HALO! Jangan lupa dukung Fia dengan vote dan follow akun ini 🤗
Yuk berinteraksi sama Fia di kolom komentar, xixi. Jangan lupa juga untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙌
Follow instagram @rubanabe dan share pengalaman kalian baca cerita ini 😚😍
Jangan lupa tag @rubanabe.
Selamat Membaca! Sampai jumpa!DAPET SALAM DARI SELA YANG SUKA DANDAN YAK, CHECK MULMED!
🐣🐣🐣
Kantin kali ini dapat di katakan ramai, bukan sih. Emm lebih tepatnya sangat ramai, malah bisa dibilang ricuh.Salah satunya kericuhan yang terjadi ada di meja ujung kantin. Bahkan sebagian pengunjung kantin meluangkan waktu untuk memperhatikan perdebatan yang ada.
"Gue udah bilang kan, kalo nanti Clara itu pulang sama gue!"
"Dia mau belajar sama gue, jadi dia pulang sama gue."
"Gue sepupunya! Siapa lo, hah?!"
Arfa berdecak tidak suka. "Gue guru privatnya!" balasnya tak kalah sengit.
Tara berdiri dan menunjuk Arfa dengan telunjuknya. "Sepupu lebih penting dari pada guru privat!"
"Gue lebih penting dari pada lo yang gak bisa bantu dia!" Arfa ikut berdiri seraya menunjuk wajah Clara.
Mereka berdua, Arfa dan Tara tak ada henti-hentinya memperebutkan untuk siapa yang berhak mengantar Clara pulang.
Clara yang merasa di perebutkan sontak menjadi malu-malu minta tampol.
Merasa spesial karena di perebutkan oleh kedua cowok tampan. Awwww.
Clara berdiri membuat kedua mata yang tengah berdebat itu menatapnya. Tapi detik kemudian mereka kembali berdebat.
"Gue yang anterin dia pulang!"
"Gue yang pulang bareng dia!"
Clara semakin malu-malu minta tebas sekarang. Ia hendak mengeluarkan suara tapi kedua cowok di depannya ini kembali menuntut jawaban dengan sorot mata masing-masing.
"Mau pulang sama siapa lo?!" tanya Arfa dan Tara bersamaan, hal tersebut membuat keduanya kembali menatap dengan tajam.
Clara tersenyum malu lalu memukul udara di depannya dengan centil. "Anu, ehmm jangan gini gara-gara Clara."
"Clara bisa pulang sendiri kok." Clara tersenyum malu-malu. "Melihat kalian bertengkar rebutin Clara jadi..."
Arfa dan Tara menatap Clara yang tengah berbicara sok imut itu. "Buat Clara bingung..." kemudian Clara menatap kedua cowok di depannya dengan menaik turunkan bahu ditemani kerjapan mata lucu.
"Oke!" Arfa berseru setelah mendapati tingkah Clara, "Kalo gitu lo aja yang anterin dia pulang."
Tara mengalihkan tatapannya dari Clara ke Arfa. "Nggak! Lo aja yang anterin Clara pulang!" lemparnya.
Clara melongo, dia memandangi Arfa dan Tara yang kembali berdebat. Tapi bedanya, sekarang dua cowok itu berdebat saling melempar hak untuk mengantar kepulangan Clara.
Clara ingin menyela tapi tidak ada kesempatan.
"Nggak! Lo sepupunya, jadi harus anterin dia."
"Nggak! Lo guru privatnya jadi lo yang anterin dia."
"Lo sepupunya kan? Jadi lo harus tanggungjawab."
"Lo juga punya bagian buat tanggungjawab! Lo kan tutor sebayanya Ara." balas Tara tak mau kalah.
Arfa menggeram. "Seorang sepepu harus melindungi sepupunya!"
"Seorang guru perlu melindungi muridnya!"
SKAKMAT!
Arfa terdiam sebentar, lalu kembali bersuara.
"Udalah! Anter aja pulang, lo kan sepupunya, tinggal bareng juga!"
Beberapa kali Clara menatap Arfa dan Tara bengantian, berusaha melerai namun selalu terpotong dengan perdebatan sengit keduanya.
Pada akhirnya Clara menyerah. Cewek itu menatap bergantian teman-temannya. Hasan, Sela, Gea, dan Fino cekikikan menertawai nasib Clara.
KAMPRET!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Teen FictionAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...