TARA GAGAL PDKT

11.3K 576 24
                                    

HALO! Jangan lupa dukung Fia dengan vote dan follow akun ini 🤗

Yuk berinteraksi sama Fia di kolom komentar, xixi. Jangan lupa juga untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙌

Follow instagram @rubanabe dan share pengalaman kalian baca cerita ini 😚😍

Jangan lupa tag @rubanabe.
Selamat Membaca! Sampai jumpa!

🐣🐣🐣

Baru saja hendak mengucap salam sebuah teriakan nyaring menghunus telinga, menyambut kedatangan Clara.

"YA ALLAH, RA!"

Tara langsung menghampiri Clara yang tengah di bopong oleh Mona dan Sela. Cowok itu menatap kaki Clara sambil geleng-geleng kepala.

"Ck, lagi?!" heran Tara, sering melihat balutan tensocrap di kaki Clara. "Lama-lama kaki lo patah kalo di sakitin mulu!" celetuknya.

Clara mendengus kesal melihat Tara tidak segera menolongnya dan malah memberi respon menyebalkan.

"Jangan sampe!!! Jahat banget doain Clara patah kakinya!" protes Clara.

"Abis ya! Kenapa yang cidera selalu itu kaki! Gak mau apa cari lokasi lainnya? Di siku kek, di tangan--" Tara menggantungkan ucapannya ketika sebuah ingatan melintas. "Ehhh kemaren kan udah kena semua ya... Lupa gue." lanjutnya.

Dengan wajah geram Clara berseru, "Makannya berhenti manggil nama aku Lara! Tau kan! Lara itu artinya sakit, kalo Tara dan yang lainnya terus panggil aku 'Lara', ya jadi begini!"

Kepala Tara mengangguk-angguk setuju. "Bener juga ya. Oke mulai sekarang gue panggilnya Ara! Dan lo pade juga panggilnya jangan Lara lagi ye!"

Sela, Hasan, Fino, dan Gea mengangguk patuh. Tara menatap Mona yang tengah mengalihkan pandangannya dan mengetuk-ngetukkan kakinya di lantai.

"Ini siape?" Merasa di bicarakan Mona beralih menatap Tara datar.

"Mona," jawab Mona.

Di tempatnya tatapan binar berbaur kagum Tara hadiahkan pada Mona yang cuek-cuek minta di pacarin. Auhhh melihat cewek seperti Mona membuat Tara ingin mendekati atau mungkin bisa langsung dijadikan pacar. Tara menoleh ke arah Clara, minta penjelasan.

"Temen baru Clara, no gebet! No baper-baperin dia! Dan no deketin dia!"

Mona mendengar Clara mengakuinya sebagai teman langsung tersenyum tipis. Hal tersebut tak luput dari pandangan Tara yang terkesima.

Pemuda itu begitu mengagumi sosok Mona yang tiba-tiba menarik perhatiannya. Bayangkan,  hanya tersenyum tipis, garis bawahi tipissudah semanis itu bagaimana jika tersenyum manis?

"Jomblo nggak?"

Senyum Mona luntur begitu saja mendengar pertanyaan dari Tara. Cewek itu menatap Tara dengan malas.

"Nanya gue lo?"

"Iya lah!" jawab Tara dengan sorot memuja.

Mona yang tiba-tiba mendengar bisikan Clara langsung menatap Tara dengan tatapan kaget. Dia reflek menggeleng kuat-kuat.

"Udah punya pacar! Dua malahan!" seru Mona menatap Tara dengan kesan tak percaya.

"Udah ayo anterin Clara ke kamar! Jangan urusin Tara," sahut Clara. Mona dan Sela kembali membantu Tara berjalan menuju kamar di lantai atas.

Hasan, Fino, dan Gea pamit untuk pulang meninggalkan Sela yang ingin menginap di rumah Clara serta Mona yang tinggal beberapa waktu untuk membantu Clara dan Sela.

ARCLA (Monochrome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang