AHAAAAA!!! THANK'S FOR 1K READERS.
SENENG BANGET DEH KALO GINI MAH.
KARENA AUTHOR LAGI SWENENGGG YOK BACA VOTE DAN COMENT CERITA INI BARENG VIDEO DI ATAS.
HEPI RIDINGZZZ...
😽😽😽
:)
Sudah sepuluh menit Clara menunggu Arfa yang berjanji akan mengajarinya di taman belakang. Ralat, bukan janji, tapi terpaksa karena janji yang berhasil tercapai karena tipu muslihat si pembuat janji, yang tak lain dan tak bukan adalah Clara.
Istirahat tinggal dua puluh menit. Clara memutuskan untuk menunggu lima menit lagi, jika Arfa tidak datang maka ia yang akan mendatanginya. Ke kelas, ataupun tempat dimana Arfa berada.
Clara menggerutu karena Arfa tak kunjung datang, ia membatalkan rencana menyusul Arfa karena dilanda mager. Memutuskan menunggu Arfa, Clara duduk dibalik pohon besar, tempat singasana Arfa.
Mulai dari bermain rumput, mengejar semut dengan telunjuknya hingga bersenandung Clara lakukan untuk mengurangi rasa bosannya. Tapi karena mager dan bosan yang dengan cepat menguasainya maka ia memutuskan untuk memejamkan matanya. Pasti nanti Arfa akan membangunkannya meskipun dengan teriakan, bentakan atau yang lainnya.
Dan beberapa menit Clara larut dalam tidurnya, tidak mendengar bel masuk.
Aldo berjalan mencari keberadaan Arfa karena ada suatu hal yang harus ia sampaikan. Yuda, papanya itu menyuruh Aldo untuk mengajak adikknya pergi makan malam bersama.
Arfa sengaja tinggal dirumah neneknya entah karena apa, adiknya itu berubah ketika kejadian itu terjadi. Arfa yang dulunya ramah dan murah senyum menjadi dingin dan menyeramkan.
Arfa memutuskan mengasingkan diri, menjauhi saudara bahkan keluarganya. Alasan apa yang mendasari keputusan Arfa, Aldo tak tahu. Bahkan semuanya juga tidak tahu.
Sampailah Aldo di tempat biasnya Arfa menyendiri. Taman belakang.
Dibalik pohon.
Saat hendak memanggil nama adiknya, ucapannya melayang begitu saja ketika melihat perempuan tengah bersandar dan tertidur, terdengar dengkuran halus dari sana.
Aldo berjongkok melihat siapa yang tengah tertidur itu. Matanya membelalak ketika mendapati perempuan yang tempo hari lalu ia temui di taman, perempuan yang memberi Arsen susu nasional.
Aldo mengamati perempuan itu dengan senyum manisnya, cantik, terlihat polos dan baik. Itu yang kini bersarang di otak Aldo.
Aldo melihat name tag perempuan itu "Clara." gumamnya.
Aldo yang berjongkok mendadak terjungkal kebelakang karena tiba-tiba Clara menegakkan tubuhnya sambil masih tetap memejamkan matanya dengan menunjuk-nunjuk Aldo dengan telunjuknya.
"Heh Arfa! Jadi orang itu jangan ketus, kasar, jahat! Clara gampol baru tau rasa kan! Makannya jangan macem-macem sama Clara!"
Setelah itu Clara kembali menyender pada pohon, melanjutkan tidurnya. Sedangkan Aldo hanya bisa melongo. Ia pikir tertangkap basah karena telah menatap Clara, tapi ternyata? Clara mengingau?
Senyumnya seketika langsung merekah, gadis ini menyentil hatinya. Rasa hangat menjalar keseluruh tubuhnya. Sepertinya gadis ini sukses menarik perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Novela JuvenilAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...