Haii gengssss...
happy reading yaaakkkk...
🐔🐔🐔
Clara berlari dengan wajah merahnya menuruni tangga dengan cepat.
Sangking cepatnya, Clara tak menyadari ada seseorang yang hendak menaiki tangga.
Clara menoleh lalu terkejut saat akan menabrak orang itu. Sesegera mungkin ia menghindar dan naasnya kakinya terkilir, tapi beruntung saja ia berpegangan pada gagang tangga, jika tidak, dapat dipastikan ia akan atraksi turun dari tangga lebih meanstream.
Karena tertutup tumpukan buku, orang itu menyembulkan kepalanya kesamping, melihat seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Clara, yang kini tengah meringis merasakan ngilu di kakinya.
Kumisnya tertarik keatas sebentar, "Kenapa kamu?." tanyanya, Clara hanya nyengir dan, "Ehh itu pak mmm... Anu.. Itu pak... Emm saya tadi..."
"Sini kamu!"
Mampus! Lindungi Clara ya Allah. Clara udah capek di hukum, masa dapet lagi sih.
Clara menghampiri pak Ujang, sambil memaksa kakinya agar terlihat normal. Sampai di depan pak Ujang, Clara belum sempat menanyakan 'kenapa pak' tapi pak Ujang telah menyela terlebih dahulu.
"Bantu saya ya... " pak Ujang sengaja mengantung kalimatnya hendak menambahkan nama Clara. Mengerti maksud pak Ujang, Clara ambil suara
"Clara pak."
Pak Ujang mengangguk "Oke. Clara bantuin saya membawa buku ini ke kelas 11 IPS 5 yaa..." katanya seraya menaruh setengah buku di tangan Clara tanpa menunggu keputusan dari Clara.
Clara pun terpaksa menerima buku itu.
Batinnya, emang dasar guru! Seenaknya saja menyuruh muridnya. Tidak tau apa! Dia kan baru selesai menjalani hukuman, ehhh kenapa malah ditambahi.
Bukannya tidak mau, Clara mau-mau saja. Hanya saja dirinya sedang lelah, serta kakinya terasa nyut-nyutan. Untuk jalan menuruni tangga saja terasa nyeri apalagi menaiki tangga kembali seraya membawa beban.
Berat. Clara tidak kuat.
"Ayo."
Clara tersentak lalu mengangguk dan berjalan mengikuti pak Ujang dengan kaki terseok-seok. Sesekali ia meringis merasakan nyeri di pergelangan kaki kirinya.
Sudah cukup! Clara tidak tahan.
Clara berhenti lalu menoleh kekanan dan kekiri guna mencari bantuan. Dan alhamdulillah! Tiba-tiba saja ada seseorang dengan kacamata bulatnya melewatinya, tak buang-buang waktu dan kesempatan Clara langsung memanggilnya.
"Psstt.. Woi cowok!"
Lelaki itu yang merasa dipanggil itu berbalik. Menoleh penuh keheranan. Bahkan alisnya sampai bertautan, lelaki itu menunjuk dirinya sendiri "Aku?"
Clara mendengus ya pastilah dia, siapa lagi coba yang ia panggil ditengah sepinya koridor ini.
"Ck, bukan! Tuh! Clara manggil cicak yang nemplok di tembok." sungutnya.
Lelaki itu manggut-manggut kemudian melanjutkan langkahnya.
Clara mendelik "Woii!!" pekiknya pelan.
"Apa lagi?"
"Clara tuh manggil kamu, bukan cicak mas! Sini bentar." lelaki itu melangkah menghampiri Clara, tangannya sontak terulur saat Clara tiba-tiba memberinya setumpuk buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Teen FictionAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...