SYELAMAT MALAM GEZZZ. SENGAJA UPLOAD DUA CHAPTER SOALNYA PAGI GOOD MOOD HEHE.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
FOLLOW AKUN INI DAN @rubanabe DI INSTAGRAM!
SELAMAT MEMBACA.
🐣🐣🐣
Menjadi sebuah sorotan memang sudah biasa Clara rasakan semenjak berinteraksi dengan Arfa. Namun, untuk kali ini Clara merasa risih saat seluruh pasang mata menatapnya sambil berbisik.
Bagaimana tidak menjatuhkan pandangan pada Clara?
Dimana saat ini cewek itu sedang dalam kondisi berjalan terseok-seok dengan perban tensocrap pada pergelangan kakinya. Hal yang menjadi titik pusat selanjutnya adalah dua cowok yang berjalan berdampingan dengannya. Arfa dan Tara.
Belum cukup dengan itu, empat teman Clara yang selalu mendapingi cewek itu berjalan di belakang Clara. Oke ini benar-benar menyedot seluruh perhatian orang-orang di sepanjang koridor yang Clara lewati. Ini berlebihan!
Sampailah Clara di kelasnya, ia masuk terlebih dahulu di bantu dengan Gea dan Sela. Kemudian setelahnya disusul oleh Hasan dan Fino. Bertepatan setelah keduanya, Tara hendak melangkah ke dalam kelas Clara hingga tarikan di kemeja baju belakang menghentikan langkahnya.
Tara menoleh mendapati wajah datar Arfa, Tara mendengus kasar lalu menghentakkan tangan Arfa yang bertenger di kerah kemeja belakangnya.
"Mau apa sih lo?!"
Arfa mengendikkan dagunya ke arah nama papan kelas dan Tara mengikuti arah tunjuk Arfa. "Sebelas IPS lima," jedanya. "Bukan kelas lo."
Tara menatap tidak suka pada Arfa. "Udah tau!"
Fino dan Hasan melihat kode dari Arfa yang menunjuk Tara dengan matanya. Keduanya mengangguk.
Fino dan Hasan merangkul bahu Tara membuat Tara menatap keduanya heran. "Apa lo berdua?" sengit Tara.
"Murid baru itu harus ke ruang kepala sekolah," ujar Hasan.
"Betul." timpal Fino.
Merasa urusan akan diselesaikan oleh Fino dan Hasan, Arfa melangkah menuju kelasnya. Mereka bertiga menatap kepergian Arfa.
Tara hendak berbalik tapi Hasan dan Fino terlebih dahulu kembali merangkul, menyeretnya keluar kelas untuk melangkah ke ruang kepala sekolah.
Suara ketukan pintu berhasil mengalihkan semua perhatian semua orang yang berada di kelas XII IPS 1. Pak Bondan alias kepala sekolah masuk ke dalam kelas dengan seorang cowok jakung yang berjalan masuk sambil menyimpan tangannya di saku celana.
Suara riuh cewek-cewek di kelas itu menambah suasana menjadi semakin ramai. Apalagi saat Tara menebar senyuman manis. Tetapi, setengah dari suara riuh itu adalah seruan protes para cowok-cowok yang menganggap respon sambutan Tara yang terkesan alay.
Mereka -- yang terganggu dengan kegaduhan atas kedatangan Tara-- berdecak sebal. Termasuk Arfa.
Suara ketukan spidol setelah pak Bondan keluar kelas membuat kelas kembali kondusif. Bu Banika selaku guru pengajar mata pelajaran hari itu mempersilahkan Tara untuk memperkenalkan diri pada teman-teman kelas.
"Kenalin gue Tara Arangga Hanggara. Pindahan dari tempat yang kalian gak bakalan tau kalo gue sebutin," ucapnya sambil terkekeh.
Krik krik.
Niat Tara berusaha melawak tapi gagal, sudah malu tambah malu karena mereka semua mengeryit bersamaan.
"Ehmmm... Maksud gue, gue pindahan dari luar negeri."
"Ooo."
'Kampret! Malu gue!' Runtuknya di dalam hati.
Bu Banika mempersilahkan Tara untuk duduk di sebelah Dodik yang kebetulan kosong. Namun, tiba-tiba saja Tara mengangkat telunjuknya dan mengeluarkan suara untuk bertanya pada bu Banika.
"Bu," bu Banika menoleh menatap Tara.
Tara menunjuk bangku Arfa.
"Boleh saya duduk sama Arfa?"
🐣🐣🐣
DI MULMED ADA SI GEA TUH.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
JugendliteraturAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...