Sudah dua minggu Clara menghabiskan waktunya di tanah kelahiran ibu Tara. Kali ini, Clara akan mencoba berbicara pada kakek Tara mengenai rencananya.
Clara berjalan, menyusuri jalanan yang ramai dengan pejalan kaki. Namun, pandangannya tertuju pada seorang lelaki yang baru saja melewatinya. Clara membatin, sepertinya dia mengenal lelaki tersebut tapi siapa?
Lampu hijau untuk pejalan kaki sudah berakhir, maka Clara berlari menyebrang dengan tergesa-gesa. Pikirannya masih terfokus pada lelaki tadi, mungkinkah itu?
Tidak mungkin! Bagaimana bisa itu lelaki yang di pikirkannya selama ini!
Clara meneruskan perjalanannya menuju sebuah toko kue, niatnya kesitu hanya satu. Membelikan Leon dan Bryan yang merengek-rengek padanya minta di belikan chocolate cake dan cheese cake.
Sampai di toko tersebut, pintu yang dibuka Clara menimbulkan bunyi lonceng yang sengaja di pasang oleh pemilik tokoh guna mengetahui bahwa ada pelangan.
"Good afternoon, Welcome to Fyiesya Cake Store. How may I help you?"
Clara tersenyum. "Good afternoon, I'm looking for cheese cake and chocolate cake. Do have some samples?"
Penjaga toko itu tersenyum dan mengangguk. "Yes, follow me, please."
Clara berjalan mengikuti penjaga toko tersebut hingga sampailah pada etalase yang menampilkan kue-kue yang begitu mengoda lidah.
Sambil mempersilahkan. "Here we are. This is our samples. You can try it if you like." ujar penjaga kue tersebut.
"Thanks. I'll try it."
Setelah mencoba sample kue di piring kecil yang di sediakan toko tersebut, mata Clara membelalak kagum. Rasa kuenya, wahhh benar-benar enak! Bahkan, dia itu tidak terlalu suka dengan keju, tapi setelah mencoba cheesecake di toko kue itu membuatnya ingin menambah.
"Eeemmm... It's so yummy, isn't it?" penjaga kue itu tersenyum manis. "Thank you."
Clara melihati etalase berisikan kue-kue yang terpajang. "What is the populer?" tanyanya menoleh pada penjaga toko itu.
Tangan penjaga toko itu mengambil sebuah kue lalu menyondorkan kepada Clara. "Red Velvet is a type of cake originating from Germany. Red Velvet began to be popular as a birthday cake in Indonesia for the last few years."
Sepertinya penjaga toko kue tersebut tahu bahwa Clara adalah orang Indonesia. Maka dari itu dia menjelaskan bahwa red velvet cake sedang di gemari.
Clara mengangguk. "Alright. I'll order Cheese Cake, Chocolate cake, and Red velvet cake, please."
"Okay. Please wait a moment." Setelah kepergian penjaga toko itu, Clara langsung menunggu di kasir, karena pesanannya langsung di bawa ke kasir oleh pegawai toko kue itu, seperti biasanya.
"Good afternoon. What can I do for you?" ucap penjaga kasir pada Clara.
"Good afternoon. I will pay for my order." jawab Clara.
"How would you like to pay?"
"In cash." Setelah membayar pesanannya, kue diterima oleh Clara.
"Thank you." ucap Clara. "You're welcome. Have a great day and have a wonderful birthday party with your family." kata penjaga kasir.
Setelah berbalik, Clara terkikik geli. "Bukan ulang tahun kali, mbak. Ini kue buat para bocah, dirumah." ujarnya membenarkan kenyataan bahwa kue yang ia beli bukan untuk acara ulang tahun seperti yang di katakan mbak kasir tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Fiksi RemajaAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...