BAPER

12.9K 651 15
                                    

NOW PLAY MULMED
YURA - BERAWAL DARI TATAP 🎶


🎋🎋🎋

Sudah lima menit Clara berusaha menyelesaikan soal yang di berikan oleh Arfa yang kini sedang asyik menatapnya seraya memasukkan snack ke dalam mulut.

Tadinya Clara bersyukur Arfa benar-benar membelikan banyak camilan untuk temannya belajar. Tapi hal itu langsung hilang begitu saja saat Arfa membuka camilan dan memakannya di depan dirinya.

Clara hendak protes tapi Arfa mengatakan,"Selesein dulu satu soal ini. Kalo udah selesai lo boleh makan semuanya, lo boleh bungkus dan bawa pulang." sontak Clara menjadi riang gembira.

Clara sudah bersiap mengerjakan soal tadi, tapi dahinya mendadak bergelombang. Soal yang di berikan Arfa seperti bukan materi yang telah di pelajari.

Dan kalian tau. Ternyata soal itu adalah soal geografi kelas 12. Dan Clara tidak sadar akan hal tersebut.

Clara mendongak menatap Arfa yang kini juga menatapnya sambil sibuk memasukkan snack ke mulutnya. Bayangkan wajah datarnya itu senantiasa memandangnya, menggoda dengan sebongkah snack di pelukan.

Bahkan parahnya Arfa menaik turunkan alisnya beberapa kali untuk mengoda Clara. Clara beralih menatap bungkus snack yang bercecer disamping Arfa. Dan ia menatap snack yang kini berada di pangkuan Arfa lalu mengikuti tangan Arfa yang keluar dari bungkus snack menuju mulutnya.

Glek.

Clara meneguk salivanya. Clara lapar sekarang. Tadi ia tidak sempat sarapan karena membela-belakan ingin berangkat dengan Tio -papanya- yang akan pergi lagi selama tiga hari untuk mengurusi cabang perusahaannya.

"Arfa."

Tidak ada jawaban hanya suara kunyahan Arfa saja yang terdengar crunchy. Clara menatap mulut Arfa yang sibuk mengunyah lalu beralih pada tenggorokan Arfa yang sedang menelan kunyahan.

Ia perhatikan lamat-lamat hingga ia terjebak dalam pesona rahang Arfa. Sungguh mengoda iman! Clara menggelengkan kepala membuat Arfa bingung dengan kelakuan Clara.

"Kenapa lo?"

Clara terpejerat lalu kembali menyibukkan diri pada soalnya. Meskipun sebenarnya Clara kini terfokus dengan makanan bukan fokus pada soal.

Arfa tersenyum smirk lalu mendekatkan bungkus snack itu di dekat hidung Clara.

Menggerakkannya sedikit demi sedikit agar bau snack membuat Clara tergoda.

Clara merasakan bau gurih dari snack itu. Tapi ia tahan! Ia tidak boleh goyah! Masih ada sekitar sepuluh bungkus lagi, ia harus membawa mereka pulang untuk disimpan di perutnya nanti.

"Gak mau lo?"

Clara mendongak lalu menggeleng. "Gak mau. Clara mau selesaikan soal ini dulu."

Alis Arfa terangkat satu. "Lo gak laper?" jawaban Clara hanya menggeleng.

"Gak lah!"

Kruyuk kruyuk.

Clara reflek memegangi perutnya yang dengan lancang mempermalukannya di hadapan Arfa. Arfa terkekeh. Sudah tau lapar masih saja berbohong, dasar Clara.

Sudahlah jika menunggu menyelesaikan soal ini pasti dirinya akan digoda terus oleh Arfa.

Ahaa!

Tiba-tiba saja Clara memiliki ide brilian untuk menipu Arfa. Clara menatap mata Arfa. Berusaha mengunci tatapannya, sedangkan Arfa yang awalnya heran kenapa Clara menatap seperti itu hanya bisa membalas dengan ikut menatap.

Hingga lama kelamaan tatapan Arfa seakan terkunci begitu saja. Manik mata Clara begitu teduh, Arfa tak bisa menebak ada apa di dalamnya. Apakah tatapan itu memiliki binar bahagia? Atau kesedihan sepertinya?

Clara perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah Arfa, ia menatap bibir Arfa membuat Arfa tanpa sadar meneguk salivanya. Apakah Clara akan menciumnya? Tapi mengapa badannya mendadak kaky seperti ini?

Mata Arfa reflek memejam saat jarak semakin menipis , hembusan napas Clara pun dapat ia rasakan menerpa wajahnya.

Swettt.

Clara berhasil mendapatkan bungkus snack di tangan Arfa dengan mulus. Sesegera ia memasukkan snack tersebut kedalam mulutnya, rasanya langsung menyeruak di dalam mulut.

Begitu gurih dan nikmat.

Arfa merasakan sautan itu tadi. Ia telah tertipu! Sialan sekali memang perempuan di depannya ini! Ia sudah terlanjur baper!

Ohhh Tuhan. Arfa malu sekali.
Clara mendongak menatap Arfa dengan cengiran lebarnya. "Maafin Clara ya Arfa. Jajannya ini biar Clara abisin... Laper banget."

Dan Arfa masih sedikit kesal. Ia mendengus keras-keras. Wajahnya merah antara marah dan malu. Clara kembali menatap Arfa.

"Kok merah mukanya? Kenapa?" tanya Clara dengan polosnya.

Arfa yang sudah kesal langsung saja mendorong kening Clara."Gara-gara lo!" setelah itu Arfa beranjak dan berlari ke kamar mandi.

Clara senantiasa menatap kepergian Arfa hingga is mengendikkan bahunya acuh. "Mungkin kebelet boker," gumamnya.

Di satu sisi Arfa sedang meruntuki kebodohannya. Ingatkan Arfa bahwa tadi ia telah terbawa perasaan dengan perlakuan Clara.

Tunggu dulu! Apa dirinya terbawa perasaan? Dirinya? Dengan siapa? Clara? Tidak mungkin!

Sekali lagi Arfa mengusap kasar wajahnya, ia membasuh muka dan kembali berkaca. Ia teringat saat Clara membungkukkan badannya, ia ingat hembusan napas Clara yang menerpa wajahnya. Ia juga ingat bau parfum stoberi Clara.

Arfa menggeleng lalu memukul kepalanya sendiri. "Udah gila ya lo?!" tanyanya bermonolog.

Lagi-lagi sekelebat peristiwa yang menyangkut Clara kembali terlintas di otak Arfa. Hingga ingin rasanya Arfa membenturkan kepalanya ke dinding.

Apakah ada yang bisa membantunya menghilangkan pikiran ini?

Arfa kembali berkaca lalu tersenyum. "Wajar kalo lo gini. Itu gara-gara lo deket-deket sama cewek gila jadi hormon lo ikutan dia!"

Dan entah sudah berapa menit Arfa di dalam kamar mandi hingga ia lelah. Sudahlah biarkan pikirannya hari ini terpenuhi dengan Clara. Hanya hari ini saja, Arfa harus bisa memaklumi hormonnya. Iya, ini semua gara-gara hormonnya.

Arfa keluar dari kamar mandi dengan rambut serta wajah yang basah, terlihat handuk kecil memeluk lehernnya guna mengusap wajah dan rambutnya agar cepat kering. Saat menatap arah Clara duduk matanya membelalak.

"BERSIHIN SAMPAH SAMPAH LO!"

Clara yang sibuk memakan semua snack terlonjak kaget. Ya! Clara telah menghabiskan tiga bungkus snack tadi. Karena takut ketahuan Clara cepat-cepat memasukan snack tersebut ke alam mulutnya.

Bahkan sangking semangatnya menghabiskan snack tersebut Clara membuka bungkusnya dengan cepat dan kasar membuat beberapa berhamburan di lantai.

🐣🐣🐣

JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT

ARCLA (Monochrome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang