HALO! Jangan lupa dukung Fia dengan vote dan follow akun ini 🤗
Yuk berinteraksi sama Fia di kolom komentar, xixi. Jangan lupa juga untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙌
Follow instagram @rubanabe dan share pengalaman kalian baca cerita ini 😚😍
Jangan lupa tag @rubanabe.
Selamat Membaca! Sampai jumpa!🐣🐣🐣
"Foul!"
Clara mendelik. "Saya nggak senggol atau dorong dia kok pak!" protesnya.
Wasit menggeleng. "Kamu melakukan pelanggaran hingga dia terjatuh.. " hendak memprotes namun wasit kembali bersuara. "Sudah jangan memprotes atau saya kenakan tim kamu technical foul."
Pertandingan dilanjutkan dengan tim Aneta yang menguasai bola. Entah sudah berapa kali, yang jelas Clara selalu one on one dengan Aneta. Melhat itu membuat Mona dan lainnya saling melempar kode untuk membantu Clara.
Clara melihat Mona yang minta di pasing, melihat itu Clara langsung beraksi. Dan berhasil! Clara berhasil melewati Aneta dengan cutting lalu menerima passing dari Mona. Tidak menunggu waktu lagi, Clara lekas menggiring bola dan berhasil mencetak poin.
Pertandingan kembali dilanjutkan. Kali ini Mona mengecoh Acel yang tadinya bertugas mendefense Gea. Hingga Acel kualahan dan jatuh terhuyung ke belakang alias ankle break. Hal tersebut mengundang riuh penonton kembali.
Aneta melihat Mona akan membantu Clara langsung mempassing bola gegabah ke arah kanan. Nahas bola tersebut di tangkis oleh Clara dan di kuasai Clara.
Clara berlari, menggiring bola secara leluasa karena lawannya sedang dalam kendali teamnya. Cewek itu saling passing dengan Mona dan Mona kembali mencetal poin. Clara dan Mona melakukan tos atas kerja sama mereka berdua yang membuahkan hasil.
Tak terasa, waktu terus berjalan dan tinggal satu menit. Backsound andalan pertandingan basket di detik-detik terakhir mulai terdengar. Perlahan suasana menjadi tegang. Para penonton terus memperhatikan Aneta yang berusaha merebut bola dari Clara.
setelah Clara berhasil melewati Aneta, dia lekas mengambil langkah lay up. Sayangnya, Aneta melakukan block secara tiba-tiba sehingga bola meleset dan Clara terhempas.
Mereka yang mendengar suara jatuh Clara ikut meringis sementara Clara menahan ringisannya. Angkle Clara terasa sangat sakit karena salah mendarat.
Wasit meniup peluit dan memberikan peringatan berupa foul terhadap Aneta. Free throw pun menjadi kesempatan di detik-detik menit terakhir pertandingan.
Mona menatap Aneta sinis. Cewek itu melihat senyum licik Aneta. Sial! Aneta sengaja melakukan hal tersebut karena tak terima kalah, dasar!
Team Clara kembali ke bangku posisi masing-masing setelah memastikan Clara baik-baik saja. Free throw dilanjutkan. Clara memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya. Cewek itu terlihat fokus dan...
"YEY! YES!" teriak para penonton dan team Clara karena Clara berhasil mendapatkan satu poin.
Clara tersenyum lega. Dia kembali memfokuskan diri dan matanya menangkap siluet Arfa. Cewek itu beradu tatap sekilas dengan Arfa dan memilih memutuskan kontak mata terlebih dahulu.
PLUNG!
"YOSH!"
"YEAH!"
PRITTTTT..
"Pertandingan selesai! TEAM SEBELAS IPS EMPAT MENJADI PEMENANGNYA!"
Sorak bahagia dan kekecewaan beradu bersamaan. Bagi mereka yang mendukung team Aneta langsung cemberut dan frustasi karena kalah, sebaliknya bagi pendukung team Clara. Mereka melompat dan berseru senang.
Clara berjalan untuk saling bersalaman dengan lawan dibantu Gea dan Mona yang membopongnya.
Saat hendak bersalaman dengan Aneta tangan Clara di anggurkan. Aneta menatap tidak suka pada Clara membuat Clara mengangkat tangannya di depan wajah Aneta.
"Terimakasih atas pertandingannya," ucap Clara.
Bukannya membalas uluran tangan Clara, Aneta malah menendang kaki Clara yang cidera. Alhasil Clara berteriak mengaduh kesakitan.
Clara hampir saja meringkuk jika Gea dan Mona tidak cepat menahan tubuhnya.
"Gila ya lo!" maki Mona pedas pada Aneta.
Aneta mendelik marah. "Apa lo?!" selorohnya.
Mona sudah punya niatan menjambak, menampar, dan mengajak Aneta bertengkar. Namun, Clara menghentikan niatnya.
Mona menoleh ke arah Clara. "Ngapain lo!" Clara menggeleng.
"Jangan berantem dong Mona, mendingan bantuin Clara ke UKS. Ini sakit banget,"pinta Clara seraya memasang wajah se-melas mungkin.
Gea mendengus, dia lekas melempar tatapan tajam pada Aneta. Cewek itu diam tapi sudah mulai merangkai berbaga macam cara dalam otaknya untuk membalas perbuatan Aneta.
Mona berdecih tapi tetap membantu Clara. Cewek itu memilih mengesampingkan emosinya dan membawa Calar ke UKS bersama bantuan Gea.
Tidak mendapatkan respon yang diinginkan membuat Aneta geram bukan main. Cewek itu menarik botol minum yang Acel -- teman satu timnya-- sodorkan dan membantingnya. Orang-orang yang masih berada di lapangan langsung menoleh menatap Aneta.
Hasan dan Sela yang baru saja akan menghampiri Clara, tetapi langkah keduanya berhenti. Sela menatap Hasan yang malah terdiam dan memandang punggung Clara.
"Kok mereka bisa akur gitu ya?" heran Sela.
Hasan menatap Sela. "Itu rencana ku," ujarnya.
Dahi Sela mengeryit. "Maksudnya?"
"Aku buat Lara bisa damai sama Mona biar rencana Aneta deketin Mona gagal. Aku tau Aneta lagi berusaha cari teman yang satu kapal, buat sakitin Lara."
"Jadi alasan kamu ikutin Clara classmeet?" tebak Sela.
Hasan mengangguk, seolah mengerti maksud Sela.
🐩🐩🐩
MASIH INGATKAH KALIAN DENGAN MONA? TEMEN SEKELAS CLARA YANG BIBIRNYA MERAH MERONA DAN MULUT YANG SERASA DI CABEIN?
NOH DI MULMED ITU SI MONA.
SEKARANG UDAH AKUR YAA, ALHAMDULILLAH.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Ficção AdolescenteAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...