Devan, Alif dan Gino duduk di meja, semua mata tertuju kepada Devan.
"Ada yang aneh ga sih dengan gue?" tanya Devan heran dengan sikap orang kepadanya.
Alif dan Gino mengamati dengan cermat setiap jengkal tubuh Devan, tidak ada apa-apa.
"Ga ada" jawab Gino dan Alif serentak.
"Mungkin gue terlalu gans ya?" tanya Devan berbangga hati dengan menyunggingkan senyumnya. Alif dan Gino langsung memasang wajah datar.
"Ayo makan" respon Alif agar tidak membiarkan dirinya larut dalam ke-gajean Devan.
"Lo mau pesen apa?" tanya Alif menimpali.
"Gue mau pesen Air mineral aja 2 botol" jawab Devan.
"Ngga makan?" tanya Alif heran
"Ngga, tubuh gue udah ideal" jawab Devan menyombongkan diri lalu mengedipkan sebelah matanya tanda dia sedang bercanda.
"Lif, saran gue lo langsung pesen aja entar tingkat ke-PEDE-an nih orang malah tambah naik" tukas Gino bergidik ngeri
"Tadi lo pesen berapa minumnya?" tanya Alif lagi, ia lupa.
"Dua" jawab Devan singkat, padat, dan jelas.
"Dua? Satu buat gue ya" bujuk Alif dengan wajah memelas.
"Nggakk" jawab Devan ia menatap Alif sinis seperti dua kucing yang lagi bersaing memperebutkan 1 ikan goreng di tudung saji.
"Pelit lo, nih" ujar Alif malas lalu memberikan 2 botol air mineral pesanan Devan.
"Nih uangnya, gue cabut." Devan berdiri membawa 2 botol tersebut meninggalkan kantin.
"Kemana?" teriak Alif dan Gino serentak.
"Kelas" teriak Devan. Devan meninggalkan mereka berdua di kantin. Ia menikmati sepanjang perjalanan dari kantin ke kelasnya, hingga ia merasakan tenggorokannya terasa kering. Ia berhenti sebentar.
Devan membuka tutup botol lalu meminum 1/5 bagian air dari botol, semua orang kini sedang melihatnya. Devan selesai dengan kegiatannya kali ini, dia baru tersadar jika saat ini dia sedang menjadi pusat perhatian.
"Ada apa?" tanya Devan heran seraya mengerenyitkan dahinya.
"Eh.. Eh.. Gak apa apa kok kak" jawab mereka serentak kaku, para pengagum rahasia Devan. Mereka seperti dikomando bubar, lalu meninggalkan Devan.
Devan menggelengkan kepalanya, dia melanjutkan melangkah menuju kelasnya sambil menimang 2 botol air mineral. Dia melihat pintu, membayangkan sesuatu. "Pasti dia sedang kerja keras di dalam"
Sebuah kertas terlampir di daun pintu menampakkan bagian putih di pintu berwarna coklat. "Kertas apa itu?" tanya Devan heran.
"Lo mau kemana?" tanya Agnes menghentikan langkah Devan.
"Ke dalam" jawab Devan kaku, dia ragu untuk jujur.
"Ngapain?" tanya Agnes menyelidik, dia menyeringai.
"Ke dalam aja, emangnya salah?" jawab Devan agar Agnes tidak lagi merasa curiga kepadanya.
"Lo ga lihat itu?" tanya Agnes seraya menunjuk ke arah kertas putih yang tertancap di daun pintu. Devan membaca kalimat yang bertuliskan dengan tinta hitam di atas kertas putih "KALO SAMPE BUKA PINTU, KALIAN YANG NANGGUNG HUKUMAN GUE!"
"Jadi ada apa?" tanya Devan heran sambil menyembunyikan niatannya.
"Lo yakin mau masuk?" tanya Agnes masih menyelidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]
Teen FictionHigh rank: #1 Fiksiremaja (24-6-19) Book-1 Lidya Vanessa, seorang gadis yang memiliki masa sekolah penuh dengan warna. Di setiap harinya ia jalani dengan keterlambatan, masalah, dan mencatat rekor sebagai siswi dengan masalah terbanyak di sekolah te...