Heiyaaa, gimanaaaa sejauh iniii?!
seru nggak? seru dong! hihi!selamat membaca, vote komen please :)
***
Clara sedang celingak-celinguk di taman belakang sekolah. Dia tengah mencari keberadaan Arfa.
"Arfa?" panggilnya, terus mengulang panggilan itu sebanyak lima kali.
Panggilan ke enam, terdengar deheman dari pohon besar di depannya membuat Clara reflek menatap pohon besar tersebut.
Clara mengernyit, apakah pohon besar ini yang dimaksud Fino, sosok yang bernama Arfa?
Apa ini sosok mahkluk halus yang merasuki salah satu murid pintar bernama Arfa sehingga mampu jadi terpintar seangkatan?
"Jadi, kamu yang namanya Arfa?"
Tidak ada jawaban.
Karena parno, Clara beranjak dari tempat itu. Bersamaan dengan itu Clara mendengar seseorang berteriak memanggil nama 'Arfa' sehingga Clara tidak jadi beranjak.
Cewek itu menunggu sesuatu.
Apakah orang itu ingin pesugihan dengan pohon besar seram ini? Ini Clara disarankan Fino untuk pesuguhan agar pintar?
Aduhhh kenapa jadi berprasangka buruk dan ngawur?!
"Arfa!"
Clara bersembunyi dibalik semak-semak dekat kolam ikan. Ingin mengintip laki-laki yang baru saja datang itu.
Berbicara tentang Ikan, apa kabar ikan tempo hari lalu? Apakah sehat atau ikan itu menunggu digoreng olehnya?
Bentakan dari balik pohon besar membuat Clara tersadar dan kembali ke dunianya.
"Kalo gue bilang gak! Ya gak! Tuli lo?!"
Kemudian sosok jakun dengan headphones serta novel yang sama Clara lihat tempo hari muncul.
Buru-buru Clara keluar dari persembunyian dan merentangkan kedua tangannya, menghalangi sosok jakun tersebut.
"Hayolo, mau ke mana kamu? Kabur ya?"
Jika ada backsoundnya, mungkin suara jangkrik sudah terdengar.
Arfa sudah menggepalkan tangannya, hidungnya kempas kempis serta wajahnya merah menahan marah.
"Arfa, tunggu!"
Clara menyembulkan kepalanya ke samping badan Arfa yang kekar, ia mendapati seorang lelaki tampan yang sudut bibirnya terluka?
Dan detik itu pula matanya membulat sempurna, lelaki itu tadi memanggil siapa? Arfa? Apa tidak salah dengar?
Tunggu dulu, jadi Arfa bukan pohon besar itu? Apa-apaan ini? Jadi hanya Clara seorang yang berpikiran konyol?
Ahh sialan!
Arfa jenggah, hendak melangkah tapi Clara menghalangi langkahnya kembali.
"Jadi, nama kamu Arfa?" tanya Clara.
Arfa tak memperdulikan itu, dia sibuk mengatur emosinya.
Aldo berjalan menghampiri Arfa, dengan sibuk mengusap sudut bibirnya.
Arfa sedang mode merah, tanpa babibu ia mendorong kasar bahu Clara hingga tubuhya terjungkal. Lagi-lagi Clara mendengus kasar, bampernya terasa nyut-nyutan.
Ingatkan Clara ini sudah kedua kalinya.
"WOI ARFA! BEMPER CLARA SAKIT GOBLOK!" sedetik kemudian, Clara menutup mulutnya, meruntuki ucapan terakhirnya "Clara tadi, ngomong apa ya Allah?"
"Goblok," kata seseorang menjawab pertanyaan Clara.
Clara mendelik "Hush! Ga boleh ngomong begitu, pamali!" ucapnya tanpa mendongak.
Disisi lain awalnya Aldo merasa kecewa ketika Arfa memutuskan untuk tidak menerima permintaannya.
Tapi dengan kehadiran perempuan yang kini sedang meruntuki dirinya sendiri dan sedang memukul-mukul pelan bibir mampu membuat tubuhnya tak beranjak dari tempat tersebut.
Bukannya harusnya dia mengejar Arfa bukan? Tapi lihat, sekarang Aldo malah menatap Clara yang sibuk mendumal.
Seakan menyadari sesuatu Clara mendongak dan menemukan uluran tangan, ia ikuti uluran tangan itu hingga menatap manik mata teduh lelaki di depannya.
Sejenak Aldo merasakan bahwa jantungnya tengah berdetak kencang, sedangkan Clara sudah merah pipinya.
Clara berdiri tanpa menerima uluran tangan Aldo. Kalian tahu, Clara sedang menahan ledakan dihatinya saat itu.
Clara berbalik dan selanjutnya lari terbirit-birit.
"MALU BANGET CLARA! ITU KAN MAS YANG JEDOTIN CLARA DI TOILET!"
Teriakan Clara suskes membuat Aldo menutup telinga. Ia perhatikan punggung Clara yang melesat cepat hingga hilang dibalik perempatan koridor.
Clara bukannya tersipu malu saat pandangan pertama, melainkan ia malu karena lelaki tadi sempat memergokinya di toilet laki-laki tempo hari yang lalu.
Aldo tertawa renyah, konyol sekali perempuan itu, batinnya. Tapi langkah Aldo mendadak terhenti, sepertinya ia pernah bertemu perempuan tadi.
"Itu kan cewek yang ngintipin temen gue pipis!" serunya.
-----
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA (Monochrome)
Novela JuvenilAKAN DI REVISI BERTAHAP JADI HARAP MAKLUM ATAS BEBERAPA TYPO ATAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT. MAKLUM CERITA PERDANA YANG MASIH BANYAK KEKURANGAN 🙃 ❌ WARNING! CERITA INI BANYAK PARTNYA TAPI NGGAK PANJANG-PANJANG KOK! RESIKO BACA CERITA INI KALIAN BAK...