii. Gue kesepiann." rengek Aldo sambil menggoyangkan bahunya.

Arfa bergidik, lalu menggeleng cepat.

"Males sama banci!"

🐣🐣🐣

DI MULMED ITU SI TARAAAAA YAAAA.

ARCLA (Monochrome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang