HUJAN-HUJAN GINI ENAKNYA MAKAN MIE KUAH DI CAMPUR TELOR, DIKASI CABE DITAMBAH SOSIS :)
EHHH ABIS MAKAN KAN PASTI MAGER TUH, PALINGAN JUGA SELONJORAN YAK DI KASUR. NAHHH DARI PADA GABUT YOKK BACA WATTPAD AJA HYAKKK.
JANGAN LUPA VOMENT REKKK
🐣🐣🐣
Clara mempercepat langkahnya begitu merasa Arfa mengejar. Clara berusaha untuk mengabaikan Arfa.
Begitu sampai di pelataran parkir, Clara terkejut karena seseorang merangkul bahunya. Clara bernapas lega begitu tau siapa yang melakukan hal tersebut.
Di tempatnya, Arfa menghentikan langkah begitu melihat Clara bersama Fino. Fino meliriknya sinis sekilas lalu beralih menatap Clara.
Oh ralat! Fino melirik sinis pada cewek disebelah Arfa.
Karena hati Fino dan Clara sudah klop maka hanya dengan satu kode saja keduanya langsung berakting tertawa, saling memukul bahu, mendorong-dorong lalu yang terakhir mereka saling merangkul bahu kembali.
Aneta menghentakkan kakinya kesal lalu memanggil Arfa.
"Arfaaa..."
Arfa menoleh.
"Pulang bareng ya?"
"Nggak ada waktu!"
Aneta melongo di tempatnya. Dia tidak lagi mengejar langkah Arfa.
🐣🐣🐣
"Ngape lo?" Clara menoleh sekilas ke arah Fino yang sibuk mengemudikan mobilnya.
"Sebel aja sama Arfa, di tempelin sama cewek tadi mau-mau aja!"
Fino tersenyum miring, "Cemburu?" godanya.
Clara langsung menatap Fino dari samping, "Cemburu?" beonya.
Clara menimang-nimang dugaan Fino dengan cermat. "Emang kalo cemburu itu gimana?" tanyanya.
"Ya kayak lo bengek! Kesel kan lo?" Clara mengangguk. "Pengen jambak cewek tadi kan lo?" lagi, Clara mengangguk menyetujui perkataan Fino.
"Bukan cuman jambak Pin, Clara tuh pengen tabok, tendang, tampol, tampar, tebas sekalian!"
"Waaw, 5T!" Fino bergidik mendengar kekesalan Clara. "Itu tandanya lo cemburu," ujarnya.
"Masa, sih?"
"Lo suka kak Arfa berarti!" simpul Fino.
"HEEEIHHH?!" Clara membelakan, dia kaget mendengar kesimpulan Fino.
Karena kaget, Fino reflek menginjak rem membuat badan keduanya terhuyung.
"Suara lo, Ra!"
🐣🐣🐣
"Hasan."
"Hmm?"
"Kayaknya Lara suka sama kak Arfa deh."
Hasan berdeham, tidak memberikan respon sesuai ekspektasi Gea.
"Kok lo biasa aja, sih?" tanya Gea.
"Udah tau gue," jawab Hasan.
BRAKKK.
"Kok lo gak ngomong?!"
"Kok kamu nggak bilang?!"
Hasan yang sibuk membaca buku langsung terjengit kaget kala mendapatkan gebrakan meja dan dua pertanyaan dari pacar dan sahabatnya itu.
"Masih dugaan sih awalnya. Tapi makin kesini kayaknya emang bener."
Tak lama kemudian Fino terlihat berlari dan masuk ke dalam cafe dengan tergopoh-gopoh, begitu sampai di meja temannya, cowok itu mematikan panggilan teleponnya dengan Gea.
"Bukan kayaknya lagi. Tapi emang iya," timpalnya lalu duduk di sebelah Gea.
"Sok tau!"
Fino mendelik ke arah Gea. "Emang gue tau, sis!"
"Buktinya apa lo?" serbot Sela sebelum kedua sepupu itu berdebat.
"Gue abis anterin Lara pulang, trus ada cewek yang nempel ke Arfa tadi. Gue lihat emang suruhan cewek itu udah nunggu Lara di depan gerbang, yaudah gue rangkul aja Lara langsung. Nahh ternyata! Arfa lagi kejar Lara sama cewek licik itu."
"Hihhh! Lagian kenapa sih tuh cewek mau gangguin Lara?!" sebal Sela.
"Kayaknya bakalan ada penganggu," tebak Hasan Gea,
"Jadi?" tanya Hasan.
"Singkirkan!" seru Fino, Gea, dan Sela bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Ficção AdolescenteAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...