"Lo di sini?" sapa Agnes saat berhasil melewati tumpukan kayu di pintu Rooftop.
"Lo kenapa di sini?" tanya Lidya balik, setelah mendapati yang menyapa tadi ialah Agnes.
"Tuh Bagas nyariin lo," jawab Agnes enteng lalu berjalan mendekati Lidya yang sedang duduk di pinggiran menghadap belakang sekolah.
"Terus lo kasih tau gue di sini?" tanya Lidya serius.
"Ya nggak lah, kenapa lo di sini? Mikirin perasaan lo ke bagas?" tanya Agnes sembari berusaha mengambil posisi duduk yang benar di samping Lidya.
"Apaan sih lo? Gaje amat. Hati-hati entar lo nyungsep ke tanah kan gue yang repot," ujar Lidya sambil membantu Agnes untuk duduk.
"Ya nggak lah, kan ada lo" jawab Agnes enteng. Semuanya menjadi hening dalam beberapa saat.
"Lo ga masuk kelas? Jam pelajaran udah ganti," ujar Agnes mengingatkan.
"Ga, gue tenang disini. Lah lo ngapain disini kalo jam pelajaran udah ganti? Lagian jam bahasa inggris juga yang gue lewatin," balas Lidya dengan nada bicara yang menenangkan.
"Guru pada rapat semua," kekeh Agnes yang membuat Lidya menatapnya dengan wajah datar.
"Kenapa lo suruh gue buat masuk ke kelas?" tanya Lidya sambil menggeleng melihat tingkah teman SD nya yang aneh.
"Kali aja lo mau ketemu Bagas." Agnes terkekeh namun air muka Lidya menunjukkan tidak suka untuknya mengucapkan nama itu lagi.
"Kenapa? Lo ga suka gue nyebut nama dia?" tanya Agnes merasa bersalah.
"Kenapa lo masih nanya kalo lo udah tau jawabannya?" tanya Lidya ketus.
"Gue hanya bercanda Lid, lo bener ga ada rasa suka sama dia? Dia lumayan gans di sekolah ini, mana lagi lo ketemu mulu dengan dia di Voli. Kalo nasib gue sama kek lo pasti dah gue terima." Agnes cengar-cengir namun Lidya tidak menunjukkan rasa suka untuknya saat ini.
"Kalo lo di posisi gue, lo mau nerima dia?" tanya Lidya memastikan
"Ya iyalah, orang dia tuh gans," jawab Agnes enteng
"Semudah itu lo lupain Alif? Lo tau perjuangan lo ga sia-sia, Alif udah mulai suka sama lo. Lo mau lupain dia saat Bagas nembak lo?" tanya Lidya serius, tidak ada ekspresi bercanda yang ia keluarkan kali ini.
"Gue hanya bercanda, gue ga serius ngucapinnya. Alif bakal ada di hati gue, selalu," ujar Agnes mantap.
"Gue benci sama pemilik nama yang lo ucapin tadi," ujar Lidya menghela nafas.
"Alif?" tanya Agnes menduga
"Itu ga mungkin buat gue," jawab Lidya singkat
"Bagas?" duga Agnes lagi.
"Tuh orang songong banget, lo mau tau apa yang dia bilang tadi?" tanya Lidya sambil menawarkan.
"Apa?" tanya Agnes dengan antusias.
"Dia bilang hidup gue tuh bagus karena dia," kesal Lidya dengan emosi yang meledak.
"Songong banget tuh orang," respon Agnes ikut kesal.
"Seperti yang lo tau," jawab Lidya mengakhiri
"Lalu? Lo sama Bagas tuh satu Ekskul malahan satu tim, sebenci-benci lo dengan dia lo ga bisa jauh dari dia," ujar Agnes merespon.
"Gue sama dia ga bisa jauh? Siapa yang bilang? Gue udah keluar dari tim Voli sekolah ini," jawab Lidya dengan berbangga hati.
"Lo serius?" kaget Agnes gelagapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]
Teen FictionHigh rank: #1 Fiksiremaja (24-6-19) Book-1 Lidya Vanessa, seorang gadis yang memiliki masa sekolah penuh dengan warna. Di setiap harinya ia jalani dengan keterlambatan, masalah, dan mencatat rekor sebagai siswi dengan masalah terbanyak di sekolah te...