SELAMAT PAGI, SEMANGAT SETIAP HARI!!!!
Jangan lupa dukung Fia dengan vote dan follow akun ini 🤗
Yuk berinteraksi sama Fia di kolom komentar, xixi. Jangan lupa juga untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙌
Follow instagram @rubanabe dan share pengalaman kalian baca cerita ini 😚😍
Jangan lupa tag @rubanabe.
Selamat Membaca! Sampai jumpa!🐣🐣🐣
"Apa yang lo lakuin ke Aneta?" tanya Arfa to the point.
Clara bingung menjawab pertanyaan tersebut, masalahnya pertanyaan itu tidak tepat sekali. Seharusnya pertanyaan itu di peruntukan pada Aneta bukan dirinya.
Seharusnya pertanyaan Arfa adalah 'Apa yang Aneta lakukan padanya?'
Melihat kebungkaman Clara membuat Arfa tersulut emosi dan memegang kasar kedua bahu Clara. Clara meringis merasakan tekanan Arfa, bahunya masih memar akibat tumpukan kursi di gudang yang beberapa hari yang lalu menghantam tubuhnya.
Clara menatap Arfa, menahan rasa sakit di bahunya. Cewek itu tidak sadar bahwa matanya mulai berkaca-kaca. Karena hal itu pula Arfa langsung menyentak kasar bahu Clara sampai Clara jatuh terduduk di tanah lembab taman.
Arfa melempar ponsel miliknya di hadapan Clara, memperlihatkan video Clara mendorong dan mencekik Aneta.
"Aku nggak seperti itu ke Aneta," bela Clara, menatap Arfa dengan yakin.
Arfa berdecih. "Punya bukti apa lo?!"
Clara memejamkan matanya kala Arfa membentaknya. "A-aku --"
"Cewek kasar! Ngaku! Lo bikin Aneta gitu kan?! Udah ada bukti lo masih mau ngelak?!" tuntut Arfa seraya berjongkok menyamakan tingginya dengan Clara dan menguncang tubuh Clara.
"Ngomong!"
Clara memejamkan matanya kala Arfa kembali membentak. Cewek itu berusaha menahan diri agar tidak ikut emosi.
"Gue salah nilai lo cewek baik-baik. Nyatanya lo licik dan jahat!" setelah berucap seperti itu Arfa memungut ponselnya dan berbalik hendak melangkah namun terhenti.
"Lo cowok bodoh!" seru Clara, tidak dapat menahan lagi.
Arfa berbalik. "Apa maksud lo?"nada bicaranya pelan, tapi terdengar menyeramkan.
Tanpa disangka, Arfa seolah melihat sisi lain Clara. Cewek itu tersenyum miring dan menatapnya dengan tatapan meremehkan.
"Lo adalah cowok pertama yang gue lihat nggak bisa makai otak dan hati secara seimbang," lirih Clara, suaranya pelan tapi berhasil merubah suasana menjadi semakin tegang.
"Cowok bodoh yang milih cewek kayak Aneta!"
Arfa melangkah lebar menghampiri Clara. Cowok itu memegang kuat lengan Clara sampai bagian syal yang mengantung tertarik.
Arfa sudah berniat melayangkan perkataannya, tetapi terhenti kala melihat luka memar samar di leher Clara. Cowok itu mengendurkan pegangannya dan berusaha menyentuh syal yang melingkar di leher Clara.
Sadar akan itu Clara langsung menampis tangan Arfa. Dia tidak ingin menunjukkan luka yang didapat setelah berurusan dengan Aneta. Clara tidak ingin Arfa mengetahuinya.
"Iya! Gue yang bikin Aneta begitu! Dan sekarang lo jauhin gue. Karena nggak ada hak lagi buat gue dan lo ketemu."
Mati-matian Clara menahan sesak, berkata seperti itu membuatnya merasakan tekanan batin yang kuat. Matanya mulai berkaca-kaca. Untuk menyembunyikan hal tersebut dari Arfa, ia berbalik, berjalan menjauhi Arfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Подростковая литератураAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...