18

4K 174 0
                                    

"Lidya, Devan dari mana?" sapa Bu Indah yang sedang berdiri di depan pintu ruang BK

"Dari ngebilas ini bu" jawab Devan sambil memperlihatkan alat pel yang dibawanya.

"Baju kamu kenapa lecek gitu?" tanya Bu Indah heran.

"Oh ini tadi ga sengaja kena air bekas pel bu," jelas Devan berbohong

"Lain kali hati-hati. Oh iya Lidya setelah ibu cek, hukumanmu selesai. Devan, ibu mau nanya, jawab jujur ya" pinta Bu Indah dengan nada bicara serius.

"Tanya apa bu?" tanya Devan heran

"Tadi di kelas  Lidya piket nggak? Jawab jujur jangan bohong" pinta Bu Indah

"Dia udah piket bu, sebenarnya Rossa sama temen-temennya yang nggak piket dan mereka juga yang sengaja ngotorin kelas" jelas Devan dengan raut muka serius, rasanya Lidya ingin tertawa saat ini jika di hadapannya tidak ada Bu Indah.

"Bener gitu?" tanya Bu indah memastikan.

"Bener Bu" jawab Lidya tanpa diminta.

"Ibu ga nanya kamu, Lidya Vanessa" sahut Bu indah mendengar jawaban Lidya.

"Bener bu, Devan ga mungkin bohong" jawab Devan percaya diri

"Ya udah kalian masuk, sebentar lagi jam istirahat berakhir" ujar Bu Indah sembari melangkah masuk ke ruang BK. Devan dan Lidya kembali berjalan ke kelas.

"Ngomong-ngomong makasih ya" Lidya meninju kecil lengan Devan dengan tangan kirinya.

"Apa sih ninju-ninju lengan gue? Lo siapa? Emangnya gue kenal sama lo?" tanya Devan seraya menaikkan satu alisnya.

"Lo mulai lagi" lirih Lidya menatap malas ke arah Devan.

"Mulai apaan coba?" ujar Devan sambil mencubit pipi Lidya lagi.

"Lo ga punya pipi sendiri? Pipi lo masih ada kan, jadi jangan lo cubit lagi pipi gue" Lidya mendengus kesal seraya memegangi pipinya.

"Habisnya pipi lo empuk ga kayak pipi gue, lo kasih formalin ya?" tanya Devan asal-asalan sambil mencubit pipinya sendiri.

"Lo kira pipi gue mayat sampe dikasih formalin?" tanya Lidya tidak habis pikir dengan dugaan Devan yang tidak masuk akal.

"Habisnya beda sama pipi gue, apa lo alien nyasar yang jatuh dari UFO?" duga Devan lagi.

"Maksud lo?" heran Lidya dengan dugaan Devan yang melesat lepas dari mulutnya.

"Atau jangan-jangan lo terbuat dari plastisin ya?" duga Devan lagi yang membuat Lidya menatapnya frustasi

"Lo kira gue apa? Lo stres" ujar Lidya frustasi dengan berbagai dugaan Devan kali ini.

"Kan gue stres ketularan lo" jawab Devan enteng

"Terserah" tukas Lidya pasrah.

"Hehe, lo emang lucu" ujar Devan lalu mencubit pipi Lidya lagi.

"Tunggu aja, bentar lagi gue tabok juga lo" ancam Lidya, Devan yang mendengar ancaman Lidya hanya terkekeh geli.

Lidya dan Devan berjalan serentak memasuki kelasnya. "Selamat datang Cantik," goda teman sekelas Lidya yang dipropokator oleh Agnes

Lidya hanya mematung diam di ambang pintu. "Si cantik terpesona" goda Agnes lagi diiringi oleh teman sekelasnya termasuk Alif dan Gino.

Lidya menutup wajahnya dengan malu, lalu meninjak sepatu Devan dengan keras. "Aw, sakit. Emang cantik mau digimanain?" tanya Devan.

"Diem ga lo!" ancam Lidya seraya menunjuk wajah Devan.

Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang