SELAMAT HARI MINGGU, SEMANGAT SETRIKA DAN SIAPIN PR BUAT BESOK, SEMANGAT CUCI BAJU DAN BERESIN RUMAH JUGA KAMAR HEHE..
.
.JANGAN LUPA VOMENT.
Kali ini Clara sedang memilah dan memilih baju yang cocok untuk ia pakai sore nanti. Semua baju bersipah di lantai, di sofa, di meja, bahkan di wajah keempat temannya.
"Ini jelek." katanya lalu melempar baju tersebut ke sembarang arah.
Hasan yang hendak memprotes terpaksa mengatupkan bibirnya kembali sebab baju yang di lempar Clara menabrak wajahnya.
Begitu seterusnya, keempatnya bahkan sudah beberapa kali terhantam oleh baju yang dilempar oleh Clara. Saat mereka bersuara, selalu saja kain tersebut membungkam.
Dan baju terakhir di lemarinya terlipat rapi. Clara mengambil baju tersebut dan menempelkannya di tubuhnya. Membalikkan badan dan menatap teman-temannya.
Wajah Clara berubah menjadi sendu. "Masa Clara pake baju ini?" lirihnya.
Itu baju tidur bergambar spongebob.
"Hahahaha. Pake itu aja lo, cocok!" seru Fino sembari menghadiahkan dua ibu jarinya dengan semangat.
Dengan kesal Clara melempar wajah Fino dengan sendal rumahan yang ia kenakan "Ish! Jahat banget sih kamu!"
Merasa kesal Clara berjalan dengan menghentakkan kakinya menuju ranjang. Tanpa permisi gadis itu langsung telentang di tengah-tengah Gea dan Sela membuat keduanya terpaksa memberi ruang bagi Clara.
"Emang mau kemana, sih, lo! Pake segala milih-milih baju!" kali ini bukan Fino melainkan Gea yang membuka suara.
Clara menutup matanya dengan lengan kanannya, "Clara diajakin jalan sama kak Aldo. Katanya suruh pake baju yang bagus. Tapi Clara rasa baju Clara jelek semua."
Semua langsung mendekat ke Clara.
"Kok lo?"
Seakan mengerti maksud kebingungan mereka, Clara langsung angkat bicara. "Ini Clara gak ada apa-apa, kok. Clara cuman di traktir. Kan kalian tau motto Clara kan... Pe--"
"Perut kenyang hati senang!" seru keempatnya memotong ucapan Clara.
"Betul sekali."
***
Clara sudah sampai di depan cafe yang menjadi tempat pertemuannya dengan Aldo. Saat melihat dari kejauhan ada orang yang melambaikan tangannya, Clara langsung membalasnya. Itu karena dia Aldo.
Clara berlari kecil ke Aldo dan berdiri sejenak untuk mengatur napasnya. Clara lelah jikalau harus berlari.
"Pffttt... Ehem.. Kok baju lo kegedean gitu?" tanya Aldo melihat baju Clara yang terlewat besar.
Lihat saja lengan sekecil itu dibalut dengan baju besar, membuat ruang tersisa banyak dan tubuh mungilnya seakan tenggelam.
"Ini baju papa, tadi baju Clara nggak ada yang bagus jadi pinjem sebentar."
Dan Aldo hanya mengangga, baju Clara adalah baju papanya? Wow aneh, benar-benar aneh!
Clara duduk dan meneguk kasar salivanya saat melihat milkshake milik Aldo.
Aldo tersenyum dan langsung menyondorkan minuman yang ditatap Clara. Clara mendongak menatap Aldo.
"Minum aja." Clara menggeleng dan menolak. "Ehhh e-enggak kok kak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Teen FictionAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...