81

2.3K 157 16
                                    

Lidya menatap wanita itu dalam, ia sangat geram kepada wanita yang tengah menahan dengan tangan yang berada di lehernya.

"Gue harap lo paham." Wanita itu semakin menguatkan tenaganya. Tepuk tangan bergema dan mengejutkan mereka.

Lidta langsung mendorong wanita itu untuk menjauhinya. "Gue sangat paham."

"Kalo lo gak mau ngelakuin apa yang gue minta. Gue bakal nyiksa lo secara perlahan dan bakal bunuh lo dalam genggaman gue." Sebuah video terputar di handphone yang dipegang oleh Farhan. Lidya mendekati Farhan dan Dhika.

"Hapus gak?!"

"Oh maaf. Sepertinya kalian harus tanding sekarang," kekeh Farhan berbalik arah bersamaan dengan Dhika dan Lidya. Mereka melangkah dengan lekas, final kali ini yang harus jadi pemenangnya adalah Artik.

"Kalian dateng di saat yang tepat," gumam Lidya sambil melangkah dengan mantap menuju timnya.

"Awalnya kami semua ga liat, tapi Zhiro tiba-tiba nunjuk ke arah lo dan mereka. Gue baru tau kalo mereka serendah itu," decak Dhika terkesan. Ia tersenyum dan menampilkan gigi rapinya di tiap rahang kokoh yang ia miliki, kesan humornya benar-benar tidak terlihat sama sekali.

"Enak banget ya jadi lo dikelilingi cogan mulu tiap hari," tegur seseorang dari belakang mereka diiringi batuk buatan. Lidya melihat ke arah pemilik suara tersebut.

"Lo udah ini ada kerjaan gak? Gue punya tugas buat lo. Bantu gue," ujar Lidya dengan penuh harap. Orang itu terlihat mempertimbangkan sesuatu.

"Apa yang nggak buat lo? Bakal gue lakuin." Orang itu mendengar dengan saksama tiap kalimat maupun kata yang diucapkan oleh Lidya. Ia mengangguk seakan mengerti lalu meninggalkan mereka bertiga.

***

Pertandingan telah dimulai, benar saja pada akhirnya kedua tim berkuasa ini bertemu, sama seperti kemarin dengan alasan merebut juara 1 dan 2.

Penonton setia mereka alias The~D telah berpindah posisi kembali menikmati pertandingan Voli yang dilakukan oleh pembimbing belajar mereka, begitupun Zhiro yang telah memenangkan hingga masuk ke Final melawan Bakti Nusa. Lagi-lagi, kedua tim ini bertemu di area pertandingan.

Pertandingan dimulai, mereka saling menatap terutama dari Bakti Nusa yang melemparkan tatapan tajam. Lidya membalasnya dengan senyuman, sambil bersiap dengan aba-abanya. Bola melambung tinggi, mereka tidak membiarkan bola berada di tangan lawan, terutama membiarkan mereka untuk menang.

Pertandingan semakin seru, pemain Bakti Nusa telah kewalahan mendapat serangan dan umpan balik dari Artik. Namun Lidya tidak berefek apapun, energinya bertambah berkali-kali lipat.

Ia tersenyum lagi, seakan berlari riang memijak kebahagiaan mereka. Artik menang.

Mereka bersalaman, ini hanyalah Formalitas. Tidak mungkin mereka bisa ikhlas, jika tatapan tajam tak pernah lepas terlempar.

"Lo bodoh! Lo ga sepinter yang gue kira! Gue kira lo bakal buat gue di disk, dan lo bakal menang dengan instan," desis Ketua tim Bakti Nusa.

"Gue emang bodoh karena gue ga suka hal yang instan," kekeh Lidya dengan senyum sinisnya.

Seseorang berlari dari jauh menuju mereka. "Gawat! Kalian dipanggil Bu Indah, video kalian beredar di Grup pas lo ngancem Lidya."

"Selamat membela diri, gue yakin nama lo dan temen-temen lo bakal masuk buku hitam dan mungkin juga dilempar dari SMA Bakti Nusa. Siap-siap cari sekolah lain, tapi jangan masuk ke Artik karena gue dan yang lainnya ga sudi nerima lo," timpal Caca lalu melangkahkan kaki memimpin barisan mereka dari Bakti Nusa.

Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang