77

2.4K 152 17
                                    

Pertandingan akan segera dimulai, semuanya telah siap dengan posisi mereka. Bola berada di tangan tim Voli SMA Bakti Nusa.

"Baiklah, pertandingan akan segera dimulai. Tiga.... Dua ..."

"Tunggu!!" teriak seseorang dari kejauhan yang membuat pembawa acara belum melanjutkan perkataannya.

Semuanya melihat ke arah asal suara itu, sekaligus ternganga lalu tersorak. "Ada apa ini? Lidya kembali ke lapangan setelah dikabarkan cidera. Ini fantastis! Ini bakal jadi pertandingan yang sangat menegangkan."

Lidya sedikit berlari kecil ke arah Revi yang kini mengamatinya dan memukul pundaknya pelan. "Keluar. Gue udah membaik."

"Tapi gimana bisa? Tangan lo tadi sakit gitu? Lo juga lemes banget," heran Revi berusaha mempercayai apa yang kini dilihatnya .

"Kita ga punya waktu banyak buat tanya jawab disini. Cepet keluar!" tegas Lidya yang membuat Revi terkejut. Revi mengangguk lalu keluar dari lapangan.

Lidya segera menempati dan bersiap dalam posisinya.

"Woy! Sok jadi pahlawan lo! Keluar dari area ato gak tuh tangan lo bakal patah dengan sia-sia!" teriak seorang siswa SMA lain tepat berada tidak jauh dari The~D yang kini tengah menonton. Semuanya menatapnya malas lalu siswa tersebut tertarik ke belakang. The~D mengacungkan jempolnya begitupun dibalas oleh Lidya.

Lidya melihat ke arah teman-temannya, mereka tersenyum terkecuali Zhiro yang memalingkan pandangan dari Lidya. "Urusan ini ga sependek ini."

Tepuk tangan bertambah meriah kini, pemain inti kembali ke lapangan dengan kondisi tangan yang masih dikategorikan tidak baik. "Baiklah.. Pertandingan akan segera dimulai.. Tiga... Dua.. Satu."

Bola diservis oleh Bakti Nusa tepat mengarah ke arah Lidya. Lidya mengerti taktik yang mereka pakai untuk menjatuhkan Lidya lagi.

"Lo ga bakal bisa ngehentiin gue cuma karena ancaman dan benturan kecil lo itu," gumam Lidya kembali merapalkan kalimatnya.

Ia memusatkan matanya ke arah datangnya bola tersebut. Ia menyiapkan tangannya untuk melakukan passing, ia berhasil. Bola tersebut kembali ke daerah ia berasal, rasa sakit yang benar-benar mematikan namun ia harus memulihkannya dengan segera karena bola menuju wilayahnya lagi.

Bola tersebut lama ter-passing di atas udara. "Ini bener ga bisa dibiarin."

Lidya menyiapkan kakinya untuk melakukan lompatan. Ia melakukan Smash. Bola berada di pihaknya kini.

Pertandingan semakin sengit, tinggal dua point lagi Artik akan memenangkan pertandingan ini. Bola berada di Lidya, ia melakukan servis. Satu lagi langkah mereka akan menuju kemenangan.

Lidya mengedarkan pandangannya ke tepian lapangan, ia mengamati seseorang yang tidak asing baginya. Kondisinya melemah, sedikit kebingungannya terjawab. Ia menyervis bola itu dengan lamunan, membuatnya salah letak.

Tenaganya tidak kuat, namun kondisi tangannya semakin mencekam. Untung saja bola berhasil melambung. "Gue tadi ga salah liat."

Lidya tersadar dari lamunannya, memfokuskan pandangannya kembali ke fokus bola tersebut. Perjuangan demi perjuangan memperkuat di SMA Artik. Lidya melakukan Smash, namun dengan cepat ditangkis.

Bola memasuki wilayahnya lagi. Arishta langsung mengarahkan bola ke Caca. Caca melakukan Smash dengan sangat keras, Artik memenangkan pertandingan.

Lidya tersenyum sinis ke arah Bagas. Ia mendekatinya lalu menatapnya sinis. "Dengerin kalimat gue dengan baik-baik, kalian ga bakal bisa ngehentiin gue cuma karena ancaman dan benturan kecil dari lo itu. Itu sama sekali ga ada pengaruhnya bagi gue," ujar Lidya sinis. Ia melihat orang yang berbeda di tepi lapangan, ia segera meraihnya dan meninggalkan Bagas dan The~D.

Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang