Lidya membuka pintu ruko dan begitu terherannya ia melihat sebuah mobil mewah terparkir dengan tepat di depan matanya.
'Apakah dia? Oh itu hanya ilusi semata,' batin Lidya berkecamuk heran.
Apakah dia adalah dia? Orang yang membuat ia untuk pertama kali mengalami jatuh cinta dan orang yang sangat dan teramat dia benci untuk selamanya. Tidak mungkin itu dia.
"Lidya? Ayo berangkat!" seseorang membuka kaca mobil lalu melambaikan tangan padanya. Lidya memperjelas pandangannya, apakah benar yang ia lihat kini. Wajahnya sedikit tidak asing untuk Lidya, Cakra.
"Lo?" tanya Lidya memastikan namun pikirannya sangat terheran dengan kehadiran teman barunya sepagi ini.
"Bukan gue aja, ada Zhiro di belakang. Ayo kami anterin ke Pasar, lo mau belanja kan?" tawar Cakra ramah.
Lidya segera menghampiri mobil tersebut lalu tersenyum singkat. Ini adalah sebuah keberuntungan. Dia membuka pintu mobil lalu duduk masuk bersama mereka.
Benar saja, Zhiro telah berada di dalam dengan menscroll hpnya. Sekilas ia melihat ke arah Lidya. Mobil yang sama yang mengantarnya pulang kemarin.
"Kalian udah lama nungguin disini?" tanya Lidya memecah keheningan. Ini bukan dia. Tetapi apakah dia harus selalu menjadi pribadi yang diam jika dikelilingi oleh teman sebegitu tulusnya walaupun ia baru saja mengenalinya? Tentu saja tidak! Dimana penghargaan seorang Lidya terhadap teman-teman barunya?
"Enggak terlalu lama sih," jawab Cakra singkat. Zhiro menyimpan handphonenya lalu fokus dengan jalan dan sesekali melirik Lidya.
"Kenapa kalian jemput gue?" tanya Lidya penasaran.
"Enggak tau tuh, tanya sama yang punya mobil. Kenapa dia klaksonin rumah gue sepagi ini?" tukas Cakra sesekali melirik ke arah Zhiro. Zhiro hanya memandang Cakra datar, kekesalannya berkecamuk.
"Kenapa?" tanya Lidya lagi seakan Zhiro tidak mendengar ucapan Cakra.
"Gue harus jawab apa?" tanya Zhiro balik. Lidya tersenyum aneh dengan pertanyaan yang menyanggah pertanyaannya.
"Apa aja," jawab Lidya singkat.
"Yaudah jawabannya apa aja," Zhiro terkekeh. Lidya melotot tidak percaya dengan jawaban Zhiro yang men-copas jawabannya. Namun, Zhiro terkekeh.
"Tuh orang emang gitu Lid, Garing," kekeh Cakra meledek Zhiro. Zhiro tetap saja tersenyum singkat.
Mobil telah terparkir di parkiran pasar pagi hari ini.
"Kalian tunggu disini aja, soalnya di dalem jalannya agak becek," ujar Lidya mengingatkan. Lidya membuka pintu mobil.
"Siap Lid," ujar Cakra dengan nada bersemangat.
Lidya turun lalu masuk ke kerumunan para pembeli yang hendak mencari kebutuhannya. Tidak beberapa lama, seseorang menepuk pundak Lidya. Lantas Lidya menoleh ke belakangnya.
"Lo? Kenapa lo ke sini?" tanya Lidya heran. Seseorang itu adalah Zhiro, Louizhiro Zachary G. Seseorang lelaki terpandang namun dia masuk ke pasar pagi seperti ini.
"Gue pengen bantu lo. Boleh? Lagian gue ga pernah kesini, sekalian cuci mata," jelas Zhiro.
"Cuci mata? Pake air sana bukan jalan-jalan," ledek Lidya dengan alasan Zhiro.
Tak lama bagi Lidya untuk mencari bahan-bahan yang akan dibutuhkan untuk jualannya hari ini. Lidya memutuskan untuk keluar dari Pasar tersebut.
Lidya berjalan ke arah mobil yang sebelumnya ia tumpangi tentu saja ditemani oleh Zhiro, lelaki tampan yang telah membantunya. Lidya melihat ke kanan dan ke kiri tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]
Teen FictionHigh rank: #1 Fiksiremaja (24-6-19) Book-1 Lidya Vanessa, seorang gadis yang memiliki masa sekolah penuh dengan warna. Di setiap harinya ia jalani dengan keterlambatan, masalah, dan mencatat rekor sebagai siswi dengan masalah terbanyak di sekolah te...