63

3.1K 214 36
                                    

Lidya mendongakkan wajahnya, melihat ke arah sumber. Ia tidak mengetahui suara siapakah yang menyapanya, itu suara lelaki. Ia melihat tiga orang melangkah ke posisi tempat duduknya.

Matanya sedikit berkaca-kaca dengan air mata, memburamkan sedikit penglihatannya. Ia mengedipkan matanya berkali-kali, melihat dengan jelas. Ada Cakra, Dhika dan Farhan.

"Kenapa lo nangis?" tanya Farhan menyelidik.

"Gegara lo," jawab Lidya ketus. Ia sangatlah kesal, dalam tangis ia masih dihujani pertanyaan.

"Et dah gue ga tau apa-apa. Baru aja masuk," gerutu Farhan. Ia duduk di kursi terdekat.

"Udah-udah. Kalian keluar gih, gue lagi pengen sendirian," usir Lidya geram dengan kehadiran Farhan.

"Lo ngusir kami? Heh tukang patah Hasta, kami kesini bela-belain dateng buat lo gegara Zhiro. Kalo enggak gue bakal nikmatin masa-masa makan gue. Terus lo seenaknya aja ngusir gue?" balas Farhan sengit.

"Ih.. Gue iket juga tuh mulut lo!!" geram Lidya dengan sikap mantan kakak kelasnya yang nyebelin.

"Untung aja gue sayang, kalo ga gue bakal jual sekalian organ-organ lo terus gue buka jasa 'Patah Hasta'," tukas Farhan dengan mantap, membuat Lidya rasanya ingin benar-benar mengikat mulutnya dan menyimpulnya.

"Ihh nyebelin!!!" kesal Lidya memuncak.

"Apa lo..."

Sebuah tangan langsung membungkam mulut Farhan, membuatnya tidak bisa meneruskan kalimatnya. "Harap anda diam, karena anda telah saya tangkap."

Farhan langsung menepis tangan Dhika dari mulutnya. "Tangan lo bau gorengan!"

Fahan langsung mengelap mulutnya, dan Dhika langsung terkekeh geli. "Kan gue tadi makan gorengan, dan gue belum cuci tangan."

"Is.. Jorok amat lo jadi orang. Eh tukang patah hasta! Sini lo, gue si Monster kecoa nuntut lo," tantang Farhan tak mau kalah. Lidya mengutuk keras Farhan untuk sikapnya kali ini.

Lidya berdiri malas menghadapi Farhan dengan tingkat kesetresannya yang telah berada di fase bahaya. "Apa? Mau ngapain lo?"

"Gue mau nuntut lo terus ngehajar lo," jawab Farhan mantap dengan menyilangkan kedua tangannya. Lidya melirik malas ke arah Dhika sambil mengisyaratkan 'Kesambet apaan tuh orang?'.

"Gue yakin lo ga bakal bisa ngehajar gue, secara gue kuat gak kek lo," jawab Lidya mengikuti permainan Farhan.

Dhika dan Cakra tak habis pikir dengan tingkah Lidya yang mengikuti permainan gila Farhan. Dhika memukul pundak Farhan untuk menyadarkannya dan berkata, "Heh. Lo sadar ga sih?"

Farhan membalas pukulan Dhika seraya menyombongkan diri dengan ucapannya, "gue sadar. Coba kita liat dia bakal kuat gak dengan hajaran gue."

"Gue pasti kuat buat ngehadepin lo. Lo kira gue takut sama lo?" tukas Lidya.

"Lo yakin lo bakal kuat ngehadepin gue?" tantang Farhan semakin menjadi.

"Han, sadar dikit kek. Ketahuan Zhiro abis lo kena amuk sama dia," pesan Dhika memperingatkan.

Farhan tidak menggubris ucapan Dhika, ia mulai menyiapkan aba-aba. Ia melangkah maju beberapa langkah ke depan, membuatnya lebih dekat dengan Lidya. Ia menyunggingkan senyumnya, begitupun Lidya. Pikiran Lidya sedang kalut ia mencoba membuatnya lebih baik dengan permainan Farhan, ia tau lelaki di hadapannya sangat menyayanginya.

Dalam hatinya Farhan merasa senang. Ia berhasil mengalihkan perasaan Lidya, setidaknya dia bisa mengikuti permainannya. Ia tau, Lidya telah merasa sedih karena ia ditinggal sekolah oleh Zhiro.

Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang