Zhiro menghampiri Lidya, memperhatikannya dari atas ke bawah.
"Lo gak apa-apa?" tanya Zhiro dengan nada khawatir.
"Tenang aja, kami jaga dia baik-baik. Lagian mereka tadi ga nembus pertahanan kalian, untung aja pasukan emak-emak udah dateng," jawab Damar dengan riang, sedikit tertawa kecil menghiasi ucapannya.
"Baguslah," ujar Zhiro lega.
"Gess, ayo pulang sekarang!" komando Bobby mendapatkan anggukan anggota The~D yang lainnya. Mereka langsung bergegas ke mobil mereka, termasuk Zhiro ia langsung menarik Lidya masuk ke mobilnya lalu memacu mesin mobilnya.
"Zhir, bibir lo bedarah," ujar Lidya sambil mengelap darah di bibir Zhiro dengan tissue yang baru saja ia ambil. Seketika Lidya langsung termenung ketika mata mereka berdua bertemu.
"Lo gak apa-apa kan? Semuanya karena gue lagi," keluh Lidya lemas.
Lidya memperhatikan ke luar kaca mobil, ia terlihat sangat lemas. Zhiro menghela nafas berat.
"Gue gak apa-apa Amour," ujar Zhiro tanpa diminta, hanya sebuah harapan agar Lidya menjadi sedikit tenang.
"Ya coba lo tadi kasih aja gue ke mereka, lo gak bakal luka kek gitu. Bentar, tadi lo bilang Amour? Apaan tuh artinya?" tanya Lidya penasaran, ia benar-benar memastikan jika dia tidak salah dengar.
Zhiro langsung dilanda kebingungan. "Amour? Amour itu... Emmm.. Amour itu..."
Lidya menyipitkan matanya, ekspresinya tengah menduga apa saja yang dipikirannya. "Jangan-jangan lo ngeledek gue ya?"
"Eh, kagak. Amour itu.. Aaa iya amour itu ikan yang ada di materi simbiosis itu, yang ngikutin ikan hiu mulu," tukas Zhiro lekas, Lidya berpikir sejenak.
"Oh itu, namanya ikan Remora. Bentar, maksud lo gue mirip ikan Remora gitu?" Lidya menyipitkan matanya lagi, lalu memasang ekspresi cemberut dan lebih memilih memalingkan wajahnya. Zhiro terkekeh geli. Keheningan terjadi sesaat, Lidya masih tetap tidak menoleh ke arah Zhiro. Zhiro melirik ke arah kaca, Lidya sedang tidur terlelap.
"Udah tidur? Keknya ngantuk banget. Pasti kejadian malem tadi bener-bener buat lo lelah," gumam Zhiro lalu fokus dengan aktivitas mengemudinya.
***
Setelah lama tertidur, Lidya mulai menggosok matanya, meregangkan beberapa ototnya. Ia melihat ke arah pemuda yang masih fokus memperhatikan jalur kemudinya.
"Emangnya gue mirip ikan Remora beneran?" tanya Lidya polos.
"Kagak," balas Zhiro sambil menggelengkan kepalanya, ia tidak habis pikir jika Lidya masih ingin membahas hal tersebut. Lidya melihat sekilas ke arah arah mobil melintas, gerbang bertuliskan Air Intan telah terlihat jelas di matanya.
"Ternyata udah lama gue tidur. Lo capek gak?" tanya Lidya memperhatikan gerak gerik Zhiro yang sedang memutar stirnya. Zhiro tersenyum ke arah Lidya sambil menggeleng kepalanya pelan.
"Kalo lo capek bilang aja ke gue, entar gue yang gantiin, lo istirahat aja," ujar Lidya dengan semangat. Zhiro menaikkan satu alisnya.
"Emangnya lo bisa nyetir?" tanya Zhiro heran.
"Kagak," jawab Lidya sambil tertawa kecil. Zhiro pun ikut tertawa.
"Kalo lo yang nyetir, bisa-bisa kita istirahat berdua di rumah sakit."
Di persimpangan, satu persatu dari The~D memisahkan diri mereka, kembali ke rumah mereka masing-masing.
"Gak ke Kafe dulu?" heran Lidya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]
Teen FictionHigh rank: #1 Fiksiremaja (24-6-19) Book-1 Lidya Vanessa, seorang gadis yang memiliki masa sekolah penuh dengan warna. Di setiap harinya ia jalani dengan keterlambatan, masalah, dan mencatat rekor sebagai siswi dengan masalah terbanyak di sekolah te...