TERIMA KASIH YANG SUDAH KASIH SEMANGAT FIA BUAT UPLOAD ARCLA TERUSS...
HAPPY READING DAN JANGAN LUPA VOMENT.
Sebelum keluar dari mobil, Clara melepas safety belt seraya menoleh menatap Arfa.
"Ayo masuk dulu," ucapnya berniat basa-basi.
Arfa menoleh lalu menggeleng.
"Nanti Clara buatin yang anget-anget. Ini masih hujan lebat. Ayo mampir dulu."
Arfa berdecak malas "Gue capek. Udah sekarang lo turun, jangan banyak bacot!"
Clara memasang puppy eyesnya. "Kalo gitu lima menittttt ajaa. Cuman lima menit. Mampir sebentar..."
Kenapa jadi mohon-mohon gini sih?!
Arfa menghembuskan napas pasrah. "Oke." putusnya lalu mereka berdua masuk ke dalam rumah dengan satu payung demi melindungi tubuhnya dari hujan.
Tok! tok! tok!
Clara mengetuk pintu dan saat pintu terbuka nampaklah Sela yang berkacak pingang. "Berani-beraninya yaa, nyuruh gue ambil kue tart pesenan lo di hujan lebat begini! Ini tuh acara lo, ja--"
Ucapan Sela terhenti ketika melihat Arfa yang tiba-tiba berdiri di samping Clara. Clara menoleh ke samping, dan kembali menoleh ke Sela kemudian ia membenahi mulut Sela agar kembali tertutup.
Sela mengerjap. "Kok ada--" Clara langsung memotong ucapan Sela dan menarik tangan Arfa setelah itu membawanya masuk. "Nanti Lara jelasin."
Sela masih dengan telunjukknya menunjuk tempat Arfa berdiri tadi, tubuhnya bergeser saat Clara mengesernya agar dapat masuk ke dalam rumah tadi.
Saat berada di sofa ruang tengah terdengar senda gurau alias perdebatan Gea dan Fino yang tak kunjung selesai mendadak membisu. Bukan karena salah satu dari mereka ada yang menang, melainkan munculnya keberadaan Arfa.
"WOI! ngelamun bae lo pade!" seru Clara.
Semua terkesiap lalu suasana mendadak canggung hingga Sela datang lalu mengkode Fino agar mencairkan suasana. Namun sepertinya Fino masih speechless.
Disisi lain Arfa pun tak tau harus bersikap bagaimana pada teman-teman Clara. Jadi ia hanya menatapi mereka satu persatu. Dengan wajah datar, sedatar dada Clara.
Husss. Ngaco nih author!
"Ehhh.. Sini kak duduk sini." Fino menepuk sofa agar Arfa bisa duduk. Arfa menoleh ke arah Clara dan yang di toleh mengangguk dan akhirnya Arfa berjalan lalu duduk ditengah Fino dan Hasan.
"Lara ganti baju dulu, ya! Kalo papa dateng ulur waktu pokoknya! Lara mau dandan."
Dan semua mengangguk. Kecuali Arfa, tentu saja karena ia tidak tau akan ada acara apa disini.
Di tangga terakhir menuju atas Clara berhenti lalu menoleh ke arah sofa. Disana mereka diam saja tak ada gurauan dan perdebatan membuat Clara langsung memekik.
"Arfa katanya Gea suka kamu, kata Fino kamu kasar dan jahat, kata Sela kamu senewen dan kata Hasan kamu ganteng."
Semua menoleh ke arah Arfa sambil mendelik kemudian mengarahkan mata kepada Clara yang terkikik di tengah tangga. Seakan satu pemikiran keempatnya bersamaan melakukan gerakan seakan mengorok leher. Clara langsung berlari ke kamarnya.
Astaga! Suasana mendadak sangat awkward semenjak Clara pergi!
Mereka semua saling lirik. Bahkan Hasan yang diandalkan keberaniannya langsung membuang tatapannya ketika bertemu dengan Fino, Gea maupun Sela.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Novela JuvenilAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...