Bel istirahat telah berbunyi, menghilangkan sejenak pikiran Devan yang telah terganggu oleh aksi Rossa.
"Van, lo mau ke kantin ga?" tanya Gino menatap lirih ke arah Devan.
"Ada apa lo? Kemaren lo sinis banget dengan gue, lo demam?" heran Devan seraya menaikkan satu alisnya.
"Yah ini orang dibaikin salah ga dibaikin apalagi, gue juga manusia ga mau cari musuh" bantah Gino menatap tatapan heran Devan.
"Woy Cowok sok pinter, mau ke kantin apa kaga sih?" amuk Lidya menunggu Gino melangkahkan kakinya menuju kantin.
"Iyain kek, kalo nggak tinggal geleng ngapa?" heran Lidya kembali duduk dan menatap Devan dengan ekspresi datar.
"Kenapa lo jadi maksa gini cewek pemales?" tanya Devan bergidik ngeri.
"Temen gue udah baik baik ngajakin lo, kalo enggak bilang enggak. Lagian kami juga lagi ngga mau cari masalah ataupun musuh, musuh dengan model kek lo tuh ga pantes buat dimasukin dalam daftar," jelas Lidya panjang lebar.
"Iya lah ga pantes dimasukin daftar musuh, pantes nya dimasukin dalam daftar idola lo" ujar Devan berbangga hati
"Daftar Fans gue" ujar Lidya seraya menyunggingkan senyumnya.
"Devan, kasih aja jawaban lo, kalo enggak jawab enggak jangan diem dikira ajang pantonim," gumam Alif seraya memberes bukunya yang masih berantakan di atas mejanya.
"Enggaklah gue mau belajar aja di Perpustakaan" jawab Devan lirih, diiringi senyuman Alif.
"Dari tadi coba" jawab Lidya seraya kembali berdiri dengan posisi bersiap untuk melangkah.
"Iya udah sana" usir Devan semena mena melihat Lidya.
"Yaudah kami ke kantin dulu Van," pamit Alif seraya memukul pundak kanan Devan.
"Lif jangan Lo pukul pundak Devan" henti Lidya dengan nada suara takut.
Devan dan Alif serentak menoleh ke arah Lidya, menaikkan salah satu alisnya seakan meminta jawaban.
"Si Devan kan bentuknya kek fosil yang baru disusun, entar retak semua tuh tulang dipukul oleh Lo" jawab Lidya cengengesan seraya melihat ke arah langit langit kelas pura pura tidak mengetahui apapun. Devan hanya menggeleng tidak percaya.
"Lo bener juga sih Lid," setuju Alif seraya terkekeh.
Alif, Gino, dan Lidya melangkahkan kaki menuju keluar kelas.
"Alif?" teriak Devan menyeru ke arah Alif. Sontak Alif, Gino, dan Lidya menoleh ke arah Devan
"Jadi kita berempat temenan?" tanya Devan penuh semangat.
Lidya dan Gino mengacungkan jempolnya dan Alif kali ini hanya mengangguk pelan lalu melangkahkan kaki ke arah Kantin.
"Lebih baik gue ke perpustakaan sebelum tuh nenek lampir udah gentayangan di kelas" gumam Devan seraya berlari kecil dengan tubuh atletisnya menuju gerbang dunia.
***
Devan telah sampai di depan pintu perpustakaan dengan ukuran yang lumayan luas, tidak jauh berbeda dari sekolah lama Devan.
Letakkan alas kaki di rak sepatu ini
Sebuah tulisan terpampang jelas di atas rak sepatu yang menjulang tinggi dan lebar dengan ukiran yang mengindahkannya. Devan segera membuka sepatunya, meletakkannya di antara jajaran sepatu yang telah berderet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]
Teen FictionHigh rank: #1 Fiksiremaja (24-6-19) Book-1 Lidya Vanessa, seorang gadis yang memiliki masa sekolah penuh dengan warna. Di setiap harinya ia jalani dengan keterlambatan, masalah, dan mencatat rekor sebagai siswi dengan masalah terbanyak di sekolah te...