Terik matahari tidak menyurutkan semangat gangster The~D, gangster yang dihormati di kota ini. Bermodalkan 4 mobil dan 8 motor berjalan beriringan ke arah Panti Asuhan Kasih Bunda.
Semua orang memakai jaket hitam, identitas mereka. Serasi dengan kendaraan mereka. Mereka melewati SMA Bakti Nusa. Riuh suara siswi-siswi mengencang ketika melihat siapa mereka, pusat perhatian Air Intan. Sayangnya, mereka tidak bisa melihat satu persatu wajah yang menempati mobil-mobil mewah tersebut. Lidya melirik sekilas, kaca hitam mobil tak akan membuat orang mengenalinya. Dia melihat dia, orang yang sangat ia benci, yang telah menghancurkan kepercayaannya. Pikiran tentangnya langsung ia enyahkan, ketika Zhiro juga melirik ke arah orang yang kini ia lihat.
"Siapa dia?" tanya Zhiro sambil menunjuk ke arah lelaki yang dilihat Lidya, Devan.
"Gue ga tau," jawab Lidya berbohong.
"Lo bohong! Gue tau itu, mustahil buat lo kagak tau siapa dia. Bilang sama gue siapa dia, dan gue ga suka kebohongan," tegas Zhiro. Wajahnya tetap menenangkan, namun di setiap kalimat yang ia lontarkan penuh penekanan.
"Dia..." Lidya ragu untuk menceritakan hal ini kepada sahabat barunya, dia tidak mau hal buruk terjadi pada mereka.
"Dia yang nuduh lo waktu itu, gue tau," potong Zhiro lalu melemparkan senyum sinis ke arah Devan ketika melintas di hadapannya. Andaikan kaca mobil tidak terlalu gelap, Devan bisa melihat Zhiro tersenyum sinis.
"Lo tau?"
"Jelas gue tau. Ada tatapan kebencian dari mata lo untuk dia. Kalo dia berani buat lo luka ataupun nangis, nasibnya bakal sama kek Azriel, gue yang bakal paling pertama buat bela lo," ujar Zhiro. Matanya menjadi tajam seakan bisa mengoyakkan hati Devan kali ini.
"Ga perlu Zhir, lo ga perlu bela gue, karena gue ga mau lo dan The~D kenapa-kenapa cuma karna belain gue," tolak Lidya ketika pikirannya terlintas kecemasan mereka dan luka lengan yang telah diderita Zhiro karenanya.
"Dan gue lebih ga suka itu."
***
Panti asuhan Kasih Bunda tepat berada di hadapan mereka, motor Farhan yang memimpin tak akan memberi jalan yang keliru.
"Di sini?" tanya Damar sambil melepaskan helmnya lalu turun dari motornya.
"Lo ga liat gue berhenti di mana?" gumam Farhan dengan pertanyaan Damar yang menurutnya tidak perlu dipertanyakan.
"Lo bilang apa tadi? Kecil banget." Damar beranjak menuju ke mobil Bobby lalu membicarakan sesuatu.
"Rumah lama lo? Farhan cerita sama gue waktu lo pergi, katanya lo ga diusir juga dari panti?" tanya Zhiro memastikan. Mata Lidya berputar, ingin sekali dia melupakan hari itu, hari di mana lelaki yang semula ia cintai mulai berusaha menghancurkannya perlahan.
Lidya mengangguk pelan. "Lupain aja Zhir, anggep aja hari itu ga terjadi"
"Are you sure? Kalo ga yakin gak apa-apa, kita bisa tunggu disini," tawar Zhiro sambil tetap memperhatikannya. Lidya menggeleng.
"Gue mau turun, lagian gue ga salah kan? Untuk apa gue takut?" Mata Lidya berbinar seakan tidak ada beban yang ia pikirkan, lalu membuat lelaki di sampingnya sedikit lebih tenang.
Cakra turun dari mobil Rafa lalu mengetuk kaca mobil Zhiro. "Ayo turun."
Zhiro dan Lidya langsung bergegas melepaskan seat bealt dan turun dari mobil. "Good luck," ujar Zhiro setengah berbisik ketika berjalan ke teras panti yang tampak sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]
Teen FictionHigh rank: #1 Fiksiremaja (24-6-19) Book-1 Lidya Vanessa, seorang gadis yang memiliki masa sekolah penuh dengan warna. Di setiap harinya ia jalani dengan keterlambatan, masalah, dan mencatat rekor sebagai siswi dengan masalah terbanyak di sekolah te...