11

4.7K 194 3
                                    

Alif memasuki kelas dengan tangannya membawa proyektor Bu Rita, sang ketua kelas dengan tubuh yang lebar.

"Kalian duduk! Bu Rita sebentar lagi masuk" komando Alif di depan kelas, semua siswa langsung terhipnotis untuk duduk di kursi mereka masing masing.

Alif berjalan ke arah kursi di sebelah tempat duduk Lidya. "Akur banget kalian" lirihan Alif membuat Lidya menoleh dengan tatapan sinis.

"Siapa yang lo maksud?" tanya Lidya heran, Devan menoleh ke arah mereka berdua.

"Lo sama Devan, sama sama megang buku, sehati." Alif terkekeh menyipitkan matanya sebelah.

"Gue sama nih cowok? No!" jawab Lidya frustasi.

"Eleh lo Lidya, baru aja bisa bilang No udah sombong. Coba lo liat hasil ulangan kemarin" sindir Devan dengan tatapan tetap fokus ke buku sejarahnya.

"Eh cowok sok Pinter! Lo jangan sok ngingetin nilai bahasa inggris gue, nyebelin lo." jawab Lidya sinis dengan memukul pundak Devan dengan Novel yang dia pegang

"Jangan mukul mukul gue, pundak gue lebih mahal daripada tuh Novel" kesal Devan.

"Jangan sok sokan lo, Novel aja lo minjem. Bukti kalo lo ga mampu beli, pundak lo aja ga bisa digadai buat beli nih Novel" kekesalan memenuhi mata Lidya, ia memilih menatap Novel itu lagi.

"Gue bukan ga mampu Lidya Vanessa, gue, Rayn Devanartha 'mampu' buat beli Novel itu" ujar Devan membalikkan tubuhnya 90 derajat.

"Alesan" jawab Lidya lirih.

"Gue ga sempat beli itu, bukan ga mampu" kesal Devan memuncak.

"Ga percaya" gumam Lidya lagi

"Argh greget gue sama lo" ujar Devan Frustasi memutar tubuhnya lagi membuat matanya menatap buku yang sedari tadi dia pegang.

Alif yang melihat dua orang aneh ini hanya terkekeh geli.

"Tawa lo, tawa aja mumpung gratis" sindir Lidya.

"Abisnya Lo sih ga sama Gino sama Devan tetap aja lo ajakin berantem" kekeh Alif mengelap air matanya yang keluar karena menahan tawa sedari tadi.

"Mana Gino? Tuh orang disuruh beli makanan oleh Bu Rita ga balik balik" ujar Lidya mencari sosok teman kecilnya.

"Tuh orangnya" jawab Alif seraya menunjuk lelaki yang masuk dengan semangat.

"Semangat banget tuh orang, kesambet apaan?" heran Lidya melihat tingkah teman kecilnya.

"Iya lah dia semangat, ga diganggu lo" sindir Devan.

"Diam lo!" tegas Lidya.

"Hey" sapa Gino saat menghampiri temannya

"Semangat banget lo, ada apa?" tanya Alif menyelidik.

"Gue abis makan kue Gratis dari Bu Indah" jawab Gino dengan cengar cengir.

"Kirain ada apa" jawab Lidya dengan ekspresi datar.

"Ya gue seneng lah, rezeki yang tidak terduga" balas Gino

"Yang penting 'Bersyukur', ya gak?". Ujar Alif meminta persetujuan temannya.

"Pasti itu" jawab Lidya dan Gino serentak.

"Sepertinya gue harus membiasakan diri" gumam Devan setelah mendengar ucapan mereka.

***

Bu Rita telah memasuki kelas 30 menit yang lalu, menjelaskan beberapa materi untuk minggu ini.

"Sesuai yang Ibu jelasin, buat tanggapan kalian dengan bahasa kalian sendiri. Dalam tugas ini, tanggapan kalian akan dipresentasikan dengan berbagai bukti yang menyertai. 1 kelompok terdiri dari 4 orang sesuai tempat duduk kalian, biar semuanya kebagian" jelas Bu Rita.

Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang