22

3.7K 153 0
                                    

"Kalian pulang bareng gue aja," ajak Devan setelah membereskan buku-bukunya.

Gino dan Alif melihat Devan dengan heran. "Ada apa ini? Kenapa lo jadi baik gini?"

"Nah gini namanya Manusia, orang baik salah apalagi jahat," gumam Devan. Alif dan Gino hanya terkekeh mendengar gumaman Devan.

"Mau ga?" tanya Devan memastikan

"Ya kita mah mau, rezeki ga jalan kaki kenapa mesti nolak?" riang Gino menunggu anggukan Alif. Alif menganggukkan kepalanya tanda setuju.

"Lo Lid?" tanya Devan sesaat memperhatikan Lidya tidak merespon tawarannya.

"Nggak," jawab Lidya datar sambil membereskan buku yang berceceran di laci meja.

"Yah, ga jadi rezeki nya," lirih Gino patah semangat.

"Kenapa lo? Tadi seneng banget diterima Tarisa sekarang cuma gara gara ga jadi naik mobil muka lo udah kek baju ga disetrika, Kusut." Lidya menatap Gino aneh seakan tidak percaya jika Gino adalah temannya.

"Ayolah Lid, kasihan tuh Gino kek orang patah hati," sindir Alif dengan mata yang mengarah ke Gino.

"Please ya Lidya," mohon Gino dengan Puppy Eyes mencoba agar Lidya luluh dengan pernyataannya. Lidya bergidik ngeri melihat mata Gino yang hampir mirip orang kesurupan.

"Yaudah iya, kali aja ini yang terakhir buat gue," jawab Lidya dengan nada malas.

"Terakhir ?" kaget Gino, Alif dan Devan serentak.

"Ya terakhir liatin mata lo yang hampir mirip orang kesurupan, lebih serem" jawab Lidya diiringi kekehannya lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan mereka bertiga di kelas.

*****

Devan, Alif dan Gino telah sampai di dekat gerbang. "Lama banget sih kalian? Ngapain aja? Luluran?" tanya Lidya dengan kesal saat datang dari pos satpam.

"Lo sih" gerutu Gino.

"Apa?" tanya Lidya sinis.

Devan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Lidya dan Gino yang mirip Tom&Jerry.

"Sepertinya lo udah terbiasa. Mana supir lo?" tanya Alif setelah menepuk pundak Devan.

"Mang Dono!" panggil Devan sedikit keras karena usia Mang Dono telah mempengaruhi pendengarannya.

"Ah iya den," jawab Mang Dono setelah menyadari yang dia jemput sekarang telah menunggunya sedari tadi.

"Mana sih sopir lo? Kalo ga jadi gue mau pulang," gerutu Lidya sambil menghalangi cahaya surya yang mengarah tepat ke arahnya.

"Itu, sabar dikit," ujar Devan seraya menunjuk ke arah seorang lelaki dengan tinggi kurang lebih 170cm dengan garis usia telah menghiasi balutan kulit tubuh tegapnya.

"Tuh sopir lo ganteng juga," kekeh Lidya setengah berbisik ke telinga Devan.

"Jangan bilang gitu," balas Devan berbisik.

"Kenapa?" tanya Lidya dengan wajah penuh tanda tanya.

"Entar gue cemburu," tukas Devan berbisik, hingga hanya Lidya yang mendengarnya. Lidya langsung memasang wajah datar dan melirik sinis.

"Eh den Devan udah lama yang nunggunya?" tanya Mang Dono berbasa-basi.

"Iya Mang, entar anterin temen Devan dulu boleh kan?" tanya Devan memastikan

Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang