83

2.3K 179 9
                                    

Lidya mengerjapkan matanya, ia melihat ke arah sekitarnya. Ruangan kamarnya.

"Tadi gue ada di kelas, gue inget banget tadi tidur di pundaknya Zhiro. Lah tiba-tiba gue ada disini? Tuh orang kebangetan, kenapa gue ga dibangunin aja?" kesal Lidya ketika mencoba menebak ekspresi wajahnya ketika ia diangkat.

Ia melihat sebuah kertas tergeletak di pinggir tubuhnya.

"Lo harus siap-siap. Acara penutupan dengan Formal, pake baju yang pernah gue beliin."

Lidya melihat ke arah jam, ia tersentak kaget. Sebentar lagi acara penutupan dan dia masih dengan santai berada di atas tempat tidurnya.

***

Mereka berdua berada dalam Lamborghini Veneno yang kini melaju kencang dan masuk ke dalam SMA Bakti Nusa. Benar saja, semua orang terlihat tampil dengan maksimal.

Zhiro turun dari mobilnya dan menyambut Lidya dalam genggamannya, membuat mayoritas orang merasa iri.

Lidya turun, pakaiannya sangat simple namun selaras dengan jas Zhiro yang berwarna abu-abu. Lidya memperhatikan ke sekitarnya, mereka memakai gaun yang menyapu dan membuat mereka mengangkat ujung gaunnya. Terlebih lagi ketika ia melihat Rossa dan Linita berjalan bersama dengan repotnya. "Ih. Untungnya gue ga seribet itu."

Mereka berjalan ke arah gedung serbaguna Bakti Nusa. Sekolah ini lengkap dengan bangunan yang diperlukan untuk acara formal seperti ini.

Lidya melihat ke arah teman-temannya, mereka kompak memakai seragam yang sewarna dengan mereka. Abu-abu, warna identik keluarga Groye.

"Cantik banget siswa-siswi ibu," ujar Bu Kiky ketika datang bersama Kepala Sekolah. Mereka tersenyum senang, bukan karena dipuji tetapi ketika melihat gurunya akan tersenyum bangga dengan hal yang telah mereka lakukan.

Mereka berdua pamit meninggalkan The~D dan menuju ke kerumunan para guru. Mereka duduk berdekatan.

Acara dimulai, rangkaian demi rangkian acara telah dilewati. Kini tibalah di bagian pengumuman.

Semua kemenangan diraih oleh The~D hampir 90 persen. Bu Kiky menangis terharu dan Kepala sekolah langsung tersenyum bangga.

"Baiklah kini tibalah saat pengumuman Juara umum. Juara umumnya adalah... SMA Artik."

Mereka bertepuk tangan dengan riang, mereka semua izin menaiki ke atas panggung secara bersama-sama dan izin mereka dikabulkan. Mereka hanya berjumlah 21 anggota.

Lidya mengambil micnya, dan mulai mengatakan apa yang ingin ia katakan.

"Kami sangat bersyukur karena dapat berdiri di depan para hadirin dengan menggenggam berbagai piala ini, termasuk piala atas juara umum ini. Kami ingin membuktikan kepada kalian, orang yang telah menganggap remeh SMA Artik jika kalian telah berada dalam sebuah kesalahan. Kami ga serendah apa yang kalian bilang, berkat dukungan dari orang tua, guru, dan sekolah serta tak lupa berkat sang pencipta dunia dan isinya. Jika tidak karena mereka kami bukan apa-apanya. Sekian, terima kasih."

Lidya dan yang lainnya turun dari panggung setelah menyampaikan beberapa kalimat singkat kepada audience. Tepuk tangan meriah bergema di gedung tersebut.

Bu Indah menemui Lidya yang tengah duduk menikmati acara hiburan dari band Bakti Nusa. "Lidya, ikut ibu karena ada yang mau ibu omongin sama kamu."

Lidya menatap Zhiro dan Cakra satu persatu lalu mereka mengangguk serentak. Lidya mengikuti Bu Indah melangkah. Mereka duduk di kursi yang berada hampir di sudut ruangan.

"Ibu, mau nyampein maaf dari Bakti Nusa untuk kamu. Waktu itu ibu menerima laporan dari Agnes dan Alif jika pelaku itu adalah Gino. Gino sekarang udah dipindahin ke luar kota," jelas Bu Indah kepada Lidya. Lidya mengangguk dan tetap menyimak ketika dilihatnya mulut Bu Indah terbuka lagi.

Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang