Setelah berperang dengan macetnya kota ke-enam belas rentetan mobil mewah mulai memasuki kawasan villa. Di gerbang awal terpampang nama 'Hilamovi' berukuran besar.
Azka menancap gas lebih dalam, memasuki ruas jalan yang semakin memanjang. Villa mulai berjejeran, besar dan indah, udara yang teramat segar membuat orang ingin menikmatinya sangat lama.
Lidya melihat kanan dan kirinya, dia melihat orang-orang yang ia kenal selama ia bersekolah di SMA Bakti Nusa.
"Ini bukan kelas gue aja, ini seangkatan kelas 11," gumam Lidya ketika melihat lelaki yang ia kenal.
"Oh itu siapa? Fokus banget liatinnya," ujar Zhiro ketika melihat arah fokus Lidya. Lidya menyadari jika Zhiro memperhatikannya.
"Bagas," jawab Lidya singkat. Ia berharap Zhiro tidak ingin bertanya lebih dalam, membicarakan lelaki songong seperti itu hanya membuatnya merasa kesal.
"Kan gue nanya siapa bukan namanya aja," tukas Zhiro singkat dengan sesekali memperhatikan jalannya, Mobil Azka mulai membelok masuk ke sebuah kawasan yang terlihat luas.
"Ketua tim Voli di Bakti Nusa itu aja yang bisa gue jelasin, males buat bahas orang yang ngesok kek dia," kesal Lidya.
"Dia suka sama lo?"
"Kok lo bisa tau?" Lidya terheran dengan pengetahuan Zhiro tentangnya.
"Gue gak tau, gue cuma nebak dari guratan ekspresi di wajah lo. Dan lo keliatan emang kesel dengan dia," jelas Zhiro.
"Jangan-jangan lo cenayang ya," ledek Lidya sambil menutup mulutnya dengan mata menyelidik.
"Bukan cenayang tapi tersayang," kekeh Zhiro, Ekspresi Lidya berubah drastis menjadi datar. Zhiro mengalihkan fokusnya, memasuki kawasan yang luas itu.
Villa yang mereka masuki sangatlah luas, dinding pagar tinggi menjadi pembatas, tidak ada yang bisa masuk, penjagaan yang ketat dan tatanan yang teramat terawat. Di atas pagar tersebut terukir 'Aldric Hilamovi'.
"Aldric Hilamovi?"
"Ya nama keluarga dia lah, marga."
"Jadi maksud lo nama Azka cuma 1 kata dengan disusun 4 huruf gitu, cuma Azka?"
"Ya bisa dibilang kek gitu, coba lo inget-inget nama panjang papa apaan?"
"Bentar.. Ghany Zachary Groye. Miris banget nama lo, untung aja lebih ribet. Kenapa lo ga dipanggil Louiz aja sih oleh kita? Kan Zhiro hampir sama dengan kata Zero yang artinya nol?"
"Ya gak apa-apa sih, gue suka aja. Coba lo liat angka nol, pernah gak garisnya mutus? Atau gak hilang? Gak pernah kan? Nah gue pengen gitu. Gue pengen garis itu sama kek kasih sayang kalian, ga pernah terputus. Lagian itu juga nama panggilan gue, kenapa lo urus juga."
"Ya kan gue tanya ihh nyebelin lo." Lidya berdecak kesal, menyilangkan kedua tangannya lalu melihat ke tatanan taman kecil di Villa Aldric Hilamovi.
"Ya kan gue udah jawab," balas Zhiro tidak mau kalah.
"Terus gue mau tanya lagi," ujar Lidya tambah semangat ketika sesuatu terlintas di pikirannya.
"Tanya sama Google aja, gue mau nurunin barang lagian lo banyak tanya," tukas Zhiro ketika mobil di depannya telah mengambil posisi parkir.
"Emangnya di Google punya penjelasan tentang hidup lo? Yang tau lo hidup aja cuma beberapa orang," kekeh Lidya. Zhiro ikut terkekeh, ia sama sekali tidak tersinggung oleh seorang Lidya.
"Buat apa orang tau kalo gue hidup? Kan ga ada manfaatnya juga," jawab Zhiro dengan lekas lalu menghentikan mobilnya.
"Maka dari itu gue pengen nambahin penjelasan tentang lo sesuai kehidupan lo. Gue harus nanya ke narasumber yang tepat," ujar Lidya lalu melepaskan sabuk pengamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]
Novela JuvenilHigh rank: #1 Fiksiremaja (24-6-19) Book-1 Lidya Vanessa, seorang gadis yang memiliki masa sekolah penuh dengan warna. Di setiap harinya ia jalani dengan keterlambatan, masalah, dan mencatat rekor sebagai siswi dengan masalah terbanyak di sekolah te...