EPILOG

22.1K 604 64
                                        

JANGAN LUPA BACA SEQUELNYA YAKKKKK!!!

***

Hiruk pikuk para tamu menghiasi rumah Clara. Para tamu undangan yang datang langsung mengisi kursi yang sudah isediakan di taman. Beberapa saudara, kerabat maupun teman Clara datang dan menyalami Tio.

Hari ini, adalah hari dimana Tio akan merelakan putri kesayangannya menjalani kehidupan baru bersama lelaki lain, itu adalah Arfa. Sudah delapan bulan setelah sesi pertunangan dulu hingga pada akhirnya Arfa meminta persetujuan pada Tio untuk meminang putrinya.

Suasana di kamar Clara benar-benar ricuh. Para perempuan di dalam sana tengah memperdebatkan sesuatu yang membuat Clara ingin menyumpal satu-satu mulut mereka. Bagaimana tidak, mereka membicarakan keburukannya dan kebaikannya saat dulu, bahkan mengungkit bagaimana keadaannya saat Arfa melamarnya. Itu kan sungguh memalukan!

"Woi! Diem lo semua!"

Semua kicauan itu langsung menguap, membungkam mulut para ciwi-ciwi yang sibuk berdebat tadi. Namun, perlu diingat sosok ibu hamil yang duduk di tengah empat perempuan berbaju kebaya putih itu sangat garang, padahal sebelum hamil dia adalah sosok perempuan yang sangat penyabar.

Perempuan itu berdiri, menatap penata rias laki-laki yang gemulai di depannya, berani-beraninya lelaki kemayu itu membentaknya dengan suara khas laki-laki yang dia keluarkan. Padahal penata rias itu tadi memakai suara kemayunya yang sok Ayu! Kenapa tiba-tiba suara aslinya muncul?!

Sambil berkacak pinggang lily berdiri menatap garang. "What happen?! Why are you yelling?!"

Nyali penata rias itu langsung menciut tak hanya karena tatapan Lily yang seakan menggunung, tapi nada bicara serta bahasa bicara Lily yang tinggi dan penata rias itu pun tak tahu artinya.

"Any problem?"

Penata rias utu menatap Clara penuh arti namun Clara malah melipat tangannya di bawah dada sambil menonton adegan yang menurutnya akan menyenangkan. Begitu pula, Sela, Gea, Aneta, dan Devi --- teman kuliah Clara---.

Lily semakin geram karena penata rias itu tak menjawab pertanyaannya.

"He often doing this?!" tanya Lily menatap Clara yang dijawab hanya dengan gendikan bahu.

Penata rias yang di sewa tante Clara itu mundur saat Lily mendekat dengan langkah perlahan serta tatapan mematikannya. Lily menunjuk penata rias tersebut dengan mendesis kesal.

"Ehhh mbak, sebentar-sebentar. Selow dulu selow, i don't no what what." kata penata rias itu dengan suara yang kembali kemayu serta sok inggrisnya.

"Shut up! Why did you go?"

Keempat wanita yang menonton adegan menyenangkan antara penata rias dan Lily itu terkikik geli saat melihat ketakutan penata riasnya sampai-sampai kakinya terlihat bergetar dan matanya mengerjap takut.

Penata rias itu terpojok karena punggungnya menempel di pintu. Lily semakin mendekat dan langsung menarik pergelangan tangan penata rias tersebut hingga saat lelaki lemah gemulai tersebut memekik Lily langsung berancang-ancang hendak menampar sehingga lelaki tersebut bungkam. Melihat itu keempat perempuan yang menonton adegan live tersebut terkejut dan berdiri, namun, lagi-lagi mereka bungkam karena tatapan Lily yang memberi tanda jangan ikut campur.

Lily memutar knop pintu dan mengeluarkan penata rias tersebut. "GO! GET AWAY FROM ME!"

Penata rias itu langsung lari terbirit-birit menuruni tangga, ibu hamil memang menyeramkan!

Lily kembali memasuki kamar Clara dengan mengelus perutnya, bibirnya tersenyum tapi saat melihat wajah tegang Clara, Aneta, Gea, Sela dan Devi enyum tersebut memudar dan Lily memasang wajah penuh tanya.

ARCLA (Monochrome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang